Still in Love (6)

1.9K 166 8
                                    

Sebuah fakta yang mengerikan bahwa bayang-bayang peristiwa waktu itu terjadi lebih dari empat tahun yang lalu. Peristiwa dimana mata mereka bertemu. Ketika Mew merajahnya dengan sorot pilu serta kekecewaan yang dalam. Berakhir dengan hantaman keras yang memekakan telinga.

Tubuh Mew terpental, darah bergelimangan, situasi kacau, dan Gulf merasakan dengungan menyerbu pendengarannya. Dia pingsan di tempat berkat tekanan emosi yang di terimanya, bercampur dengan kondisi tubuhnya yang tidak begitu baik di hari itu.

Gulf masih mengingat kepanikkan di hari itu. Mana kala ia sadar dan berlari memaksa diri ingin menerobos pintu ruang operasi. Dimana lelaki beruang itu sedang berjuang untuk tetap hidup ketika nyawanya nyaris saja berakhir akibat pendarahan otak dan cedera parah yang bersifat fatal di sebagian tubuhnya.

Mew berhasil selamat namun dia kritis. Bahkan persen harapannya untuk hidup menipis. Sampai akhirnya lelaki beruang itu di vonis mengalami koma.

"Ngghhhhh...." Gulf mengerang. Dia terjaga setelah tidur beberapa jam sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan yang berlipat disisi ranjang Mew.

Muka bantalnya sudah tidak karuan. Matanya pun tampak membengkak dan menghitam. Beberapa kali Gulf memang sering menangis kala tidur. Dia selalu bermimpi buruk akan peritiwa empat tahun yang lalu —yang membuatnya cemas sepanjang waktu dan sulit tidur, takut akan kehilangan pria yang saat ini di jaganya.

Gulf bangkit. Dia mengusap wajahnya. Merenggangkan tubuhnya. Lalu berjalan ke sisi jendela sembari mengurai tirai. Yang mana matahari pagi terlihat cerah, meski bertolak belakang dengan suasana hatinya yang mendung. "Phi... ayo bangun... waktunya memberimu nutrisi," ucapnya lirih seraya mengukir senyum.

Gulf kembali ke ranjang Mew. Memandang lembut tubuh kurus lelaki yang pernah kekar itu dalam balutan segala alat penopang hidup. Dia mengecup kening lelaki itu perlahan lalu berbisik ke telingannya dan tertawa kecil.

Tak lama kemudian seorang pemuda masuk sambil membawa kotak makan, Gulf segera menegakkan tubuhnya. Pemuda itu memiliki postur tubuh mungil, dengan rambut lurus, serta tingkahnya yang jenaka — dia adalah salah satu teman lama Mew yang menjadi kapten shipper fandom MewGulf beberapa tahun yang lalu sebelum peristiwan tragis ini terjadi. Siapapun pasti tahu. Ya, dia adalah Mild.

"Bagaimana keadaan Phi Mew. Apakah sudah ada perkembangan?" tanyanya mula-mula dengan wajah yang serius meski tingkahnya masih belum menutup sifat jenaka alaminya.

Gulf menggeleng.

"Sudah empat tahun kau menjaganya, Gulf. Saatnya kau lepas dari tanggung jawab ini. Biarkan keluarganya yang memutuskan. Jangan biarkan rasa bersalah membebanimu."

Gulf mendelik tajam menatap Mild bagai musuh. Dia ingin memprotes ucapan lelaki mungil itu. Namun tak bisa. Karena apa yang akan dilakukannya nanti malah akan menjadi petaka. Dua tahun lalu dia juga sempat bertengkar dengan temannya yang lain. Pertengkaran itu sempat memyebabkan keributan di ruang rawat. Nyaris mencelakakan Mew akibat selang ventilator terlepas sehingga lelaki itu mengalami kejang. Kalau saja mereka tidak cepat maka fatal akibatnya.

"Ini akan menjadi urusanku, Phi." Gulf mendesis. "Dokter juga tidak menyarankan suntik mati. Dia belum mengalami mati otak."

"Pernahkah kau berpikir, apa yg akan kau lakukan setelah phi Mew sadar?" Tanya Mild. "Kau dan Hana kan sudah..."

"Jangan bahas itu disini," Potong Gulf dengan nada yang terdengar sinis.

Mild tersentak. Mulutnya seakan kelu kala menatap netra cokelat Gulf yang memandangnya terpatri seperti Type. Agaknya itu menyinggung perasaan Gulf. "O, oke. Terserah. Tapi aku harap kau menjaga kesehatanmu. Sudah terlalu lama kau mengabdikan hidupmu pada Phi Mew. Sampai kau lupa makan, minum dan tidur. Kau tahu, semua orang mulai khawatir. Tanpa riasan, tampangmu seperti orang gila."

Gulf terdiam, tak mengindahkan ucapan Mild. Dalam benaknya, dia bisa mengurus dirinya sendiri tanpa orang lain memberitahu. Dia tahu bagaimana mengorganisir kebutuhannya untuk bertahan hidup demi menjaga Mew. Berbanding terbalik dengan apa yang ada di benaknya, tak satu dua orang yang mengatakan bahwa lelaki jangkung itu terlihat tak terurus.

Tampaknya Gulf tidak memperdulikan semua itu. Di matanya tak ada orang lain, selain Mew. Tidak ada yang berhak untuk bicara untuk di dengarkan. Bahkan ibunya sudah putus asa dengan sikapnya —seperti boneka hidup.

Setengah jam Mild dan Gulf bicara. Seseorang  kemudian masuk ke ruangan di tengah obrolan. Gulf menoleh. Dia tak tampak terkejut dengan keberadaan orang itu. Hanya Mild yang kelihatannya canggung berdiri diantara keduanya. Yang mana mata mereka bertemu dengan sorot penuh arti. Dan Mild hanya berdiri seraya menatap sorot keduanya bergantian.

"Apa yang kau inginkan, Hana."

Bersambung

Padahal Moko mau Mew rawat jalan di rumahnya. Biar ada scene Gulf pasang selang NGT sendiri. Tapi tapi tapi... Masa iya Hana boleh masuk? Dia kan tamu asing...

Spoiler untuk end... "Phi Mew milikku."

(Ayok, tampol Moko! Ga papa :p)

Lirik Tiktok-2PM feat Yun Eun hye menginspirasi bagian ending (tuh, Moko g pelit spoiler... :p)
(pokoknya bayangin aja... :p)

Still in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang