"Kau memang lekat dengan matematika Sastraku."
📝📝📝
Sepulang sekolah, SMA Pelita ini riuh dengan teriakan murid yang merasa bebas dari kelas memusingkan. Cuaca hari ini sedikit gelap dari biasanya. Barangkali sebentar lagi akan turun hujan.
Kayra dan Sastra masih duduk di depan kelas XI MIPA1. Sastra tahu Kayra merasa tidak nyaman dengan keramaian, jadi ia memutuskan untuk menunggu sepi.
Mereka berniat untuk ke toko buku, membeli buku-buku untuk keperluan olimpiade. Tapi sebelumnya, Sastra harus meminta izin pada bu Meli dan membiarkan Kayra mengganti pakaiannya.
Sedangkan Sastra, ia membawa mobil hari ini. Karena ibunda tercinta sedang pergi bersama ayahnya. Jadi, ia sudah membawa pakaian dari rumah. Mungkin nanti ia ganti di rumah Kayra.
"Kay"
"Iya Sastra?"
"Gaada yang mau kamu kasih tau ke aku?" Tanya Sastra.
"Apa, Sastra? Kasih tau kalo Vina itu suka sama Davin? Atau kasih tau Nasha dikelas tadi liatin kamu mulu?"
"Gapenting itu."
"Apadong yang penting?"
"Kamu sayang aku misalnya."
"Aku sayang kamu." Jawab Kayra polos. Sastra tertawa menanggapinya. Dasar Kayra, selalu membuat Sastra gemas dengan tingkahnya.
"Yu pulang, udah sepi." Kata Sastra sembari berdiri. Lalu diikuti oleh Kayra.
Mereka menuju parkiran, mobil Sastra terparkir rapi. Setelah berada didepan mobil, Sastra membukakan pintu belakang mobilnya.
"Hayu masuk non." Katanya sopan.
"Ihhh enak aja! Kamu mau jadi supir aku?" Kata Kayra menutup pintunya.
"Eh salah ya" Sastra tertawa.
Kemudian ia membukakan pintu depan, dengan gaya yang seolah Kayra adalah ratu yang dipertuan agungkan.
"Silahkan ratu puisii" Kata Sastra sambil mempersilahkan Kayra duduk.
"Sastraa!"
"Dasar korban film." Lanjutnya disertai tawa.
"Hahaha silahkan tuan putriku!"
"Dasar." Kata Kayra, lalu ia duduk.
Sastra baru saja ingin duduk, tapi Kayra memarahinya.
"Sastra! Kamu ngapain woi!" Kayra protes, sedang Sastra langsung diam.
"Mau duduk Kay."
"Sempit Sastraa! Tadi kaya difilm-film so romantis, tetep aja kelakuanmu aneh! Lagipula siapa yang mau nyetir Sastrakuuu!"
Kayra berbicara tanpa koma, Sastra diam menahan tawa, setelah Kayra berhenti berbicara ia tertawa sepuas-puasnya. Lalu menutup pintu Kayra dan masuk ditempat yang seharusnya.
Sastra mengendarai mobil menuju rumah Kayra dan ia masih saja dengan tawanya, Kayra menatapnya kesal.
"Sastra, berhenti!" Kata Kayra. Setelahnya Satra memberhentikan mobilnya dan menatap Kayra.
"Sudah." Ucapnya.
"Ketawamu Sastra! Bukan mobilnya" kata Kayra pasrah.
"Ohh bilang dong Kay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sastraku
RomanceDirgantara Sastra namanya, tetapi Lara lebih memilih memanggilnya Sastra. Katanya supaya berbeda, juga karena Lara memiliki kecintaan kepada sastra. Sastra itu lelaki yang matematis, dan selalu berfikir kritis. Lara Kayra Zeina, perempuan pui...