1 - Siapa?

530 126 94
                                    

Beberapa hari berlalu dengan keadaan yang sama dirumah Dita. Sampai datangnya tanggal untuk bersekolah lagi.

6 Januari 2020
Dita's POV

"Ah! kenapa sih, bertemu manusia-manusia yang lain yang membuatku jengkel itu sebuah keharusan." Geram ku setelah bangun dari tidur yang tidak pernah ada kata nyenyak nya sama sekali.

"Kalau bolos.. nilaiku nanti turun, nanti dimarahi lagi, mereka bertengkar lagi. Yasudahlah. Jalani saja."

Aku segera bergegas ke kamar mandi dan menyiapkan seragam sekolah ku.

"Sekolah pun, aku tidak mempuyai teman. Bukan begitu sih, mereka berteman denganku tapi, aku tidak menganggap mereka teman. Mereka hanya manusia yang sama dengan yang lainnya." Ucapku menggerutu saat berkeramas.

Setelah itu. Aku menyiapkan buku-buku di tas sekolah, dan langsung berangkat tanpa pamit. Mengapa harus pamit? Toh mereka juga tidak akan peduli aku mau kemana, sekolah lah, kabur lah, tetapi jika nilaiku turun. Mereka malah marah. Aneh.

Aku memesan ojek online dalam aplikasi OJOB di handphone ku. Aku menunggu ojek nya datang didepan halaman rumah.

Penasaran akan orang tua ku mencari atau tidak. Diriku menoleh sedikit ke belakang. Ya, seperti biasa. Tidak ada yang menyusulku untuk memberi semangat di hari pertama sekolah. Menyakitkan.

"Neng, Anandita ya?" Sahut suara seorang laki-laki memanggil namaku.
"Eh iya Anandita." Jawabku sembari menoleh ke kanan. Ternyata ojek nya sudah datang.
"Ke SMAN1 Bekasi kan?"
"Iya bang, dipercepat ya! takut terlambat nih" Jawabku dengan permintaan.
"Siap neng! Pake helm ngga?" Katanya menawarkan helm-nya kepadaku.
"Ngga usah bang" Aku menolak.
"Eh neng takutnya kenapa-napa, jatuh di aspal tidak se-indah jatuh cinta loh!"
"Apasih bang, cinta-cinta mana ada cinta" Aku geram sembari naik ke motornya.
"Jangan salah neng! cinta itu ada. Neng nya aja yang belum merasakan" Jawabnya saat dijalan.
"Iya deh bang gimana abang aja" Jawabku lemas.

Kota Bekasi. Keadaannya tidak berubah menurutku. Sama saja. Apa diriku yang tidak berubah?

Dijalan aku berpikir.
"Emangnya.. cinta itu ada ya? Emang ada ya lelaki yang bertolak belakang dengan sifat Ayah-ku yang keras kepala dan egois? Orang lain bilang. Lelaki pertama yang tidak akan pernah menyakiti perempuan didalam hidupnya adalah Ayah. Haha. Semuanya omong kosong! Entahlah aku tidak memikirkan cinta. Cinta itu sampah."

"Neng sudah sampai nih"
"Eh iya bang, berapa?"
"Ceban neng!"
"Bilang 10 ribu lah bang. Ceban-ceban segala"
"Neng nya gaasik deh. Ceban juga 10 ribu" Balasnya.
"Iya iya bang. Makasih yaa"
"Siap neng!" Pamitnya kepadaku.

Sudah sampai. Depan gerbang sekolah yang sama. Rasanya akankah berbeda?

"DITAAAAA!!!!!!!!" Teriakan seorang perempuan dengan suara melengking dari jauh berlari ke arahku.
*Gubrakkkkk
"DITAAA!!! GUE KANGEN LO TAU GA!! LO GAPUNYA HP ATAU KUOTA APA?! LO GAPERNAH JAWAB CHAT GUE!!" Katanya memelukku sampai kita berdua jatuh.

Namanya Rubela Daffra. Panggil saja Bel. Seorang perempuan yang menganggapku teman. Kita sebangku. Bisa dibilang dia cukup dekat denganku. Tetapi, dia bukan teman. Seperti yang ku bilang. Hanya manusia biasa dan sama seperti yang lainnya.

"Apasih Bel. Punya HP kok gue. Ngapain bales chat lo isinya kata-kata galau semua." Jawabku sembari menyingkirkannya karena berat.
"Heh! Kata-kata nya bagus tau! lo nya aja yang belum baca. Itu dari penulis favorit gue!"
"Iya iya udah nanti aja, masuk kelas dulu nanti telat" Jawabku lemas.
"Dita nyebelin." Balas Bel kesal.

Bel sekolah berdering. Semuanya sudah memasuki kelasnya masing-masing. Wali kelas-ku datang menyambut.
"Halo anak-anak ku yang tersayang! Bagaimana kabarnya? pasti baik dong! Hari pertama sekolah lagi tidak boleh lesu ya."
"Cih.. wali kelas menyebalkan!" Bisik Bel padaku.
"Sabar Bel.."
"Ohiya semuanya. Di hari pertama ini kita kedatangan murid baru!" Dengan senangnya wali kelas-ku mengumumkan.

Seluruh penghuni kelas ricuh. Bagaikan kapal  teriring ombak yang kehilangan arah.
"Cowo bu?"
"Ah! pasti cewe lah bu! yang cantik kan?"
"Yaampun cowo aja deh yang ganteng!!!"
*BLABLABLABLABLABLABLA*

"Berisik" Gumamku sembari menutup telinga.
"Eh Ta! Kira-kira cewe atau cowo ya murid baru nya" Bel bertanya.
"Entahlah. Tidak peduli" Balasku.
"Jangan gitu Ta! kalau cowo kan lo bisa punya pacar. Kalau nggak. Buat gue ajadahh hehehe"
"Apasih Bel. Pacar pacar segala pikiran lo"
"Yakan. Lo yakin gamau punya pacar? kalau ini murid baru cowo. Awas lo" Bel mengancam.
"Buat lo aja deh Bel. Gaminat gue."
"Ga asik lo Ta!"

Tiba-tiba pintu kelas terbuka. Seorang lelaki. Berpostur tubuh tegap dan lumayan tinggi. Berambut gondrong warna hitam sedikit melewati alis. Berkulit putih pucat. Beralis tebal, mata berwarna coklat yang tajam. Dengan gaya yang sok-sokan. Datang kedalam kelas seperti yang sudah mengetahui Ia akan disambut.

Cih. Dia pikir dia keren apa.

Keadaan kelas menjadi hening. Semua pandangan tertuju kepada lelaki asing itu.
Entah mengapa Ia menatapku langsung. Apa maksudnya? Ku balas tatapannya dengan sinis.

Wajah perempuan-perempuan disini terlihat terpukau dengan kehadiran si lelaki itu. Termasuk Bel. Apa bagusnya dia sih. Biasa aja padahal, gila semua apa ya.
Berbeda dengan yang laki-laki. Semuanya kecewa. Dasar manusia-manusia aneh.

"Oke semuanya. Ini adalah teman baru kita. Silahkan memperkenalkan diri"
"Nama gue Adnan Putra Gunawan"

Ya. Seisi kelas langsung berbisik-bisik.
"Pssstt..Eh namanya Adnan tuh. Cakep orangnya"
"Asli woi ganteng. Pawang inimah"
"Duh. Gakuat ngeliatnya pengen ngemilikin"
"Aduhh mangsa baru gue nih"
"Cakepan gue kemana-mana juga yakan"
"Darimana ya dia? ada sesi pertanyaan ga nih"
"Ssstt.. woi nanti orangnya denger!"

Manusia-manusia lebay.

"Oke Adnan silahkan lanjutkan perkenalannya" Sahut wali kelasku kepadanya.
"Umur 17 tahun. Lahir di Hongkong" Ia melanjutkan.
"Wahhhh beneran lo lahir di Hongkong?" Bel bertanya.
"Ya gak lah! Kalau gue lahir di Hongkong gue gaakan pindah kesini kali.."
"Eh iya ya hehe" Jawab Bel tersipu malu.

Dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan dari murid yang lainnya. Semuanya bertanya. Kecuali aku.

"Sesi perkenalan sudah selesai yaa. Eh Dita, tidak mau bertanya?" Wali kelasku bertanya.
"Tidak bu." Jawabku singkat.
"Yakin tidak mau bertanya?" Tanya Adnan.

Kubalas dengan tatapan dingin. Diriku hanya terdiam. Untuk apa menanyakan pertanyaan kepada orang ini?.

"Yasudah. Adnan silahkan duduk di bangku yang kosong"
"Siap bu!"

Adnan lalu berjalan menuju bangku nya.

Sialan! mengapa harus ada tempat yang kosong tepat di belakangku. Entah mengapa melihatnya saja sudah jengkel. Mempunyai niatan untuk bertemu dengannya saja tidak. Apalagi berteman.

Hah... ini akan menjadi hari yang melelahkan.

....

Mata pelajaran berakhir dengan biasa saja. Ya. Seperti biasa. Bel istirahat pun berbunyi.

Bel mengajak diriku untuk ke kantin bersamanya.
Aku menolak. Sedang tidak ingin kemana-mana. Lalu Bel pergi dengan teman-temannya yang lain.

Enak rasanya jadi dia. Berbaur dengan orang lain terlihat mudah. Mungkin hidupnya bahagia. Berbeda seperti diriku. Hancur.

*Puk
Seseorang menepak pundakku.
"Hei!"
"Apa" Ku menoleh ke belakang.
"Anandita kan?"

Astaga. Baru hari pertama sekolah. Kenapa aku harus terjebak dengan manusia menyebalkan yang bernama Adnan!.

ADNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang