"ngapain?"
"Jemput kamu"
"Gua ngga minta dijemput tuh"
"Kan minat sendiri"
"Ck alasan, gua mau jalan kaki"
"Eh Koeun! Tunggu!"
Tapi Koeun tidak mengindahkan permintaan Mark. Mark terpaksa meninggalkan motornya di depan teras rumah Koeun, tidak lupa mengunci hingga aman lalu berlari menyusul gadis dingin itu.
"Koeun, kamu sudah sarapan?" Tanya Mark setelah menyesuaikan langkahnya disamping Koeun
"Sudah" jawab koeun
"Baguslah, sarapan apa?"
"Air"
"Astaga Koeun itu bukan sarapan!!"
"Yang penting perut ke isi"
"Tapi tidak bagus untuk lambung kamu"
"Cerewet! Gua buru-buru datang ke rumah sakit makanya ngga sempat sarapan!" Ketus Koeun
Mark mengernyit bingung. Koeun memang memberitahu Mark bahwa gadis itu akan datang menjenguk papa nya pagi-pagi sekali. Sekarang sudah jam setengah tujuh pagi, kenapa harus sepagi ini untuk menjenguk papa Koeun?
"Kenapa tidak siang atau sore? Kenapa harus pagi?" Tanya Mark
Tapi Koeun tidak menjawab, dia mengabaikan pertanyaan Mark. Dengan wajah datarnya, Koeun terus jalan.
Arah rumah Koeun dan rumah sakit yang merawat papa nya tidak jauh. Setelah keluar kompleks perumahan, tinggal menyebrang dan belok kanan sudah sampai di rumah sakit.
"Koeun? Kita bisa sarapan dulu baru jenguk papa kamu" kata Mark
"Kalau mau sarapan pergi aja sana! Gua mau jenguk papa" usir Koeun
Mark menghela nafas pendek
"Beritahu aku Koeun, kenapa harus sepagi ini? Makan hanya beberapa menit Koeun" ujar Mark mencoba memaksa Koeun
"Hanya jam segini, gua bisa jenguk papa" ucap Koeun datar
"Sepagi ini?" Tanya Mark dan dijawab anggukan Koeun
"Mengapa?" Tanya Mark lagi
"Ngga ada alasan khusus, cuman pengen aja" jawab koeun
Dan Mark tau koeun berbohong. Entahlah feeling nya mengatakan kalau koeun bohong, tapi benarkah itu?
"Kamu pembohong yang buruk" kata Mark
Koeun tetap diam, wajahnya masih datar. Walau dalam hati dia resah
"Aku hanya ingin tahu alasan kamu. Jika kamu tidak mau memberitahu, tidak apa" kata Mark
Tidak ada jawaban atau sahutan dari koeun. Mark kembali bersuara
"Kamu benar aku penasaran atau bisa dibilang kepo dengan kehidupan kamu. Tapi, aku penasaran bukan sekedar ingin tahu atau kasihan. Aku penasaran, karena aku perduli sama kamu koeun" ujar Mark dengan serius
Koeun menunduk, lagi-lagi ucapan Mark membuat hati koeun menghangat. Koeun pun berfikir seperti, Benarkah? Masih ada yang perduli dengan orang seperti dia?? Apa Mark sudah tidak waras?
Mereka akhirnya keluar dari komplek dan bersiap untuk menyebrang
Mark mengawasi jalanan dari sisi kiri ke kanan. Tiba-tiba tangan kanan Mark terasa dingin, setelah menengok ternyata tangan kiri koeun tengah menggenggam tangan kanan mark
Koeun masih menunduk, membuat Mark sulit untuk melihat wajah gadis itu, karena koeun menggerai rambutnya.
"Kata papa kalau menyebrang sama orang harus pegangan, supaya aman" ucap koeun datar namun terkesan seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
antagonis | Koeun
Novela Juvenil"karena itulah manusia, menilai sebuah masalah dari satu arah saja, dan mengambil kesimpulan sesuai pemikiran sendiri. Mereka tidak tau dan tidak mau tau, apa hal yang menjadi penyebab, yang penting mereka lah yang benar" -Ko Eun