31 Desember 2019
"Tidak terasa ya, sudah mau ganti tahun. Sampai kapan aku akan terus begini?" Ia bergumam sembari memeriksa kalender di handphone nya. Sudah larut malam. Ia selalu saja terbangun dengan pikiran yang sama setiap hari nya. Menghasilkan mata yang abu dan lelah di pagi hari.
Ia bernama Anandita Frascha Dinata. Tinggal di kota Bekasi. Berumur 16 tahun. Ia tinggal bersama orang tua nya beserta kakek dan nenek nya. Panggil saja Dita.
Dita hanya seorang gadis biasa di kalangan orang-orang. Namun, berbeda cerita saat Dita di sekolah. Bisa dibilang Dita adalah gadis yang cukup populer akan sikap dingin nya kepada siapapun yang mendekatinya. Walaupun Dita tidak pernah menginginkan hal itu. Dita hanya tertuju kepada kehidupannya sendiri, bahkan Dita berpikir Ia tidak membutuhkan satu pun teman.
"Tahun sudah mau berganti, kata nya sih tahun baru, diri kita yang baru juga.. Entahlah bagaimana nanti saja" Dita bergumam. Saat Ia ingin melanjutkan tidurnya suara pecahan kaca terdengar dari kamarnya disusul dengan suara teriakan yang kencang. Suara itu berasal dari dapur.
"Tidak akan ada henti nya. Mau sampai kapan mereka seperti itu, mereka tidak memikirkan apa anaknya terganggu dan menderita sendirian mendengarkan teriakan mereka yang gaduh. Sudahlah. Sebaiknya tidur saja" .
Dita memutuskan untuk melanjutkan tidurnya karena Ia tak tahan mendengar kegaduhan yang sedang terjadi.
Orang tua Dita dari Ia kecil sampai sekarang pun tidak ada berubahnya. Bahkan Dita baru melihat kedua orang tuanya saat Ia berumur 2 tahun. Dita sejak kecil di urus oleh pembantu, bahkan nenek nya juga.
Dita tidak tahu kemana orang tuanya pergi saat itu. Yang Ia pikirkan hanya mereka tidak pernah memperdulikannya.
Kehidupan Dita selalu dipenuhi dengan isak tangis setiap malam. Dita pun selalu membeli silet untuk menyakiti dirinya sendiri. Menurutnya, itu satu-satunya cara agar Ia merasa sedikit tenang. Kadang Dita merasa lelah dan berpikir rasanya ingin hilang ingatan saja.
"Apa gunanya diriku hidup? apa aku hidup hanya untuk mendengarkan kegaduhan mereka yang tiada hentinya? dasar manusia-manusia yang egois!"
"Mereka tidak merasakan apa yang aku rasa! jika mereka ada di posisi ini, mereka pun akan menderita. Mereka memang tidak pernah memperdulikanku sejak aku lahir! mungkin diriku hanyalah beban untuk mereka. Tuhan.. mengapa aku tidak memiliki hidup yang bahagia seperti manusia pada umumnya? haruskah aku diam lagi dan menderita?"
Mungkin Dita hanya bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan saat ini. Ia tidak percaya akan teman atau siapapun. Ia berpikir mereka hanya akan meninggalkannya saat mereka sudah tidak membutuhkan Dita.
Sudah banyak pengalaman yang Dita alami, dan semuanya menyakitkan. Masa lalu Dita tetap tersimpan dalam memorinya.
"Aku hanya ingin semuanya cepat berakhir..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADNAN
RomanceDua insan yang dipertemukan secara tidak sengaja oleh waktu. Sebagai manusia yang tidak pernah meminta untuk dilahirkan menjadi manusia. Mereka yang menatap langit dan hidup di semesta yang sama. Melebur lelah ditiap langkahnya. Kesamaan hidup memba...