Bab 3 | Gosip

81 3 0
                                    

Brak!

"Anjir!"

"Kaget gue,"

"Kampret!"

Umpatan demi umpatan keluar dari mereka yang sedang asik bergosip. Lalu secara serentak mereka menoleh ke sipembuat onar yang menggembrak meja tiba tiba. Tapi yang ditatap malah cengengesan gak jelas.

"Kebiasaan deh loh ta!" ucap Heka salah satu dari mereka.

Efrita yang mendengar itu hanya tersenyum aneh dan mendaratkan bokong nya di kursinya.

Brak!
Eifrata menggembrak meja sekali lagi sambil tersenyum senang.

"Ata! Bisa gak sih lo, kalo mau ngomong itu gak usak pake gebrak meja segala, bikin jantungan tau gak," Kesal Eva.

"Yeeee, gur kan lagi senang banget, kalian jadi teman gak pengertian banget sih".

"Kalo seneng gak mesti kaya gitu juga kali, barbar banget jadi cewe" ucap Rexsa yang sedari tadi juga sedang memendam kekesalan.

"Yaudah deh maaf, habis nya gue senang banget!" pekiknya. Lalu ia mengangkat tangan nya. Heka yang melihat itu langsung menangkap tangan Eifrata.

"Hampir aja," ucap Heka mengelus dadanya.

Eifrata yang melihat itu, menyengir menampilkan deretan giginya. Eifrata sangat suka memukul sesuatu jika ia sedang senang.

"Jadi, mau bilang apaan lo ta?" tanya Rexsa.

"Gue lagi...." ucap Ata menggantung perkataannya sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya didepan bibirnya.

"Lagi apaan? Buat penasaran aja," tanya Eva sambil menggeser kursinya kearah Ata.

"Gue lagi... coba tebak deh, gue lagi apa?"

" Eh, si monyet, malah balik nanya. Ya kita mau tau," ucap Rexsa dengan kesal.

"Gue lagi jatuh cinta tau, masa kalian gak tau sih,"

Ketiga temannya yang mendengar perkataan Eifrata tercengang lalu sedetik kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Hahhahahha"

"Lo jatuh cinta ta? Bukannya lo anti sama yang punya burung gitu ya? Ledek Eva.

Eifrata yang mendengar itu mendelik sebal.

" Sejak kapan gue anti burung, gue ini normal," balas Ata.

"Pasalnya lo hampir gak pernah bahas perasaan, lalu tiba-tiba lo bilang, lo lagi jatuh cinta," kata Heka.

"Si Ata kan tau nya cuman bahas Fisika doang, lah tiba-tiba bahas cinta, ya kaget dong kita" timpal Rexsa.

"Selama ini gur gak pernah bahas cinta itu, karena gua belum nemuin yang tepat." Jawab Ata sambil tersenyum-senyum.

Mereka yang melihat itu, bergidik ngeri.
" Ternyata orang yang jatuh cinta itu serem ya." gumam mereka bersamaan yang masih bisa didengar Eifrata.

"Jadi, siapa yang buat lo hampir gila kaya gini? Tanya Eva.

" Nah, gitu dong. Tanya kek dari tadi "

"Cowok berambut hitam legam, mata setajam elang, dan pastinya manis banget kayak gulali," ucap Ata menggebu-gebu.

"Beneran jatuh cinta ternyata lo Ta, kesemsem gitu muka lo dari tadi. Tapi, ngejelasin nya lebih spesifik dong," ucap Rexsa.

Ck
"Dia tinggi, putih, terus dia punya tai lalat di---"

"Ah, udah lah, gue jelasin juga kalian gak bakalan ken--"

"Dia punya tai lalat di sebelah kiri matanya." Ucap Heka memotong perkataan Ata

6 pasang mata itu langsung melirik Heka penuh tanda tanya.

" Darimana lo tau?" tanya Ata.

"Gue kenal siapa tuh cowok," jawab Heka dengan mantap.

Mata Ata membulat, terkejut dengan perkataan temannya barusan, sedetik kemudian dia langsung menerjang Heka, dan Heka yang tak siap terjungkal kebelakang dengan bokong membentur lantai.

"Ata!"

"Bokong gue!"

Ata tak memperdulikan teriakan temannya itu.

"Siapa namanya Heka,?
Tanya Ata dengan keadaan menindih Heka dan nyaris menciumnya.

" Eifrata, Heka!, apa yang kalian lakukan?"

Teriakan melengking itu menyadarkan Ata, dia menarik dirinya dan langsung duduk ke kursinya. Sedangkan Heka masih setia mengelus bokongnya yang terasa ngilu.

"Ata, kamu belum menjawab pertanyaan ibu," tanya Bu Hemi selaku wali kelas XII IPA-1.

"Bukan apa- apa bu, tadi Heka jatuh. Jadi, saya mau menolong nya, ehh saya malah ikut terpeleset,"

Bumi hemi menaikkan alisnya.
"Ahh, sudahlah, sekarang semuanya buka buku halaman 154, mengenai rekayasa genetika."

****************

Bersambung.....

Pangeran Dingin yang Miskin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang