Bab 7 | Kembali

46 1 0
                                    

Eifrata memakan mie ayamnya dengan lahap. Tidak perduli dengan tatapan aneh dari ketiga sahabatnya. Ata memang sedang lapar, karena tadi pagi ia tidak sempat sarapan, ah, lebih tepatnya sedang malas sarapan.

"Gak usah lihatin gue kaya gitu," Ata berujar sebal.

"Habisnya, lo kayak orang yang gak pernah makan," ucap Rexsa

Ata mendengus, "gue lapar bego, tadi pagi gue gak sarapan, lagi malas gue,"

"Ternyata lo bisa malas juga," ledek Eva. Ata yang mendengar itu kembali mendengus, sedang tidak mood untuk berdebat.

"Eh Ta, lo gimana sama Alfa?" Ata berhenti mengunyah, ia melirik Heka, "Lagi dalam perjalanan ke KUA," ucapnya dengan mantap. Heka dan Rexsa tertawa geli mendengarnya.

"Si Ata, semenjak kenal sama Alfa jadi SGM," celetuk Eva seraya terkekeh.

"Apaan tuh SGM? Tanya Heka.

" Sinting, gila, miring," ucap Eva lalu tertawa dengan keras, diikuti Rexsa dan Heka. Ata mendelik sebal lalu menggelepak tangan Eva.

Plak

"Aww, Ata, sakit tau!" Ucap Eva sambil mengelus tangannya.

"Rasain! Makanya jangan ngatain gue,"

"Ish, gue kan cu—"

"Balikin HP gue," Agam tiba-tiba datang dan memotong ucapan Eva. Mereka serentak menoleh. Ata berdiri dari duduknya dan terkekeh, lalu menatap Agam lekat-lekat. Agam yang ditatap seperti itu mendadak gugup.

"Balikin Hp gue Ata," ucapnya lagi berusaha menutupi kegugupannya. Ata memperhatikan gelagat Agam dan kembali terkekeh, "lo gugup? Kenapa? Baru sadar kalo gue cantik?

Agam tidak menjawab, ia hanya memperhatikan Ata, baru kali ini dia memperhatikan Ata. Biasanya jika mereka bertemu pasti berakhir dengan bertengkar. Dan saat ini barulah Agam menyadari, bahwa yang dikatakan Ata memang benar, dirinya cantik. Melihat reaksi Agam yang seperti itu, membuat Ata berpikir untuk mengerjai laki-laki itu. Ata melangkah semakin mendekati Agam dan menatap Agam dengan intens.

" Ma-u apa lo?" Agam mengalihkan tatapannya, sekarang Ata terlihat seperti predator yang ingin memangsa makanannya.

"Gue mau apa?" Ata mendekatkan wajahnya ke telinga Agam, lalu berbisik. "Gue mau lo." Ucapnya tenang.

Agam membulatkan matanya, tidak percaya dengan apa yang didengarnya sekarang, ia menatap Ata yang tersenyum tenang, seolah ucapan itu biasa saja.

"Gue mau lo, ngasih tau dimana Alfa," lanjut Ata kemudian. Ata melirik Agam yang tercengang, dengan muka memerah menahan malu. Sedangkan Heka, Rexsa dan Eva sudah tergelak.

"Kenapa Gam? Lo berharap gue bilang apa?" Tanya Ata dengan nada mengejek. Muka Agam memerah, menahan amarah sekaligus menahan malu.

"Lo!" Agam menatap tajam Ata, lalu keluar dari kantin tanpa mengatakan apapun lagi. Ata yang melihat itu tertawa keras bersama ketiga sahabatnya.

**********

Ata memasuki perpustakaan dengan sedikit terburu-buru, celingak-celinguk mencari keberadaan Bu Hilda penjaga perpustakaan. Tapi, Ata tidak menemukan keberadaannya. Ata lalu naik lantai 2, Bu Hilda mungkin disana. Ata mengedarkan pandangannya, yang dicarinya tak kunjung ketemu. Bu Hilda kemana sih, kaya tuyul aja hilang-hilang," batinnya kesal. Mata Ata berbinar, bukan karena Bu Hilda sudah ketemu. Tapi karena seseorang yang sedang duduk di sudut kanan perpustakaan.

Itu adalah Alfa, si pangeran dinginnya, sedang duduk sambil membaca buku, dengan dahinya yang sesekali mengerut. Ata bersembunyi di rak buku, dia memperhatikan Alfa dengan seksama. Biasanya Alfa yang minim ekspresi, sekarang terlihat sedang banyak berpikir. Menaikkan alis dan mengerutkan dahinya. Ata tersenyum senang, seandainya dia bisa terus memandangi Alfa sedekat ini, pasti akan sangat menyenangkan. Ata terkekeh kemudian, sebuah ide muncul di kepalanya. Ia merogoh saku roknya, mengambil benda pipih itu, lalu membuka aplikasi kamera. Ini harus diabadikan, Ata tak boleh kehilangan momen ini, jarang-jarang Ata bisa menemukan Alfa seperti ini, bahkan ini pertama kalinya. Ata mengarahkan kamera ponselnya ke arah Alfa, dari celah rak buku dihadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pangeran Dingin yang Miskin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang