Restart

9 6 0
                                    

Aku menatap Ran dan bertanya kembali

"Ran bagaimana? Apa kau menyukaiku?"

"Suka... Tapi..." Ran terlihat bingung mau menjawab apa pertanyaanku

"Kalau gitu, tunggu sebentar, ya! Aku akan segera datang menolongmu"

Aku tersenyum lebar kearah Ran kemudian berlari menuju hutan karena pelangi terlihat setelah hujan turun tadi

"Tunggu... Jangan-jangan kau..." Ran sepertinya terkejut dan khawatir dengan apa yang akan aku lakukan sekarang

"Nona Ran. Jangan! Jangan pergi" Supir Ran menahan Ran untuk tidak menyusul ku

"Manda..." panggil Ran kepadaku

Tapi aku sama sekali tidak menoleh dan terus berjalan kearah hutan

Aku saja... Yang melewati pelanginya. Asalkan aku melewatinya. Aku bisa menjadi laki-laki.

Aku berlari dan sampai diperbatasan jalan dan jalan masuk hutan, tetapi dijalan hutan tertulis tanda bahaya. Tapi aku tidak perduli dan terus masuk lebih dalam kehutan

Permohonanku adalah.... "Semoga aku bisa selalu bersama Ran. Selamanya..."

Aku terus masuk dan tanpa sadar aku menginjak tanah licin dan tergelincir dari pijakan ku

"Ukh... Kyaaa"

Aku terjatuh dan entah kenapa aku merasa aku seperti mimpi dan kenyataan mulai bercampur karena kau melihat sosoknya di duniaku "Damar"

Damar yang saat itu sedang tersesat dalam hutan, "aku lagi-lagi dalam kondisi 'terhipnotis' lagi...?"

"Bukan... Ini kenyataan!?"

Aku merasakan rasa sakitnya dan ini nyata

"Sakit... Eh..." Aku melihat darah mengalir deras di telapak tanganku

Ga...wat.

"Kau... Nggak apa?" Damar mendekatiku dan menyentuh lukaku

"Kembalilah ke desa" aku tidak bisa berpikir lagi dan hanya ingin semua berakhir

"Maaf... Aku nggak bisa pergi memanggil bantuan" Damar seperti tuli dia sama sekali tidak memperdulikan ucapan ku

Aku pun mencoba kembali menyakinkan Damar tentang hubungannya dengan Vivian

"bawa Vivian pergi dan keluarlah dari desa! Vivian mencintaimu. Asalkan kalian bersama, kalian bisa hidup dimanapun"

Aku harus membuat Damar sadar bahwa yang terpenting itu bukan tentang kemewahan tapi tentang hidup bahagia bersama orang kau cintai dimanapun kau berada

"Kau ngomong apa..."

Aku berpikir andai Damar pulang tanpa melewati pelanginya... Ran... Ran tidak perlu diubah menjadi wanit...

"Sebenarny kau ini siapa?" Damar terlihat belum mengerti situasi saat ini dan masih ragu akan ucapanku

Aku mengambil bunga Vivian yang berada didekatku dan memberikannya kepada Damar agar Damar sadar dan kembali ke desa

Percayalah...

"Da... Manda. Manda!" Aku mendengar kembali suara yang aku rindukan

"Aku sudah mengambil ambulance" Ran terlihat sangat sayang padaku dan akupun begitu

"Ran... Tadi aku bersama Damar... Pelanginya..." Aku berbicara dengan terbata-bata

"Bodoh... Apa kau mau mati..." Aku masih mengingat wajah ini suara ini dan...

"Lho?..."

Aku... Kenapa berada dihutan seperti ini...? Lagipula... Siapa... Orang ini...? Apa yang terjadi kenapa aku merasa sangat lelah.

Apa yang barusan itu... Mimpi ya...?

Damar terbangun ditengah hutan dengan menggenggam bunga Vivian

"Karena cantik makanya dinamai Vivian"
"Percayalah..."
"Kembalilah..."

"Vivian?" Damar sadar dan mulai kembali kedunia

"Bawa Vivian pergi dan keluar dari desa. Vivian mencintaimu. Kalian bisa hidup di manapun, asalkan kalian bersama.

"Vivian..." Damar berteriak memanggil nama Vivian dari luar jendela kamar Vivian

"Damar...?" Vivian keluar begitu mendengar suara Damar

Damar meminta Vivian untuk turun, setelah Vivian turun Damar langsung memeluk erat Vivian

Seandainya tidak memohon pada pelangi. Tidak perlu diubah menjadi perempuan...

***

Sepertinya.... Aku memiliki ingatan yang sangat penting.

"Banyak legenda beredar"
"Ada yang berbunyi 'jika didekati jenis kelaminnya bisa berubah' jika dilewati permohonannya bisa terkabul"

"Permohonanku adalah..."
"Semoga bisa bertemu jodohku. Iyakan?"

Aku membayangkan tentang pelangi yanh tadi dipelajari

"A... Apa? Tentang pelangi yang tadi, ya" Maya melihat aku yang sibuk dengan pikiranku sendiri

"Hei, Manda. Jangan berkhayal saja ikut pesta perjodohan!" Lia mengajakku ikut bersama mereka

"Ditempat seperti itu jodoh yang ditakdirkan untukku nggak akan datang" aku berteriak kepada Lia yang mengajakku

Aku percaya...

"Mau ikut masuk?" Suara berat seorang pria menghentikanku

Aku percaya.

"Te... Terima kasih" ucapku gugup sendiri

Jodohku... Pasti akan muncul.

Karena benang merah yang mengikat kita masih terikat kuat dan tidak mudah putus.

<TAMAT>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainbow Color LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang