"Kay.." ucapnya sambil memeluk Kayra.
"Sastra jahat sama Kay"
"Maaf"
📝📝📝
Kayra menghubungi Sastra sore itu, namun sampai larut malam masih tak ada jawaban. Ponselnya tidak aktif. Kemana Sastranya itu?
Ia masih saja berkutat pada ponselnya, barangkali Sastra tertidur, atau ponselnya lupa di charger. Tidak ada pikiran buruk tentang Sastra.
Lalu ia putuskan untuk tidur. Mungkin besok Sastra bisa menjelaskan kemana ia malam ini.
Pagi harinya, seperti biasa Lara bersiap-siap. Ini hari Senin, ia harus datang lebih awal dari biasanya. Ia membenarkan dasinya di depan cermin, memasukan topi ke dalam tas, juga menyemprotkan minyak wangi diseluruh bajunya, tidak ada yang terlewat. Lalu ia tersenyum.
Lara turun dari tangga, melihat kakak dan ibunya sudah menunggu dimeja makan.
"Selamat pagi semuaa" ucapnya yang langsung duduk di samping kakaknya.
"Wih kak Adhit gaberangkat pagi nih, kangen aku ya?" Tanya Lara. Adhit langsung tertawa dan mengacak rambut adiknya itu.
"Ih ka Adhit ini udh rapih banget tau!" Katanya sambil membenarkan rambutnya.
"Lagian kamu, kemarin kakak seharian dirumah kamu malah pergi."
"Hehe maap"
"Itu kak, jalan sama Sastra" kata bu Meli meledeknya.
"Besok bawa kesini ya. Mau kakak ajak main catur."
"Hhahaha mana bisa Sastra" jawab Lara dan mereka tertawa.
"Udah ayo dimakan, nanti kesiangan. Sekarang hari senin."
"Siap ibu!"
"Lara, ibu siapkan bekal. Nanti dibawa ya."
"Ohh ibu baik mwah mwah mwah" ucap Lara lalu ditertawai oleh ibu dan kakaknya.
Seusai makan, Lara dan Adhit berpamitan pada bu Meli. Mereka berangkat bersama.
📝📝📝
Lara mencium tangan kakaknya, dan dibalas kecupan dikeningnya. Lalu saling berucap hati-hati.
Lara memasuki pagar sekolah, biasanya baru beberapa langkah Sastra sudah ada disampingnya. Tapi kali ini tidak, Lara jadi semakin penasaran Sastra kemana dari kemarin.
Bel sekolah berbunyi, siswa-siswa bersiap berbaris untuk mengikuti upacara. Tapi Lara masih saja mencari Sastranya itu. Sastra tidak pernah setelat ini. Apalagi ini hari Senin.
"Arvin, Andra kalian liat Sastra?"
"Engga ra, daritadi galiat. Kenapa?"
"Sastra gaada dari tadi. Biasanya dia gapernah telat."
"Nanti kita cari deh."
"Makasih ya."
Upacara sudah dimulai sejak lima belas menit yang lalu, tapi Sastra masih saja belum terlihat. Apa dia tidak masuk? Atau Sakit?
"Lara lo mau kemana?" Teriak Vina.
"Cari Sastra vin! Babay."
Seusai upacara Lara tidak langsung ke kelas, ia mencari Sastra. Barangkali Sastra masuk kebarisan kelas lain. Tapi ia tak menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sastraku
RomanceDirgantara Sastra namanya, tetapi Lara lebih memilih memanggilnya Sastra. Katanya supaya berbeda, juga karena Lara memiliki kecintaan kepada sastra. Sastra itu lelaki yang matematis, dan selalu berfikir kritis. Lara Kayra Zeina, perempuan pui...