Tin...! Tin...! Tin...!
Bunyi kelakson kendaraan saling bersahutan, menandakan ketidak sabaran menunggu lampu hijau. Terlebih lagi banyaknya kendaraan membuat pergerakan semakin susah. Sama halnya dengan pemilik mobil merah yang sedari tadi paling banyak membunyikan kelaksonnya.
"sial!" umpat sang pemilik mobil itu.
"Macet banget sih hari ini!"
"Ayolah... gue udah telat banget," Dengan ketidak sabarannya, gadis itu membunyikan klakson panjang hingga berdengung memekakkan telinga yang mendengar.
"Woi!, biasa aja kali, bukan cuman lo yang buru-buru, jadi gak usah berisik!"
Gadis pemilik mobil merah itu menoleh kesamping, melihat orang yang baru saja meneriakinya. Ternyata seorang laki-laki yang mengenakan jaket abu-abu dengan potongan rambut ala-ala idol.
"Kenapa?, masalah buat lo?, mobil juga mobil gue, kenapa jadi lo yang sewot?!" balas gadis itu meneriakinya.
"Tapi gue punya telinga buat dengar!" balas laki-laki itu tak mau kalah.
Gadis itu menajamkan matanya, seakan ingin melahap bulat-bulat laki-laki itu.
"Bodo amat!" teriaknya. Dan gadis itu langsung menginjak pedal gas mobilnya melaju dengan kencang membelah jalan raya.
"wah, wah, itu cewe cantik tapi, mulutnya kayak mercun" sungut laki-laki itu dengan kesal.
********
"Pak! Bukain gerbangnya cepat!" Eifrata berteriak dari luar gerbang sambil sesekali melihat jam tangannya.
"Ehh.. Ada Eifrata, mau ngapain neng?, ko kaya nya buru-buru amat?"
"Yah, si bapak malah nanya, ya mau masuk lah pak, masa mau ngajak bapak kencan,"
"Loh, loh, bukannya pelajaran udah mulai ya neng?, ko baru sekarang datangnya?" Tanya Pak Maimur bertubi tubi.
Eifrata menghentakkan kaki nya kesal. "Saya telat pak!, telat 20 menit, dan karna bapak gak bukain gerbang dari tadi sekarang saya jadi telat 22 menit!"
"Ohh gitu atuh neng, yaudah sok atuh masuk." Lalu terdengar suara gerbang yang terbuka.
Eifrata langsung menginjak pedal mobilnya kuat-kuat meninggalkan Pak Maimur yang mengelus dada akibat Eifrata yang langsung menerobos masuk.
*************
Eifrata memarkirkan mobilnya sembarangan, dan berlari sekencang mungkin menaiki tangga. Tujuannya adalah 12 IPA-1 di lantai tiga.
"Buset dah... kenapa rasanya kelas gua makin jauh yah" gumam nya pada dirinya sendiri.
Eifrata tersenyum setelah melihat tulisan 12 IPA-1 didepan matanya, ia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 8, itu artinya dia sudah telat 30 menit. Sebenarnya dia ragu mau mengetuk pintu kelasnya. Sebab, dia tau pelajaran apa yang sedang berlangsung. Pelajaran sejarah yang menurutnya tidak terlalu penting. Tetapi, masalahnya ada pada guru yang mengajar. Bu Astuti si bedak tebal nan killer yang tak menoleransi siswanya baik yang pintar maupun yang bodoh, semua sama saja di matanya. Tapi ini adalah pertama kalinya dia telat, mungkin si bedak tebal akan memakluminya. Kalo dia gak mengetuk pintu itu, sia- sia dong dia lari sampai kaki nya pegal-pegal.
Dengan sisa sisa tenaganya, Eifrata mengetuk pintu dan membukanya. Serentak mereka semua yang berada didalam ruangan menatapnya, seakan dirinya ini adalah penjahat. Terlebih lagi bu Astuti yang menatap tajam dirinya.
"Ngapain kamu?"
"Hehehe, mau masuk bu." Jawab Eifrata kalem.
"Eifrata!" teriak Bu Astuti dengan kencang membuat seisi kelas terkejut. "Kamu tau ini jam berapa?, kamu sudah telat 30 menit, dan kamu masih berani masuk dalam pelajaran saya, keluar kamu!"
"Bu... Saya kan baru kali ini telat bu, tolong dong bu, kalo saya gak masuk pelajaran ibu, nanti nilai saya anjlok, padahal kan pelajaran ibu sangat penting bagi saya." Melas Eifrata.
"Banyak omong kamu, sekarang keluar!"
Eifrata menunduk lesu lalu, berbalik dan menutup pintu dengan kencang.
"EIFRATA!"
Mendengar teriakan itu, eifrata melangkahkan kaki nya dengan cepat meninggalkan kelasnya.
Bersambung.....
Hai semuanya,
Semoga suka sama bab pertamanya ya,
Jangan lupa untuk vote dan coment,
Salam dari penulis amatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Dingin yang Miskin [On Going]
Fiksi RemajaSemua berawal dari Eifrata Pricilia Nadin yang berusaha menaklukkan sang Pangeran sekolah yang terkenal akan kepintaran dan ketampanannya. Terlebih lagi Pangeran itu di dijuluki dengan Pangeran Dingin yang Miskin. Eifrata semakin tertantang akan sik...