Sandy dan Juni adalah sepasang sahabat yang selalu bersama sama. Baik suka duka mereka lewati bersama. Tumbuh bersama menjadi remaja yang cantik dan tampan, kedekatan mereka banyak disalah artikan oleh kebanyakan orang.
Tahun ini mereka ber dua resmi menjadi murid SMA guardian, SMA favorit dikota mereka. Bahkan syarat masuknya saja sudah sangat sulit karna disana menggunakan tes IQ. Beruntung mereka mewarisi kejeniusan orang tua mereka yang melebihi rata rata.
Junia Anastasya Alvero. Gadis manis dan terkesan tomboy, wajah ceria adalah andalannya, gadis murah senyum ini langsung disukai karna sifatnya yang friendly pada semua orang, kemana mana selalu mengekor pada Sandy. Sahabat kulkasnya. Berbeda dengan Juni yang ceria, maka sandy adalah kebalikan dari sifat Juni.
Januar Sandy Alvaero. Cowo yang hobinya ngemut permen ini selalu nampilin wajah dingin tanpa ekspresi. Sifatnya yang tertutup membuat banyak gadis gadis penasaran dengan kehidupannya. Kulkas berjalan ini jika bicara hanya akan terdengar menyakitkan bahkan bisa membuat rasa percaya diri langsung hancur. Dan jika lagi tersenyum, bukan senyum tulus yang dia perlihatkan. melainkan senyum merendahkan yang minta ditonjok.
3 hari setelah MOS selesai pengumuman pembagian kelas akan diumumkan dimading sekolah. Sandy dan Juni berjalan pelan kearah mading, yang bahkan dilihat dari jauh saja sudah banyak sekali yang berkerumun disana.
" ck, banyak orang, mereka kaya lalat aja " cibir Sandy, Juni yang disebelahnya terkekeh pelan
" biar gue aja yang liat, lo tunggu disini " Juni meninggalkan Sandy yang masih menggerutu tidak jelas, beberapa menit kemudian Juni kembali dengan senyum lebar andalannya.
" kita satu kelas lagi San, kita masuk kelas 10-1 " Sandy memutar bola matanya dan mendengus pelan
" yaelah sekelas ama lo terus, masuk kelas unggulan terus, kapan si kita bisa masuk kelas lain? Bosen tau gak sih " Juni hanya menatap Sandy sekilas, kemudian berjalan kearah kelasnya berada
" jangan protes Sandy, kita berdoa aja semoga kelas unggulan nanti gak kaya kelas unggulan yang pernah kita masuki, ok? " senyum Juni masih bertahan diwajah manisnya, matanya melirik kebelakang dimana Sandy yang sedang berjalan pelan dibelakangnya. Sandy hanya bisa mengangguk pelan tanpa minat. Mereka berjalan sampai dipintu yang sedang tertutup. Apa mereka telat?
" kita-----telat? " tanya Juni, Sandy mengangkat bahu arti tidak tau, dengan sedikit keberanian Sandy membuka pelan pintu kelas. Setelah terbuka lebar mata Sandy dan Juni membola dan terkejut. Dihadapan mereka sekarang adalah murid murid yang sedang sibuk berkenalan bahkan bermain bersama, keadaan sekarang sangat ribut.
" kita--- gak salah masuk kelas kan Jun? " Sandy mengerjap matanya tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Juni melirik papan diatas pintu. 10-1, mereka tidak salah kelas. Menghembuslan nafas perlahan Juni memberanikan diri untuk menyapa calon teman barunya itu.
" permisi, selamat pagi " sapa Juni kencang, satu persatu mereka melihat kearah pintu dimana Sandy dan Juni berada. Hening sesaat kemudian.
" WOOOO ANGGOTA BARUUUUU, SELAMAT DATANG " teriak seseorang ditengah kelas, Juni bahkan sampai kaget karna teriakan membahana itu.
" sialan lo El "
" jantungan gue anjir "
" suaranya ngelebihi toa rusak. Wk "
" lo ngapain teriak tukinemm "
Dan masih banyak lagi umpatan umpatan yang diberikan kepada cowo itu, kelas yang mereka berdua masuki berbeda dengan kelas mereka dulu. Kelas ini berisikan murid murid cerdas, saking cerdasnya bisa membuat mereka tidak waras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshott ( Slow )
KurzgeschichtenCoba dilirik, dilihat, dan diresapi. Siapa tau kamu suka sama cerita ini:)