Part 2 # Om Jelek

123 25 26
                                    

'Berada di sisimu adalah hal yang aku inginkan. Untuk saat ini, esok, nanti dan selamanya hingga akhir hayat ini.'

Kertaro Devan Eleno

Kejadian beberapa jam lalu masih saja terngiang ngiang di pikiran nya. Dimana orang yang sangat ia cintai telah membuatnya sakit hati kembali. Bahkan lebih sakit dari sebelum sebelumnya.

Bayang bayang saat dirinya tertawa bersama, bahagia, suka dan duka itu selalu berputar di pikiran nya.

Satu tetes air mata kembali membasahi pipi mulus nya. Rasa nya begitu sakit jika mengingat semua itu.

Ceklek

Seseorang membuka pintu kamar nya. Dan membuyarkan lamunannya. Lalu, dengan cepat Azzura pun menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Kamu kenapa dek?" Tanya Dafa lalu duduk di sebelah Azzura.

"Aku kenapa? Aku gak kenapa napa kok bang!" Alibinya.

Dafa mengangkat sebelah alis nya.

"Bener?" Tanya nya memastikan.

"Iya bang. Beneran, Zzura gak papa" jawab nya memastikan lalu memeluk Dafa.

"Owh yaudah."

Azzura pun melepaskan pelukan nya.

"Owh iya. Ada apa abang ke sini?" Tanya nya.

"Gak papa pengen aja. Gimana kaki kamu udah enakan?" Dafa melihat kaki Azzura yang tadi bengkak.

"Udah gak papa kok bang."

Dafa hanya mengangguk nganggukan kepala nya saja.

"Lain kali kalo jalan itu hati hati" peringat Dafa.

Dafa pun berjalan ke arah balkon kamar Azzura. Dafa membuka pintu. Lalu, ia duduk di sofa yang ada di balkon kamar Azzura.

Azzura pun mengikuti Dafa ke luar kamar. Ia duduk di sebelah Dafa.

"Liat deh dek! Bintangnya banyak kan?" Tanya Dafa sambil menunjuk ke atas langit yang penuh dengan banyak bintang.

"Iya bang...," jawab nya sambil mengikuti arah pandang Dafa.

Azzura lalu bersandar di bahu Dafa.

"Kamu itu ibarat bulan itu dek. Dia dia atas sana di temenin sama banyak bintang yang indah kan? Dia gak sendirian kan?" Tanya Dafa.

Azzura hanya mengangguk.

"Begitu juga kamu. Kamu sama kayak bulan itu. Di sekeliling kamu banyak yang selalu nemenin kamu. Dan kamu harus inget dek kamu gak pernah sendiri." Ucap nya lagi.

Azzura yang tahu dengan arah pembicaraan Dafa pun hanya diam saja.

"Abang tahu kamu udah besar. Tapi tetep aja di mata abang kamu itu masih anak kecil." Lanjut nya lagi.

Tanpa bisa di cegah air mata Azzura kembali meluncur di pipi mulus nya kembali.

Dafa yang merasa ada yang basah di pundak nya pun menoleh pada Azzura. Lalu tersenyum kecil.

Devan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang