Ada yang masih ingat dengan cerita Elvi dan Dimas? Setelah sekian purnama aku kembali dengan membawakan cerita lama. Semoga masih ada yang ingat ya.
******
Telah seminggu Dimas dirawat di rumah sakit. Kini, keadaanya sudah membaik dan telah di izinkan untuk kembali ke rumah. Setelah tiba, kami segera menuju ke kamar.
Saat pintu terbuka, aku sontak menutup keduaa mulutku. Kamar yang sudah dihisai taburan bunga dan terdapat foto pernikahanku dengan Dimas, dengan ukuran yang besar telah terpajang rapi di dinding tepat di atas tempat tidur.
"Kau senang?" tanyanya
Aku menganggukkan kepalaku, "Kapan kamu memikirkan hal ini, Mas? Dan siapa yang membantumu menyiapkan semua ini?"
"Kemarin, saat aku mendengar ucapan Dokter bahwa aku sudah boleh pulang. Aku langsung menghubungi sekretarisku untuk menyiapkannya untukmu," jelasnya.
Tangan kekarnya melingkar di pinggangku.
"Aku punya sesuatu untukmu!" ucapnya, ia pun memasangkan sebuah kalung yang sangat cantik di leherku.
"Happy birthday sayang!" Dengan memutar tubuhku Dimas berkata.
Dengan mata berkaca-kaca aku menghambur kedalam pelukannya.
"Terima kasih, Mas." Aku berbicara dengan suara serak.
"Hei! Mengapa kau menangis? Ini adalah hari bahagiamu, tersenyumlah!" Dimas manarik tubuhku keluar dari pelukannya. Mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi. Lalu mendaratkan sebuah kecupan hangat di keningku.
"Tunggu! Aku masih mempunyai sesuatu untukmu." Dimas berkata seraya berlari keluar untuk mengambil sesuatu.
Bahagia? Tentu saja. Setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini membuat hatiku serasa ingin mati. Namun, hari ini lelaki itu, suamiku, dia menyiapkan semua ini untukku. Aku bahagia, sangat. Terlihat Dimas datang dengan sebuah buket bunga mawar di genggamannya.
"You're my queen!" Dengan berlutut ia memberikan buket tersebut kepadaku. Lagi-lagi aku tidak bisa menyembunyikan rona bahagiaku.
"Maas!" ucapku dengan air mata. Ini bukan air mata kesedihan. Aku bahagia, sangat!
***
Duduk bersamanya di balkon, menikmati senja yang sebentar lagi akan berganti dengan cahaya rembulan. Meringkuk di dalam pelukannya menambah romansa kehangatan. Romantis, kali ini Dimas menunjukkan sisi lain dari dirinya. Lelaki yang terlihat cuek dan dingin kini bersikap hangat.
Di malam yang indah kami menghabiskan waktu berdua. Kini semua telah berubah, aku mencintainya. sangat! Aku menginginkannya, selalu. Takdir Tuhan begitu indah dengan mempertemukan aku dengannya. Kini, hati dan pikiranku hanya miliknya. Setiap hariku selalu dibuat penuh warna. Aku berharap ia akan tetap seperti ini hingga maut yang akan mengakhiri.
Tamat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Menikah Karena Hutang
RomanceElvi si wanita miskin yang diminta Ayahnya menikahi Dimas sang Juragan kaya sebagai penebus Hutang.