Dokter pun kembali menjelaskan tentang hal yang terjadi pada Rania.
"Untuk kasus Ran, ada sesuatu dikehidupan sebelumnya yang tertinggal..." Dokter itu menghela nafas lalu melanjutkan ucapannya
"Pengobatannya masih berlanjut, dan akhir-akhir ini mimpi buruknya kembali lagi, yah...seperti itulah" ucap dokter itu berdiri dari duduknya dan menatapku yang masih bingung
"Rahasiakan dari Ran ya?" Dokter itu tersenyum dengan ramah kepadaku "soalnya Ran tidak terlalu suka berteman" "jangan jangan dikehidupan sebelumnya kau ini sahabatnya!" Dokter itu mengantarku sampai kedepan pintu tapi sebelum aku berpamitan dengannya dia memintaku untuk menjadi teman Ran
"Hati-hati pulangnya ya" teriak dokter itu saat aku mulai menjauhi tempat nya
"Apakah itu... Kehidupan kami sebelumnya"
Aku terus berpikir tentang apa yang dokter itu katakan dan juga tingkah Ran yang dia tunjukan kepadaku"Ada sesuatu di antara mereka berdua, apa karena itu Ran dendam padaku...?"
Aku berharap tau jawabannya dan mengerti tentang semua ini.
Besoknya kelas heboh dengan kejadian saat Ran membentakku di dalam kelas saat aku menahannya hari itu
"Kemarin hebat, ya?"
"Bilang 'aku punya dendam...' apa itu aslinya? Jangan jangan berkepribadian ganda?"
"Uwaaa, jahatnya! Pfff"
"Kau tau baju Ran saat tidak pakai seragam?"
"Tidak, memang kau tau?"
"Kebetulan aku melihatnya. Maskulin sekali, hanya pakai jeans dan kaus"
"Itu cowok banget"Semua orang membicarakan Ran dan mengejek Ran dibelakang Ran tanpa mereka sadar Ran juga punya telinga untuk mendengar ucapan mereka itu.
"Maafkan aku!" Aku membawa Ran keluar kelas dan meminta maaf kepadanya tentang kejadian kemarin
"Eh?" Ran terlihat bingung dengan ucapanku dan masih belum mencerna ucapanku
"Aku dan Ran... Dikehidupan sebelumnya pernah punya masalah, kan?" Tanyaku dengan nada bingung "aku kurang tahu masalahnya, tapi pasti aku melakukan sesuatu terhadap Ran, kan?"
Lalu tiba-tiba wajah Ran mulai serius dan suasananya pun mulai mencekam bersamaan dengan ucapan Ran
"... Nggak tahu apa yang terjadi, ya... Sudah sengaja memanggilku, tapi kau nggak bisa ingat, ya" nada suara Ran mulai terdengar berat dan dingin
"Eh..." Aku bingung harus menjawab apa bibirku kaku tubuhku mulai gemetaran entah kenapa aku merasa tidak bisa bertanya padanya
Ran masih melanjutkan ucapannya "di dalam hutan... Tersesat sendirian. Kemudian meninggal. Bersama dengan dendam pada gadis yang telah mengkhianatinya. Itu tema mimpi buruk ku" ucap Ran menyudahi ceritanya
"Aku datang untuk balas dendam. Ditempat seperti ini..."
"Manda" Dilla memanggil namaku tapi kami seolah mempunyai dunia sendiri dan tidak memperdulikan sekitar
"Apa boleh berduaan saja?" Ucap Ran menatap lekat wajahku
"Manda... Dimana sih?" saat Dilla berhasil menemukan kami dia melihat hal yang tidak seharusnya dia lihat
Ran merapatkan tubuhku ke dinding lalu mendekatkan wajahnya kepadaku dan mencium ku, mengalami hal ini aku membulatkan mataku dan terkejut dengan yang terlintas dipikiran ku saat Ran mencium ku
"Vivian..."
Ran menyudahi ciumannya dan membuang muka dihapanku lalu Dilla yang melihat kejadian barusan tidak percaya dan merasa jijik dengan apa yang kami lakukan
"Bo...bohong..." Dilla mudur perlahan hingga pundaknya menabrak dinding dan berlari menuju kelas
"... Af... Maaf Damar..." Tanpa sadar kata itu keluar secara alami dari mulutku karena... Didalam diriku Vivian berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Color Love
FantasyBanyak legenda yang beredar. ada yang berbunyi "jika didekati, jenis kelaminnya bisa berubah" sampai "jika dilewati permohonannya bisa terkabul" dan permohonanku... Semoga kita bisa bersama selamanya