Aku pun pergi menuju kamar sehabis menatap tajam Ethan, yang malah di tatap balik oleh cowok itu dengan wajah tak bersalahnya. Melampiaskan kesal, aku lompat begitu saja keatas kasur lalu meraih ponselku di kantong. Aku memutuskan untuk mengabari Mia dan Exa sekarang juga, untuk jaga-jaga saja aku lupa nanti. Segera aku membuka group chat kami di telegram, lalu meng-scrool-nya karena aku lupa untuk menge-pin grup itu dan sudah banyak chat tidak penting yang masuk. Setelah menemukannya, Aku sempat terkekeh sebentar melihat nama grup yang sudah berganti menjadi 'pengen makan steak' . Memang nama grup kami suka berganti-ganti sesuai mood.
Me
halo sobat2 read.
Exa
iyaMia
heiiss kemana aja?Me
gue tadi telat pulang, ketiduran di uks:(Mia
pantesan ae di cariin gak ketemu!! terus gimana?Me
untungnya anak basket lagi ekskul jadi bisa nebeng sama alvin😋Mia
wanjay enak bener, kok dia mau yaExa
lo ga disuruh sujud kan?Me
ga tuh malah gue bingung kok alvin hari ini cpet amat nurutnyaMia
bagus dong berarti ada kemajuanAku tiba-tiba teringat belum membicarakan hal penting tentang nanti malam pada teman-temanku. Padahal jam sudah menunjukkan pukul dua lewat, bisa-bisa aku nanti hanya tidur siang sebentar. Dengan cepat, aku segera mengetik beberapa kalimat.
Me
hari ini kita kumpul ya di rumah gue, ntar malem sblm makan malemExa
gimana ya fas, tp gue mau ikutan nyokap shoppingMe
tunda dlu ae, ini penting banget xaMia
emg apasi fas jdi penasaran gueMe
pkkny dateng aj dan jangan telat yaSetelah mengirim pesan itu, aku langsung keluar dari aplikasi telegram. Karena aku tau dua anak itu tidak akan berhenti menanyaiku, bisa-bisa jadwal tidurku akan terganggu. Tapi aku merasa cukup aneh sekarang, karena kegiatan ini sudah lama tidak kami jalani lagi semenjak kakek meninggal. Kukira kami tidak akan terlibat lagi dalam mafia-mafia ini, ternyata tidak sesuai perkiraanku. Setelah puas melamun sambil menatap langit kamar, aku berniat untuk ganti baju rumah lalu pergi tidur. Lumayan susah untuk terlelap karena kondisi perut yang kosong, tapi aku tetap berusaha dan tak sadar terpejam.
***
19.05 PM
Alvin menginjakkan kaki masuk ke dalam rumah dengan sendirinya, seakan itu adalah rumahnya sendiri. Cowok itu membawa dua kantong kresek yang terlihat cukup berat, ia membawa barang itu ke dapur. "Nah Than pesanan lo," kata Alvin pada cowok yang sedang sibuk sendiri di depannya. Ethan menoleh agak kaget, karena Alvin yang tiba-tiba muncul di belakangnya. "Kebiasaan dah bikin anak orang kaget lo,"
Alvin tidak mengubris, malah sibuk memandangi seisi rumah seperti sedang mencari seseorang. "Fasa mana?" tanyanya kemudian, karena cowok itu tidak juga menemukan orang yang di carinya.
Ethan kembali melanjutkan kegiatannya di dapur lalu menjawab pertanyaan Alvin, "Kayaknya masih molor di kamar,"
Raut muka Alvin langsung berubah kesal, menurutnya sebagai ketua geng tidak boleh tidur dan telat ikut rapat penting. Ketua harus sudah standby di meja rapat bila perlu, baru itu ketua sejati. Tapi baru sebentar, lamunan Alvin harus buyar karena mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Cowok itu menoleh pada cewek-cewek yang sekarang sudah berada di sampingnya, Exa dan Mia yang sadar di tatap olehnya jadi tersenyum canggung. "Eh Alvin, udah lama ya gak hadap-hadapan gini,"
"Iya," balas Alvin tak minat.
Mia yang barusan mengobrol dengan Alvin jadi terdiam, padahal ia sudah berusaha ramah di depan cowok itu. "Apa sih lu, belajar tata krama kek. Liat lu tuh bikin rusak mood orang tau gak?" kata Mia kesal, tetapi orang yang di marahi malah tidak peduli dan sibuk memikirkan sesuatu.
"Gue ke kamar Fasa dulu, cuma mau ngecek," pamit Alvin tanpa menunggu balasan dari Ethan, Exa, dan Mia yang masih ada di dapur. Tapi ketiganya hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan cowok itu. Kalau bukan karena ia sepupu mereka, rasanya ingin sekali menjambak rambut Alvin yang sekarang ia kuncir poninya itu.
Di tempat lain, Aku yang sedang tertidut lelap, samar-samar mendengar suara pintu kamar di buka. Tapi karena rasa kantukku yang kuat, aku malas mengecek dan hanya memperbaiki posisi tidurku. Saat itulah aku mencium bau parfum yang seperti menghinoptisku untuk kembali terlelap. Saat aku berpindah posisi tidurku menjadi terlentang, tiba-tiba aku merasakan bibir seseorang menyentuh bibirku. Awalnya terasa singkat dan pelan, tapi untuk yang kedua kalinya bibir itu mulai menyentuh bibirku dengan kasar. Seakan ingin menciumku lebih dalam lagi. Karena kaget aku langsung tersadar dari tidurku.