📝📝📝
Bel pulang sekolah berbunyi, Sastra bersama sahabat-sahabatnya berlarian keluar kelas tanpa melihat Lara. Sedangkan Lara menunggu di depan pintu kelas. Sekarang, Hanya ada Davin dan Lara.
"Ra" panggil Davin.
"Eh iya Vin?"
"Gue main ke rumah lo ya, nanti."
"Ngapain?"
"Ga, pengen aja ketemu tante Meli. Sekalian jaga silaturahmi." Jelasnya.
"Yaudah, nanti gue ajak Vivi, Arsya, sama Tiara."
"Bukannya lo bilang mereka bakal nolak kalo ketemu gue?"
"pasti. Paling nanti lo dimarahin dulu sama mereka." Katanya yang ditanggapo tawa oleh Davin.
"yaudah duluan ya ra" ucapnya sambil berlalu. Davin tersenyum lebar, lalu dibalas senyuman oleh Lara.
Lara berjalan menuju gerbang sekolah, berniat mencari angkot sendiri, ia tidak bersama Vina, sebab Vina di jemput oleh kakaknya. Sedangkan Sastra tadi sudah pulang lebih dulu bersama teman-temannya.
Saat hampir sampai di gerbang, ia melihat seseorang bersandar ke tembok dengan tangan yang dilipat dua dan wajah menghadap langit, dengan motor yang terpakir rapi disampingnya. Iya benar, itu Sastranya. Sastra terlihat tampan jika sedang seperti itu. Kayra menghampiri Sastra, baru saja ia ingin menepuk pundak lelaki itu, tapi ia Sastra sudah melihatnya lebih dulu.
"Kok lama?" Tanya Sastra mengangkat satu alisnya.
"Aku kira kamu duluan tadi sama Arvin, Andra, Fino."
"Kok lama?" Tanyanya ulang. Itu bukan jawaban yang dibutuhkan Sastra.
"Tadi, nyari tempat pensil yang ketinggalan." Jelasnya.
Sastra mengangguk, ia tak ingin bertanya lebih banyak.
"Ayo pulang." Ucap Sastra.
Kayra naik lalu melingkarkan tangannya erat dipinggang Sastra. Sastra tersenyum, melihat Kayra sebahagia itu. Ia tidak akan membuatnya merasakan luka saat bersamanya. Lalu ia melajukan motornya dengan pelan, ia ingin berlama-lama bersama Kayra.
"Kay, takut banget aku kemana-mana ampe meluk sekuat ini" Kata Sastra tertawa. Kayra melepaskan pelukannya lalu menekuk wajahnya.
Sastra melihat dari kaca spion, Kayra membuatnya gemas. Lalu ia tertawa melihat wajah Kayra.
"Gapapa Kay, aku juga." Kata Sastra, beberapa detik kemudian Kayra memeluknya lagi.
📝📝📝
Mereka sampai di depan rumah Kayra. Kayra turun dari motor Sastra dan tersenyum.
"Jam 3 ku jemput mau?" Tanya Sastra.
"Aku mau keluar Sastra, sama ibu sama ka Adhit." Jawabnya berbohong.
Sastra tahu Kayra berbohong, sebab tadi ia mendengar Kayra dan Davin berbincang diam-diam. Lalu berlalu ke depan gerbang agar tak ketahuan.
"Ohgitu Kay. Yaudah." Kata Sastra tersenyum.
Sastra benar-benar tidak tahu mengapa Kayra harus berbohong. Bukankah Davin hanya temannya, dan jika Kayra bilangpun Sastra tidak akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sastraku
RomanceDirgantara Sastra namanya, tetapi Lara lebih memilih memanggilnya Sastra. Katanya supaya berbeda, juga karena Lara memiliki kecintaan kepada sastra. Sastra itu lelaki yang matematis, dan selalu berfikir kritis. Lara Kayra Zeina, perempuan pui...