03 : Kalah Taruhan

27 7 2
                                    

"Senya, menurutmu aku ini orangnya seperti apa?" Tanya Iris tiba tiba. Mereka berdua tengah bwrjalan dikoridor dari toilet.

"Gimana ya.." goda Senya.
"Iihh cepetann! Aku ini orangnya gimana! Jujur deh!"

"Janji jangan marah ya" ucap Senya sambil mengacungkan jari kelingkingnya pada Iris.
"Iya iyaaaaa!!" ucap Iris sambil mencubit pipi Senya karena gemas, kemudian mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Senya.

"Kamu cerewet, usil, kekanak kanakan, dan nggak bisa diam." ujar Senya, "eh katanya nggak mau marah. Udah janji loh. Ahaahahahah" ucap Senya, sambil menoel noel pipi Iris mwnggunakan jari telunjuknya.

"Iih abis nggak ada yang baik baik apa" ucap Iris sambil mengerucutkan bibirnya.
"Mmm apa yaa..?" kata Senya dengan nada menggoda, sambil memutar bola matanya kekiri.

"Iih Senya mah!!" rajuk Iris sambil berlari kecil meninggalkan Senya yang masih terkekeh.

"Dasar anak itu.. ahahahhah" kekeh Senya.

Brukk!!

"Aw!!" Gara gara terlalu  terfokus pada Iris, Senya sampai menabrak orang itu. Emm lebih tepatnya orang itu yang menabrak Senya.

"Jalan pake mata dong!" bentak cowok itu.

Senya tampak menghela napas, "kalau jalan pakai mata, kakinya buat apa? Lagian lo yang nabrak gue ya!" solot Senya. Tak biasanya ia terpancing amarah karena hal sepele begini.

Speechless. Mendengar apa yang dikatakan Senya barusan, cowok itu tak bisa berkutik. Memang dia yang salah pula.

"Kenapa diam?? Udah sadar kalau ini salah lo?" ucap Senya dengan senyum smirknya.

"Iya, gue minta maaf. Puas lo?" ucap cowok itu.

"Nggak ikhlas minta maafnya!"

"Iiih ni cewek nyebelin banget sih!!" ucap cowok itu sambil mengacak acak rambutnya, tanda frustasi.

"Senya.. gue minta maaf yaa" ucap cowok itu, dengan sebuah senyuman.

"Nah gitu, BTW lo siapa tahu nama gue??" tanya Senya.

"Ih lo pikun ya. Gue teman sebangkunya Mahesa!"

Senya hanya ber-oh-ria. Lalu berjalan menjauh dari Yohan.
Yohan diam ditempatnya, menatap punggung Senya yang semakin menjauh.

"Aneh, gue kayak kenal sama nih anak. Masa sih cuma nggak sengaja ketemu di sekolah"gumam Yohan.

***

"Lama banget lo, Sen!" ucap Daisy, yang sudah ada dibangku Mahesa. Yah mumpung orangnya tidak ada, dia numpanglah, biar nggak kesulitan ngobrol dengn Iris.

"Oh, ada sedikit masalah tadi.." jawab Senya, sambil mendudukkan dirinya dikurainya.

"Eh, Des. Lo kenal sama orang yang duduk sama Mahesa?" tanya Senya tiba tiba. Iris dan Daisy langsung bertukar pandang tak percaya. Pasalnya, Senya tidak terlalu mementingkan orang yang tak ia kenal, atau kepo soal orang.

"Ck! Udah si, ekspresinya biasa aja.." decak Senya.
"Iya gue kenal!" jawab Daisy dengan antusias.

"Kenapa emang, Sen??" kini Iris yang bertanya.
"Nggak pa-pa tuh. Kepo aja, siapa namanya?" ucap Senya dengan nada yang ia buat sedatar mungkin.

"Lo suka sama dia?" Tanya Iris.

"Demi apa, nggak!!" tangkis Senya.

"Namanya Yohan. Lumayan ganteng loh, beneran lo nggak suka sama dia? Soalnya lo tuh nggak biasa biasanya nanya nanya ginian!" ujar Daisy.

"Gue nggak suka ya! Jadi, gue ditabrak sama dia, terus dia songong banget, ngata ngatain padahal dia yang salah. Terus gue nyolot dong. Terus dia minta maaf. dia tahu nama gue, jadi nggak adil kalo gue nggak tahu nama dia!" ujar Senya panjang lebar.

"Iya deh iyaa..."

Tak lama, Pak Novan memasuki kelas, menghentikan obrolan mereka, yang doekori oleh Fara, Gilang dan Allen.

_"Oh shit! Pak Novan yang masuk, bukan Bu Evi!"_ batin Daisy.

Mahesa menaik turunkan alisnya beberapa kali sambil melirik kearah Daisy.

Daisy hanya diam. Ah pasti anak itu sudah tahu kalau Pak Novanlah yang akan masuk.

#####
Jangan lupa vote dan komen ya😊

KISAH KITA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang