2

17 0 0
                                    

cerita ini tidak cocok untuk anak di bawah umur⚠

enjoy sayang

***

Namaku Fasava Mckin, umur 16 tahun, dan sekarang menginjak bangku kelas XI SMA. Aku punya dua saudara laki-laki yang sering kupanggil Setan dan Kentut, nama asli mereka tidak penting. Dan kedua orangtuaku sering di panggil Bos Smitt dan Nyonya Hara. Aku bersama keluargaku tinggal di sebuah komplek yang cukup jauh dari kota, yang untuk pergi ke sekolah saja harus menghabiskan waktu 2 jam di perjalanan.

Sekarang, aku sedang berada di sekolah yang sedang ramai dengan gosip tentang murid baru dari kelas XI IPA 1. Banyak murid lain yang merasa iri karena murid itu merupakan cucu kepala sekolah dan mendapat surat rekomendasi langsung, termasuk juga aku yang sudah bosan berada di kelas IPA 3. Sedangkan kedua temanku─Mia dan Exa, berada di kelas IPA 1. Dan itu membuatku jarang berpapasan dengan mereka karena kelasku yang berjarak cukup jauh.

Aku yang bosan hanya menopang dagu sambil bersandar di dinding kelas, memperhatikan teman-temanku yang sedang asik bergosip di depanku. Tidak sepenuhnya salah mendengarkan gosip, setidaknya aku jadi tidak ketinggalan berita tentang sekolah ini. Kebetulan ada ratu gosip yang terkenal di kelasku, dan aku sudah sekelas dengannya dari kelas X. Namanya Ana, anaknya cantik dan baik, tipe idaman semua cowok. Entah darimana cewek itu mendapatkan semua berita gosip sampai-sampai hanya berita darinya yang selalu benar terjadi. Dan sekarang pun Ana sedang bergosip dengan teman-temannya, sedangkan aku seperti biasa jadi pendengar saja.

"Katanya nama murid baru itu Bastian, tapi suka di panggil Babas sama teman-temannya," kata Ana memberitahu yang lain.

"Wah... Ganteng gak?" salah satu temannya bertanya, aku lupa siapa nama temannya itu.

"Lumayan sih, tapi masih gantengan Alvin gue, hahahaha..," balas Ana sambil tertawa. Aku hampir lupa, kalau cewek itu naksir dengan Alvin─sepupuku. Entah apa yang menarik dari cowok itu sehingga Ana bisa tertarik.

"Lu suka sama Alvin karena apa, An?" tanyaku penasaran. Ana terlihat tersipu malu saat aku bertanya seperti itu.

"Duh, Fas! Lu mau ngasih tau ke Alvin ya?"

"Gak lah, tuh cowok juga gak peduli," ucapku tak sadar, Ana langsung terlihat murung setelah mendengar ucapanku. "Eh sorry, gue gak bermaksud..," aku jadi merasa tak enak.

Ana tersenyum walau aku tau ia memaksakannya. Sebetulnya bukan hanya cewek itu yang kutahu menyukai sepupuku, aku sering mendengar nama Alvin sering di sebut-sebut oleh anak kelas X. Tak jarang juga aku mendengar kelas XII membicarakannya. Mungkin karena bokap Alvin adalah penerus kakek yang merupakan ketua organisasi kriminal atau mafia seperti itu, dan di mata cewek, cowok seperti itu sangat idaman.

"Sebenarnya gue udah lama suka sama Alvin. Sejak gue pernah di tolong sama dia pas ada om-om ngegoda gue. Mungkin Alvin kasian makanya dia nolongin gue, tapi itu udah lewat tiga tahun lalu hehe," cerita Ana sambil menunduk. Aku ber-oh panjang mendengarnya, ceritanya terasa tidak asing. Kuingat, ada satu kejadian dimana cowok itu izin pergi untuk menolong seseorang. Yang ternyata orang itu adalah Ana? Tapi aku kurang yakin, itu sudah lumayan lama.

"Lo jangan kasih tau ke Alvin ya Fas, gue niatnya mau suka dia diem-diem aja," pinta Ana padaku. Aku mengangguk, lalu setelah itu melihat kearah jam di dinding, sudah pukul sepuluh dan aku belum keluar dari kelas sedari tadi. Kemungkinan Mia dan Exa sudah menungguku di kantin. "Gue cabut dulu ya, temen gue udah nungguin keknya," pamitku pada Ana dan teman-temannya. Mereka mengangguk dan melambaikan tangannya padaku, aku pun pergi keluar kelas.

Saat di koridor, tiba-tiba kepalaku terasa pusing, dan pandanganku tampak berkunang-kunang. Membuat arah jalanku yang tadinya ingin lurus ke kantin, jadi berbelok menuju UKS di ujung koridor. Aku memutuskan untuk meminjam minyak kayu putih untuk meredakan rasa pusingku. Saat sampai, aku mengetuk pintu UKS sebentar lalu masuk ke dalam begitu saja, karena biasanya di jam istirahat ini jarang ada orang yang menjaga.

Seusai mengambil minyak di lemari tempat khusus obat-obatan, aku heran saat berbalik melihat ada satu tirai yang tertutup. Mungkin ada orang sakit, pikirku. Tapi karena penasaran, aku pun pergi mengeceknya. Dengan pelan aku membuka tirai itu, takut kalau ada seseorang di dalam. Saat tirai terbuka, mataku langsung membulat sempurna─melihat pemandangan di dalamnya. Cowok yang baru kelihat wajahnya itu sedang enak berciuman dengan salah satu cewek dari kelas XI, aku kenal siapa cewek itu.

At MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang