Pertemuan

9.9K 257 7
                                    

#Dipaksa_Menikah_Karena_Hutang

#Part3

Ada sosok pria usianya sekitar 30 tahun dengan napas sedikit terengah-engah berdiri disana. Pria dengan kulit putih bersih, memiliki wajah yang tampan, tinggi tubuhnya mungkin sekitar 170cm.

"Assalamualaikum!" katanya mengulang kembali salamnya.

"Wa'alaikumsallam!" ucap kami bersmaan.

"Dimas, mengapa kamu kesini. Katanya lagi ada urusan? Dan kenapa kamu ngos-ngosan seperti itu?" ucap Pak Tejo.

"Silahkan masuk Juragan!" kata ayahku.
Pria itu pun masuk, dan duduk didekat Pak Tejo.

"Urusannya sudah selesai, Pa. Dimas tadi berlari karena ban mobil Dimas kempes." jawab lelaki itu.

------------------------

Ternyata pria tampan itu adalah Juragan Dimas, dan dia yang akan menjadi suamiku.
Aku pun kembali berfikir, mengapa lelaki sempurna seperti dia ingin menikah denganku?
Ada apa sebenarnya?
Takdir apa yang akan aku jalani?

"Elvi, buatkan minum untuk Juragan!" terhenyak dari lamunan, aku pun pergi kebelakang.

Kulihat mereka tengah berbincang-bincang, tapi entah apa yang mereka katakan, aku tak tahu.

"Ini tuan Teh-nya, silahkan diminum!" kataku.

"Terimakasih," ucapnya lalu tersenyum. Akupun kembali duduk disanding Ayah.

"Elvi, perkenalkan ini Juragan Dimas," ucap Ayahku memperkenalkan.

Aku hanya tersenyum.

"Bagaimana, Elvi. Apakah sudah dipikirkan?" Tanya pria itu.

Kujawab dengan Anggukan pertanda setuju.

"Tidak ada pertanyaan? Jika ada yang ingin ditanyakan, Silahkan!" katanya lagi.

"Ju—ju–juragan, kenapa ingin menikahi gadis miskin seperti saya? Bukankah Juragan bisa mendapatkan gadis yang lebih sempurna dibandingkan dengan saya?" tanyaku dengan suara terbata-bata.

Dia hanya tersenyum, dan berkata.

"Nanti kamu akan tahu dengan sendirinya," jawabnya.

Tadi disuruh bertanya, giliran sudah bertanya malah di jawab dengan teka-teki! Batinku sebal.

"Karena saya mencintai, kamu." sambungnya.

Aku pun terkejut, cinta. Bagaimana bisa dia berkata cinta, Bertemu saja baru kali ini.

"Kalau begitu saya dan Dimas pamit dulu, Pak Mukmin. masalah pernikahan kita bicarakan lagi, nanti!" ucap Pak Tejo.

Pak Tejo dan Juragan Dimas pun pamit pulang, aku dan ayah mengantarkan mereka sampai di mobil. Perlahan mobil mulai menjau dari rumahku.

*****************

Semalaman aku tidak bisa tertidur memikirkan ucapan Juragan. 'cinta' bagaimana mungkin juragan mencintai aku padahal bertemu pun baru hari ini. Cinta yang seperti apa?

Aaah ... kepalaku pusing memikirkannya.

---------------------------

Esoknya seperti biasa aku pun berangkat bekerja.

"El, temenin gue belanja yuk! Beli peralatan Toko!" ajak Bayu.

"Ayuk!" kataku.

Kami pun siap-siap untuk menutup Toko.

"Ayo, naik!" Aku pun menaiki motor milik Bayu.

Sesampainya di tempat yang kami tuju, Bayu pun memarkirkan kendaraanya di tempat parkir. Saat ingin meninggalkan parkiran aku terkejut melihat ada Juragan Dimas sedang bergandengan mesra dengan wanita.

Cinta, inikah yang dia bilang cinta?

Bersambung ....

Dipaksa Menikah Karena HutangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang