Still in Love (4)

2.1K 172 7
                                    

Semuanya sudah terlanjur. Mew sudah tidak bisa menelan ucapannya lagi. Kata cinta yang seharusnya ia pendam selama dua tahun ini terlontar tanpa peringatan. Begitu mendesak. Mew merasakan jiwanya ingin lepas usai menyuarakan isi hati. Dia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Agaknya dia takut respon ketidaksukaan Gulf setelah mengetahui pernyataan cintanya yang naif. Sudah pasti jawabannya adalah tidak. Mew sudah memikirkan segala konsekuensinya. Inilah yang terjadi pada dunia percintaan dunia pelangi, kau akan lebih sulit menemukan perasaan yang sama. Apalagi di depannya adalah pemuda lurus yang sudah memiliki kekasih wanita. Bagaimana mungkin Mew membawa bocah itu ke jalan yang sama dengannya. Alangkah jahatnya dia jika memaksa.

Di sisi lain, Gulf nyaris lupa bagaimana bernapas. Bibirnya kelu. Dia bahkan duduk dengan kaku sambil membeliakkan mata menatap pria beruang di sampingnya. Tidak terbersit pikiran bahwa Mew akan menyatakan cinta dadakan seperti ini. Gulf hanya tahu lelaki itu senang berkata bahwa mereka adalah kakak adik yang saling mencintai. Sisanya mungkin hanya candaan yang di tujukan pria itu pada penggemar demi menarik perhatian.

"Sejak kapan?" Tanya Gulf kemudian. Dia mulai menurunkan bahunya yang semula tampak tegang.

"Menurutmu, sejak kapan?" Mew balik bertanya, tidak menatap Gulf dengan nada suara yang datar. Dia hanya terlalu pesimis. Apalagi setelah mendengar nada suara Gulf yang terasa dingin seperti saat pertama kali mereka workshop. Rasanya ingin marah namun tertahan agar tidak menimbulkan pertengkaran. Padahal dia sendirilah yang menciptakannya.

Gulf menajamkan alisnya. "Phi!" Serunya memprotes sikap Mew yang justru menanyainya balik, bahkan tanpa menatapnya. Membuatnya serba salah.

Mew menghela napas lelah seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. "Aku tidak berpikir akan menyukaimu sampai sejauh ini. Padahal aku sudah beberapa kali membuat benteng pertahananku sendiri. Tapi kehadiranmu membuat semua yang kubangun dengan susah payah -runtuh dalam sekejab. Kau berkali-kali hadir saat aku berusaha untuk jauh darimu. Kau lagi-lagi menempeliku, dan bersikap seakan tidak terjadi apa-apa. Aku sudah gila." Mew mengembuskan napas berat usai menguraikan kejujurannya.

Gulf masih memandang Mew lurus dengan raut serius. Mendengarkan setiap ucapan Mew tanpa sepatah katapun terlewat. "Jadi, Phi sudah menyukaiku sejak lama?"

Mew berkedip dan menggangguk bersamaan.

"Maafkan aku." Gulf merunduk penuh sesal. Sorotnya layu.

Mew mendelik. "Jadi jawabanmu?"

Sejenak Gulf berpikir, lalu dia berkata, "aku tidak tahu, Phi."

"Kau selalu berkata seperti itu." Mew menghela napas pasrah seraya menertawai dirinya sendiri. "Yah, mau bagaimana lagi," ujarnya malas.

"Tapi aku mau seperti ini dulu. Tidak apa-apa kan?"

Betapa kagetnya Mew, ketika bocah jangkung itu dengan lembut mendaratkan kepala di bahu kekarnya. Lagi-lagi Mew merasakan relung hatinya sedang bertarung. Bagaimana tidak, baru saja Gulf membuat hatinya seakan patah, kini dia kembali membuat secercah asa yang tampak nyata. Segalanya menjadi tumpang tindih. Dan Mew tidak mau terjebak dalam fatamorgana yang di buat lelaki penyuka sepak bola itu.

Gulf menunduk, menekuri satu tangannya yang bebas -yang kini meraih tangan besar Mew untuk di genggamnya demi menghapus dilema dan mendapatkan ketenangan batin. Dia pun terpejam seraya mengambil napas teratur. Menyesap aroma lembut sabun mandi lelaki kekar di sampingnya. Terkurung dalam keheningan untuk beberapa lama.

Sebenarnya ada sejuta keraguan yang tertanam dalam benak Gulf. Meski semula dia ingin mengungkapkan perasaanya juga sama. Lagi-lagi pikiran bocah jangkung itu kembali di tarik mundur, meski Mew sudah menyuarakan cintanya duluan. Seharusnya itu menjadi tolak ukur Gulf untuk kembali maju untuk menggapai sosok Mew Suppasit berserta hatinya. Namun ada sesuatu yang kemudian kembali dan mengganjal. Ketakutan akan pandangan orang. Rumor buruk, selentingan miring orang sekitar dan komentar jahat sosial media. Walaupun kini dia seharusnya merasa senang karena banyak dukungan dari para penggemar dan semua orang yang tahu hubungan mereka pastinya.

Still in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang