IV. Takdir mempertemukan kita

90 11 30
                                    

" Sekeras apapun orang berusaha menghalangi mu, kalau memang takdirnya dia bersamamu, dia akan datang juga".

   Subuh ini ku sudah bangun sebelum bel sialan itu memekakkan telingaku. Ntah kenapa setelah melihat zahra tadi malam, ku selalu terfikir apa yang di lakukan zahra malam-malam di luar.

  Hahhhh, sudah lah, nanti saja ku fikirkan.

  Ku mengambil handuk dan perlengkapan mandi ku, aku harus mandi subuh ini, kalau tidak, aku akan kehabisan air. Karena makhluk yang akan memakai air cukup banyak.

  Bisa habis nantik airnya kalau aku tunda mandi ku, meski harus menggigil kedinginan aku harus tetap mandi.

  Ku melihat di sudut sana, ada diba yang antri giliran wc.

  Wajah nya berona merah, seperti sedang menahan sesuatu.

  Mungkin dia ingin pup (hehehehe), jelas tampak dari wajah nya yang tidak sabaran.

" Woy, yang di dalam cepetan dong, dah gak tahan nih", diba kehilangan sabar.

  Diba menggedor pintu sekuat-kuatnya, membuat seluruh orang yang ada di kamar mandi itu melihat kepadanya.

" Eh, CEPAT NAPA!!!, lama banget di dalam, ngapain sih", dia tambah ganas, karena sudah tidak tahan lagi (huahhaha)

Perawakan diba lumayan memukau, dia tinggi, putih, dan langsing, cocok untuk menjadi pramugari.

  Tapi kekurangan nya hampir sama denganku (kurang feminim, hehehe),
Dia lumayan pemberani.

" Emang nya ada apa kalau lama, HAH?", Orang yang di dalam wc  yang di tunggu diba keluar, sambil nyolot.

  Ternyata, yang ada di dalam itu adalah seniorku, yaitu kak Bilqis.

" Eh, kak bilqis", sentak diba kaget.

" Maaf-maaf kak, diba gak tau kalau kakak di dalam", bunga langsung meminta maaf karena merasa bersalah sudah mengedor pintu dengan keras.

" Habisnya diba gak tahan lagi kak, maaf ya kak", di membelas kasihan pada kak bilqis.

" Iya, iya, kali ini kakak maafin, lain kali  bangunnya lebih cepat, kalau memang ada masalah dengan perut", ujar kak bilqis.

  Kak bilqis langsung meninggalkan diba, dan diba langsung masuk ke dalam wc dengan tergesa-gesa, seperti orang kelihatan setan.

  Aku hanya memandangi nya dari jauh, ingin ketawa tapi ntah lah, kasihan melihatnya.

  Tidak ketawa, sayang, lucu banget lihat nya, nyali diba langsung hilang ketika berhadapan senior.

  Tapi biarkanlah, aku harus beribadah  setelah mandi ini.

  Ku sudah bersiap-siap dengan seragam sekolah, segera pergi ke angkasa untuk serapan.

  Ditemani zahra, qhaira, zizi, dan juga diba yang tadi ada problem kecil yang sudah selesai bersama kak bilqis.

  Kini seluruh siswi baru sudah terbiasa makan makanan bekas tangan orang lain.

  Aku pun sudah mulai beradaptasi dengan penjara Suci ini.

  Sehabis makan seluruh siswi baru langsung pergi ke sekolah untuk mengikuti acara MOSA.

#-#-#

  Pukul 07.25, aku sudah tiba bersama qhaira dan zahra, kami sudah duduk berdekatan.

  Siwa dan siswi lain pun juga sudah berdatangan.

  Seorang laki-laki memakai Hoodie dan masker kemaren datang dari pintu.

  Nyaris bersamaan dengan pembina lokalku, tapi dia lebih dulu sedikit.

OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang