Fakta

5.5K 147 3
                                    

Keterlaluan! berani sekali dia membawa wanita itu memasuki rumahku. Dengan melangkah anggun aku mendekati mereka.

Marah? Tentu saja. Tapi menghadapi wanita murahan tidak harus dengan baku hantam!

Kuat El, kuat! Air mataku hampir saja tumpah. Wanita mana yang tidak sakit hatinya melihat lelaki yang ia cintai menggandeng wanita lain.

Terlihat Dimas sangat tidak nyaman berada didekat Angel. Terbukti, ia melepaskan tangannya berkali-kali, tapi berhasil ditarik kembali oleh wanita tersebut.

"Oh, di situ kau rupanya," ucap Angel setelah aku berhasil berada didekat mereka.

Kulirik Dimas dengan tatapan tajam. Namun, dia tidak membalas tatapanku.

"Ada perlu apa kau mencariku?" tanyaku sopan.

"Begini, karena kau sudah mengetahui hubunganku dengan Dimas. Ditambah sekarang aku sedang mengandung anaknya, aku menginginkan kau pergi dari kehidupan Dimas!" ucapnya dengan penuh percaya diri.

Ciih! Jijik aku mendengarnya. Wanita tidak tau malu! Ditambah Dimas hanya diam membisu.

Kuat El, kuat!

Aku melangkah mendekati wanita itu
Mengayunkan satu langkah kedepan, wanita itu melangkahkan kakinya kebelakang. Takut rupanya.

Aku merebut tangan suamiku dari genggamannya. Lalu menarik Dimas menjauh darinya. Wanita itupun terkejut dengan apa yang kulakukan.

Kulihat ada senyum yang tertarik dari wajah lelaki itu.


"Ck! Kau memintaku untuk meninggalkan Dimas lantaran anak yang kau kandung?" tanyaku.

"Tentu saja," jawab Angel dengan senyum yang tertarik dari bibirnya.

"Apakah kau yakin bahwa anak itu adalah anak dari suamiku? Wanita yang dengan mudahnya memberikan kehormatannya kepada lelaki, tidak menutup kemungkinan menyerahkan dirinya kepada lelaki lain!" ucapku kembali.

Kuyakini wanita itu sangat marah mendengar ucapanku. Terlihat dari raut wajahnya yang memerah. Lagi-lagi Dimas mengulum senyumnya. Lelaki aneh!

Wanita itu mendekat dan merarik sebelah tangan Dimas.

"Sayang, ajari istrimu sopan santun. Bisa-bisanya dia menuduhku seperti itu!" ucapnya manja kepada suamiku. Jijik aku mendengarnya.

Lagi-lagi Dimas tidak mengucapkan sepatah katapun.

"Sudah puas dengan jawabanku? Pergilah dari rumahku, jika tidak rambut mahalmu akan aku buat rontok!" ancamku.

Mata Angel membulat mendengar ucapanku dan mengharapkan Dimas akan membela dirinya.

Aku menarik tangan Angel menjauh dan membawanya keluar.

"Dimas!" teriaknya.

"Pergilah!" Aku segera membanting pintu lalu menguncinya.

"Lalu kau Dimas, jika kau berani mengantarkan wanita itu. Maka aku akan meninggalkanmu!" ancamku penuh emosi.

Terdengar suara Angel masih berada diluar. Dengan menggedor pintu dia terus berteriak.

Kuambil vas bunga lalu melemparkannya ke arah pintu yang tertutup.

Prank!

Beling pun berhamburan.

"Pergi jika kau tidak ingin kuhabisi!" teriakku.

Aku meninggalkan Dimas yang berdiri mematung melihat pecahan kaca vas tersebut.
Mungkin ia terkejut melihat sikapku bak macan kelaparan.

Dipaksa Menikah Karena HutangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang