Part 2 ||Modus

3.9K 120 13
                                    

⛅⛅⛅

Rasa ini muncul ke permukaan begitu saja, tanpa tau bagaimana cara menenggelamkannya.

⛅⛅⛅
____________________________________________________________


"Lo beneran udah gak papa?" Tanya mikael entah yang ke berapa kalinya kepada angel, pasalnya daritadi angel tak menjawab semua pertanyaannya

"Bacot banget sih, iya gue udah gak papa puas?!" Balas angel dengan nada ngegas. Baru juga jadi pacar beberapa menit yang lalu bacotnya minta ampun, apalagi sebulan? Dua bulan? Eh tunggu, kenapa angel jadi mikir kayak gitu? Inget angel lo gak kenal dia.

"Beneran mau pulang sekarang?" Angel yang masih terduduk di brankarnya menghembuskan nafas kasar dan melirik mikael dengan tatapan sinis

"Yaudah yuk pulang" Mikael berdiri dari tempat duduknya dan merentangkan kedua tangannya ke arah angel

Angel mengernyit bingung. "Ngapain lo?" Tanya angel tak tenang, jangan jangan mikael mau meluk? Atau mau mesum?

"Mau gendong lah, kan lo sakit" Apa hubungannya woy! Yang sakit kan leher angel bukan kaki, dasar modus

"Gue masih punya kaki" Angel turun dari brankar dan berjalan keluar dari ruangannya, mikael mengikuti angel dari belakang dengan pandangan lurus tertuju pada angel.

'Mereka sama' mikael tersenyum kecut, bahkan sampai hari ini hati dan pikirannya masih dipenuhi oleh dia, dia yang istimewa dan mempunyai tempat khusus dihatinya.

Mikael mensejajarkan langkahnya dengan angel setidaknya untuk saat ini pikirannya dapat teralihkan dengan kehadiran angel di hidupnya. "Lo gak mau berterimakasih gitu sama pacar lo?" Celetuk mikael tiba tiba yang membuat angel sontak menghentika langkahnya dan menoleh

"Buat?"

"Gue udah nolongin lo, nungguin lo sampe sadar, bayarin tagihan rumah sakit" Mikael berkata dengan bangga, berharap gadis dihadapannya ini mau luluh dan terbuka padanya.

Wajah angel berubah menjadi sinis "Oohh jadi lo ngikutin gue cuman mau minta terimakasih dari gue? Mau minta ganti rugi gitu?"

"Bu..bukan gitu maksud gue" Astaga ia salah bicara, ternyata perkiraannya salah gadis di hadapannya ini benar benar sulit diluluhkan.

"Nanti gue ganti uang lo tenang aja gue gak akan kabur. Lo bisa pegang omongan gue" Angel berlalu dari hadapannya dengan langkah cepat.

Mikael menyusul angel dengan berlari kecil, meraih tangan angel dan menggenggamnya erat. "Eh ngapain lo pegang pegang" Angel berusaha melepas genggaman mikael namun gagal genggamannya terlalu erat.

"Cewek cantik gak baik kalo tangannya gak digandeng, kasian"

"Apaan sih modus! Lepas gak?!"

"Kalok gak mau?" Tantang mikael

"Gue bakal teriak"

"Teriak aja kalo berani, nanti gue bilang kalo lo pacar gue yang marah gara gara cemburu, gimana?" Sudahlah angel pasrah saja, susah emang debat sama cowok sinting kayak mikael

Sweet And Posesif Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang