Mulai Terungkap

8 6 0
                                    

Keesokan harinya di dalam kelas aku yang melihat Rania masuk kedalam kelas langsung mendekatinya

"Ra..Rania"
"Kemarin kok pulang duluan sih? Kok nggak bangunin aku" ucapku sambil tertawa

Tapi seperti dugaanku Rania mengabaikan pertanyaanku dan mengabaikanku tapi aku tidak menyerah dan terus mencoba berbicara padanya

"Ngomong-ngomong. Rania mengigau..."

Aku belum menyelesaikan kata kata yang ingin ku ucapkan Rania justru menghindariku dan meninggalkanku melihat itu aku sedikit jengkel dan marah

"Kenapa kau cuma jahat kepadaku?" Tanyaku padanya

Rania menghentikan langkahnya dan menoleh kearahku lalu mendekatiku

"Aku punya dendam padamu. Jauh... Sebelum aku bertemu denganmu" ucapnya padaku dengan wajah yang terlihat serius

Mendengar ucapannya entah kenapa aku tidak ada niatan untuk membantah atau menyangkal justru aku merasa aneh kenapa aku merasa menyesal dan ingin mendapatkan maaf darinya.

"Ke...kenapa itu? Memang kau berbuat apa, manda?" Tanya Lia kepadaku yang masih terdiam dan tertegun menatap pundak Rania yang menghilang dibalik pintu

Aku tidak ingin lagi penasaran dan terus bertanya tanya soal mimpi yang sering ku alami dan entah bagaimana itu akan berhubungan dengan Rania, aku pun berlari keluar kelas dan mengejar Rania untuk mempertanyakan tentang mimpiku itu, memangnya aku berbuat apa...?

"Ah...manda" panggil Lia kepadaku yang berlari keluar kelas untuk mengejar Rania

"Lagipula...'sejak sebelum bertemu' itu maksudnya apa?"
"Rumah sakit...?" "Di..dimana"

Aku berjalan mengendap-endap sambil menempel pada dinding dan tanpa sadar aku mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci

"Eh..."

Aku terjatuh didepan pintu dan mendapati Rania dengan seorang dokter.

"Siapa?" Tanya dokter itu dengan wajahnya yang kaget

"Gawat..." Ucapku didalam hatiku bagaimana bisa aku ketahuan seperti ini memalukan sekali

"Kau...mengikuti aku ya?" Tanya Rania dengan wajah memerah marah

"Aku...aku mau pulang" Rania meninggalkan ruangan itu dan menyisahkan kami yang masih bingung dengan kejadian barusan

"Kau temannya Ran ya" dokter itu akhirnya berbicara padaku

"Ma...maaf tiba-tiba" ucapku menyesal

"Nggak apa-apa. Maaf ya dia keponakan perempuan ku" dokter menunjukan nametag yang ia pakai kepadaku sehingga aku mengerti situasinya

"Dia sering melihat mimpi buruk. Dalam mimpinya... Dia berjalan sendirian di hutan" sambung dokter itu

"Itu...apakah muncul Vivian dan Damar...?" Tanyaku penasaran

"Kau dengar dari Ran ya?" Wajah dokter itu terlihat kaget mendengar ucapan ku barusan

"Ti...tidak" jawabku gugup

Lalu dokter itu menjelaskan tentang pekerjaannya "aku juga melakukan pengobatan menggunakan hipnotis"

Aku menyimak penjelasan dokter tersebut dengan serius.

"Pertama, pasien yang mengalami beban kejiwaan akan dibuat terhipnotis. Seperti rasa gelisah atau panik, dan arahan untuk membuatnya terhipnotis bisa bermacam-macam" ucap dokter itu

Selama mendengar penjelasannya aku sama sekali tidak berbicara atau mengeluarkan suaraku aku mencoba fokus dengan apa yang dokter itu jelaskan

"Lalu setelah terhipnotis dokter akan memberikan arahan agar pasien bisa mengingat kembali masa lalunya, dari situ akan diketahui peristiwa yang menyebabkan beban kejiwaan. Lalu beban penyakit itu bisa dihilangkan" sambung dokter tersebut

Mendengar itu aku yakin bahwa yang kulihat itu mungkin bukan mimpi tapi ingatan masa lalu yang terjadi jauh sebelum aku lahir.

"Dengan kata lain penyebab trauma yang bahkan dirimu sendiri tidak ingat, bisa dibuat ingat kembali dan disembuhkan" senyum dokter tersebut kepadaku "begitupun dengan Ran waktu itu dia..."

Dokter itu menceritakan kepadaku soal pengobatan yang dijalani oleh Rania yang mengalami mimpi buruk.

"Aku.. tersesat dalam hutan"

"Hutan dimana? Kita kembali sebelum pergi ke hutan ya"
"Apa yang kau lihat? Di sekelilingmu?"

"Sawah. Rumah Vivian...sepertinya pelangi mau muncul..."

"Umurmu tahun 1989 berapa?"

"1989? Bukan. Tahun 1883"

Lalu dokter itu menghela nafas setelah bercerita "tentu saja saat itu Ran belum lahir"
"Dia juga bukan anak yang suka mengkhayal"

Aku terkejut dengan apa yang aku dengar tentang cerita ingatan Rania

"Berarti... Itu ingatan... Kehidupan sebelumnya?" Tanyaku dengan suara yang nyaris ingin berteriak

"Yah, ada juga pengobatan dari kehidupan sebelumnya" tutur dokter itu yang terkejut melihat perubahan ekspresiku.

"Jauh sebelum aku..."
"Bertemu denganmu"

Aku teringat dengan ucapan Ran hari itu dimana dia mengatakan hal yang menurutku tidak masuk akal tapi setelah mendengar cerita dokter aku paham mungkin saja aku dan Ran pernah bertemu dan memiliki masalah dimasa lalu yang tidak aku ketahui.

Dan mungkin saja masalah itu terbawa sampai kekehidupan ini.

Rainbow Color LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang