Pertemuan Pertama

13 7 0
                                    

Aku siswi kelas 3 dari SMA Yusan yaitu SMA khusus wanita namaku Syabilla Amanda dan aku berada dikelas 3-2 aku siswi SMA tahun terakhir dan impian ku saat ini adalah

"Semoga bisa bertemu dengan jodohku"
"Iyakan?"

Kedua teman baikku Ara dan Lia menatap bingung kearahku

"A...apa? Tentang Pelangi yang tadi, ya" tanya Ara

"Hei Manda! Jangan berkhayal aja, ikut dong pesta perjodohan!" Gerutu Lia sambil memberikan tasku

Aku langsung menoleh mendengar ucapan Lia "Di tempat seperti itu jodoh yang ditakdirkan untukku nggak akan datang!!" Teriakku kepada Lia

"Mati saja kau saat melewati pelangi atau apapun itu!" Tatap kesal Lia kepadaku

"Ish, jahatttt!" Teriakku kepada Lia

Terserah orang mau bilang apa, aku percaya... Jodohku pasti akan muncul.

Saat aku keluar kelas dan berniat untuk pulang kerumah setelah ditinggal oleh Ara dan Lia yang belum mau pulang dan mampir untuk mencari jodoh, sialnya aku menolak ajakan mereka yang punya payung dan menyadari bahwa saat ini hujan sangat deras dan petir saling bersahut sahutan

"Huh, hujannya deras sekali, apa boleh buat lari aja deh"

Aku yang sudah kehilangan kesabaran untuk menunggu hujan mereda berniat untuk menerabas hujan tersebut tapi saat aku berniat untuk berbasah basahan sebuah suara yang cukup berat dan lantang menghentikan langkahku dan sontak membuatku menatap kearah suara berasal

"Mau ikut masuk?"

Sebuah suara yang tidak terdengar seperti perempuan atau pun laki-laki dia berdiri dihadapanku ditutupi oleh payung yang dipegangnya sehingga wajahnya tidak terlihat

"Te...terima kasih" ucapku padanya

Setelah mengucapkan itu dia mengangkat payungnya dan mata kami bertemu untuk pertama kalinya aku merasa aneh pada jantungku 'dia tampan' pikirku.

Dia hanya diam dan menatapku sampai aku masuk kedalam payungnya.

"Ah! Bersinar lagi. Ukhh..." Keluhku

karena jujur saja aku takut pada suara petir yang berdetum sangat kuat hingga bisa membuat telinga menjadi berdengung setelah mendengarnya.

Dan benar saja beberapa detik kemudian setelah kilat suara petirpun bergemuruh

Gluduk...Gluduk...Duaaar

Suara petir tersebut membuatku takut dan terkejut sehingga reflek tubuhku memeluk dia yang ada disampingku itu

"Kyaaa...." Teriakku ketakutan

Dan hal tersebut membuatnya yang kupeluk terkejut dan kaget tapi kagetnya itu bukan kaget karena suara petir melainkan karena pelukan dariku

Setelah cukup tenang aku baru sadar bahwa aku memeluknya dengan cukup erat hingga membuatku malu sendiri dan akhirnya melepaskan pelukanku dengan buru buru

"Ma... Maaf, Aku takut petir"ucapku

"Ketemu"

Mendengar ucapannya membuatku bingung dan mendongakan kepalaku untuk menatapnya.

"Kalau begini nggak kedengerankan?"

Dia memelukku dan menempelkan kepalaku kedadanya dan menutup telinga sebelahnya mendapatkan perlakuan seperti itu aku justru menutup mataku dan berteriak didalam hatiku

"Uwaahhh!"

Suasana saat ini sangat sunyi dan hanya terdengar detak jantungku dan detuman petir beberapa saat kemudian aku melihat sesuatu didalam ingatanku

"Damar suatu saat kita lewati pelangi bersama ya?"
"Semoga kita bisa selalu bersama"

Aku membuka mataku berlahan dan mengingat kembali apa yang baru saja kulihat didalam ingatanku

"Apa ini?"

"Hujan sudah berhenti tuh" ucapnya

"Ah..."

Aku menatap keatas dan benar saja matahari sudah menampakan dirinya dari balik awan gelap dan menyinari bumi

"Dagh..." Ucapnya sambil mengedipkan mata sebelah kepadaku

Setelah melihatnya pergi aku merasakan ada yang aneh dengan jantungku, apa aku kena penyakit jantung?, kenapa jantungku begitu cepat berdetaknya?

"Apa? Apa ini..."

Aku memegang bagian jantungku untuk memastikan bahwa jantungku normal tidak bermasalah bahkan wajahku panas padahal tadi hujan sangat deras.

Keesokan harinya dikelas

"Ketemu darling yang ditakdirkan untukmu?" Ejek Lia kepadaku

"Eh...serius? Orangnya gimana? Wajahnya?" Berbeda dengan Lia yang mengejekku Ara justru antusias mendengarkan ceritaku

"Yah, yah... Sabar dong, rakyat jelata pecinta pesta perjodohan" ucapku mengejek mereka berdua

"Jangan panggil rakyat jelata" teriak Lia kepadaku

"Kayak apa? Hm..." Ara masih antusias berbeda dengan Lia yang sudah sangat emosi

"Seperti artis model cowok gitu deh. Hohohoho..." Aku tertawa bangga mengucapkan hal tersebut

Sampai percakapan kami terpotong dengan kehadiran Pak Supri guru mtk sekaligus wali kelas kami

"Semuanya duduk. Bapak akan memperkenalkan murid baru kepada kalian" Pak Supri mempersilahkan murid baru tersebut masuk dan memperkenalkan dirinya

"Hallo. Saya pindahan dari SMA Stellen, perkenalkan saya Rania zulika" ucapnya

What!!!!

Aku terkejut dan tidak menyangkan dengan apa yang aku lihat saat ini rasanya aku ingin bunuh diri saja dan menghilang dari bumi saat ini juga.

Rainbow Color LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang