"Dulu aku suka hujan. Karna bagiku hujan itu menyenangkan. Namun untuk hujan kali ini, aku membencinya. Karna, dihujan kali ini genangan nya memberikan aku luka. Bukan lagi tawa bahagia."
-Azzura Aquilla Rasendriya-
"Sorry tapi lebih baik kita udahan aja." Ucap seorang lelaki dengan suara berat nya.
"Maksud kamu?" Tanya perempuan yang sedang bersama lelaki tersebut.
"Kita putus" ucap lelaki itu.
Deg
Bagai di sambar petir. Hatinya sangat sakit mendengar perkataan lelaki yang ada di hadapannya. Seketika, badan nya melemas. Matanya memanas dan tanpa bisa di cegah satu tetes air bening meluncur di pipi mulusnya.
"Putus?Aku salah apa?" Ucapnya dengan nada bergetar
"Kamu gak salah apa apa. Aku yang salah, aku yang udah gak cinta lagi sama kamu." Ucapnya sambil memegang bahu perempuan yang sedang menangis di hadapannya.
Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi lelaki itu.
"Segampang itu lo bilang, kalo lo gak cinta lagi sama gw? Cih...Tapi bagus deh dari pada ntar gw makin sakit hati ngejalanin cinta sama cwok BAJINGAN kayak lo! Fine kita PUTUS!" Ucap perempuan itu sambil menekan kata bajingan dan putus.
Perempuan itu pun pergi meninggalkan cwok yang masih memegang pipinya karena tamparan tadi.
Rintik hujan yang turun dari langit mulai membasahi setiap benda yang ada di bumi. Termasuk seorang gadis yang tengah menangis di taman bersamaan dengan derasnya air hujan.
Azzura Aquilla Rasendriya. Gadis yang baru saja mengenal cinta itu, baru saja di jatuh kan sejatuh jatuhnya oleh seorang lelaki yang sangat ia sayangi.
Tak terpikir sedikitpun oleh Azzura bahwa perjalanan cintanya, akan kandas seperti ini.
Kini gadis itu masih terus menangis di bawah air hujan. Ia menangis tersedu sedu dengan keadaan badannya yang basah kuyup akibat guyuran air hujan.
Kini, bayangan bayangan kebersamaan dirinya dengan Alex. Laki laki yang baru memutuskan nya itu kembali lagi dipikirannya. Seperti sebuah album hitam putih yang telah lama. Lalu, diputar kembali.
"Kenapa harus ada kata cinta. Jika akhirnya hati ini akan terluka?" Ucap nya dengan lirih.
Azzura berteriak sekencang kencang nya untuk melampiaskan semua rasa kecewa, sakit, marah, kesal serta semua yang ia rasakan.
Dirinya tidak pernah menyangka bahwa lelaki yang sangat ia percayai telah membuat nya mengenal apa itu sakit hati.
2 jam berlalu, Hujan mulai mereda. Kini Azzura pun, sudah tidak menangis lagi
"Nggk Zurra. Lo harus kuat. Lo kuat! Lo gak boleh nangis! Air mata lo terlalu berharga buat nangisin orang kayak gitu." Ucap nya kepada diri sendiri.
"Hfffff ... lo kuat Zurra lo kuat! Lo bisa!" Ucap nya kembali.
Setelah dirasa sudah tenang Azzura lalu bangkit dan berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devan [On Going]
Teen Fiction[ON GOING] DON'T COPAS MY STORY! Kertaro Devan Eleno. Namanya, lelaki tampan dengan ciri khas badboy nya mampu membuat wanita manapun teriak histeris. Hidung mancung, mata terang tajam, bibir nya yang berwarna merah muda, badan yang tinggi serta kul...