Daydream+ MewGulf Ver.

2.4K 160 0
                                    

Angin berembus dari jendela terbuka, menerpa tirai pias tipis berbahan tile, menyeruak aroma lili putih yang semerbak terbawa angin menuju penciuman sang penghuni rumah yang sedang tidur menelungkup lelap di sofa bed miliknya.

Sang pemilik rumah terkesiap membuka mata saat aroma bunga lili putih masuk dan menusuk hidungnya.

Bangun mendadak membuat dadanya sesak. Perlahan dia bangkit dari posisinya yang menelungkup. Wajahnya yang pias menoleh pada sekeliling. Semuanya terasa sunyi. Hingga bola sepak yang jatuh dan menggelinding menjadi satu-satunya suara di ruangan itu. Bola itu kemudian diambil oleh seseorang dengan tangan kerkarnya yang tampak kokoh sambil tersenyum hangat.

"Gulf, kamu sudah bangun rupanya."

Pria itu lalu meletakkan lagi bolanya ke lantai dan menghampiri pemuda pias yang sedang duduk di sofa -duduk di samping sambil memeluk dan menyerbu pemuda itu dengan ciuman-ciuman. Dari mulai kepala, pelipis, pipi, rahang hingga ke bibir sampai dia lelah dan memilih untuk menatap kekasihnya dengan sorot memuja penuh kasih sayang.

Gulf bergeming. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun. Sementara netra cokelat sayunya yang tampak hampa itu tak juga menggeser pandangan dari layar televisi.

Lelaki beruang itu seakan tidak peduli dengan sikap diam dari kekasihnya. Dia terus saja berbicara manis, memberikan sentuhan-sentuhan lembut, perhatian kecil serta senyuman hangat.

"Phi lapar, nong mau sesuatu untuk aku masak? Di dapur masih ada irisan daging babi. Kau mau kubuatkan Pad krapao kesukaanmu tidak?" ujar lelaki itu antusias. Dia lalu mengambil tangan ramping Gulf lalu menciumi punggung tangannya dengan lembut.

Gulf tetap bergeming. Dia masih menatap layar televisi tanpa sedikitpun beralih untuk menatap pria di sampingnya. Pria itu pun kemudian menumpukan kepalanya di bahu Gulf, mendusel manja, mencoba menarik atensi pria yang mediaminya sedari tadi sembari ikut menyoroti layar televisi.

Keduanya diam seribu bahasa. Hingga di menit kemudian Gulf mulai angkat bicara dengan nada suara yang terdengar lirih.

"Phi Mew."

"Ng?" Sahut Mew menggumam dalam lekukan leher Gulf.

"Kenapa Phi selalu menemaniku?"

"Bukankah kita berjanji akan bersama selamanya," Sahut Mew di sertai senyum yang tampak manis.

Sedikit demi sedikit Gulf mengukir senyum. Senyum yang luar biasa lambat, kaku dan samar. Diantara senyuman itu, Gulf menyoroti layar televisi. Tidak ada siaran apapun. Hanya televisi mati yang membias bayangnya. Sementara bayangan pria di sampingnya ...

tidak ada.

End

Maap, cuma cerita singkat dari cerita sebelah punya Moko dengan karakter Weishin. Tapi bakal up Still in love hari kamis or jumat.

Karakter Gulf/Wooshin di cerita ini sedang menunggu jadwal suntik mati di sebuah rumah pengawasan/buatan khusus yang di penuhi CCTV, akibat banyak membunuh karena kejiwaannya. Dan karakter Seme dlm cerita ini adalah salah satu korbannya, seorang dokter kejiwaan. Korban terakhirnya yang selalu diingat berulang2. Korban yg paling di cintai, yang membuat tokoh utama memutuskan untuk tetap sadar dari delusi di saat terakhirnya. Melihat kenyataan dari layar televisi maupun cermin.

Eh Moko lupa... Bukan korban terakhir deng😅 korban ketiga. Abis korban ketiga dia lalu banyak membunuh, dengan delusi yang sama. Elah, moko keder sndiri sama cerita sendiri😅 Ahahahhaah

Moko lagi males nulis panjang. Ini pendek amat ya ampun😅

Lagu ini turut serta pembuatan Daydream.
Lukas King - Victim

Still in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang