14. Arborea Cafè

25 2 0
                                    

           "Kadang lo harus terbiasa sama hal yang ga lo suka, bisa jadi ketika lo udah paham, lambat laun lo bakal jatuh cinta sama hal yang lo ga suka itu."

                               📝📝📝

      Satu minggu berlalu, Sastra dan Kayra masih seperti biasa. Dengan tingkah menggemaskan Kayra, juga gombalan-gombalan klasik dari Sastra.

     Setelah hari itu, Sastra memilih melupakannya. Meski ia merasa sangat kesal pada Kayra sebab sudah membohonginya. Ia memilih memendam kekecewaannya itu. Biarlah, entah sampai kapan Kayra akan membohonginya, pasti nanti Kayranya akan menjelaskan semuanya.

      Sekarang, mereka sibuk mempersiapkan mental untuk olimpiade. Sastra tak berhenti berkutat dari buku-buku matematika. Mempelajari rumus-rumus yang belum ia kuasai. Kayra juga selalu menemani Sastranya belajar.

      Tapi hari ini, Kayra tidak bisa menemani Sastra, karena ia ada janji untuk menemani Vina pergi belanja.

     Sastra merasa bosan jika harus belajar dirumah, berhubung Kayra tidak bisa menemaninya, ia memutuskan untuk belajar di Arborea cafe.

     Ia melajukan mobilnya menuju Arborea cafè. Selama diperjalanan, ia mendengarkan alunan musik yang tenang. Melihat kanan kiri kota jakarta yang bising. Ia juga sempat berfikir, perempuan selucu Kayra mengapa ada di hidupnya? Tak jarang juga ia diserang pertanyaan mengapa Kayra membohonginya.

       Sesampainya di Arborea Cafè ia duduk di ujung ruang, agar lebih tenang untuk memulai belajarnya hari ini. Lalu ia memesan caramel latte dan cheese cake slice untuk menemani belajarnya.

      Sambil menunggu pesanan datang, Dirga membuka buku dan mulai mempelajari materi. Ia tersenyum ketika dibalik bukunya ia temukan satu tulisan.

          "Sastra itu hanya milikku!"

      Siapa lagi jika bukan perempuannya yang menulis? Tak lama pesanan nya datang, ia tersenyum pada pelayan itu. Lalu melanjutkan yang sedang ia kerjakan.

     Setelah beberapa menit Dirga belajar, ada seseorang dari pintu luar memperhatikannya.

      "Dirga.." gumamnya.

      Dirga meminum caramel lattenya yang masih panas, sambil menghadap ke buku. Ia tidak merasa ada orang yang memperhatikannya sedari tadi. Lalu seseorang itu menuju meja Dirga.

      "Dirga.." panggilnya. Dirga mendongak dan mendapati Nasha yang berdiri dihadapannya. Ia menggunakan hoodie abu-abu, celana jeans, dan rambut ia biarkan tergerai rapi. Dirga terdiam sejenak, ia teringat itu baju yang pernah digunakan Nasha saat mereka kehujanan dulu.

       Dirga hanya membalas dengan senyuman, tanpa bertanya untuk apa Nasha kesini.

      "Aku boleh duduk?" Tanya Nasha.

      "Boleh." Jawabnya singkat.

       "Dirga, kebetulan ketemu disini. Aku boleh minta ajarin materi yang belum aku ngerti kan ga?"

       "Iya."

       "Serius?" Tanyanya senang.

       "Iya."

       Lalu Nasha membuka bukunya dan meminta Dirga menjelaskan yang ia tidak mengerti.

       Nasha memperhatikan Dirga yang sedang menjelaskan. Oh cute! Ia menyesal mengapa dulu ia menolak perasaan Dirga. Hanya karena laki-laki yang tidak menyukainya, ia rela menyakiti laki-laki yang mencintainya.

SastrakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang