Kim Seokjin, 20 feb year 1995
"Ayo ambil donat itu, lalu lari dan sembunyi"
"Siapa yang bicala?!!"
"Jinnie, ada apa sayang? Kenapa berteriak didapur?"
Wanita yang memanggil seokjin tadi mengangkat seokjin untuk ditimang-timang. Merasa takut karena anaknya bergetar ketakutan dan berteriak tadi.
"Tadi ada yang bicala ibu. Menyuluhku mengambil makanan itu"
Wanita ini hanya menatap anaknya sedu.
"Baik. Kita duduk ke ruang tengah ya? Menemui ayah juga? Bagaimana? Hyung jinnie juga sudah mau pulang"
Seokjin mengangguk semangat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ada apa dengan jinnie tadi?""Dia tadi bilang ada yang bicara"
Wanita ini menjawab dengan manatap seokjin sedu.
"Oh..berarti mulai muncul"
"Ya mungkin, Yeobo"
"Sebaiknya kita ceritakan ke jinnie. Biar dia paham"
"Baik. Kita menunggu seokjung dulu"
.
.
.
.
.
"Ibu, ayah, seokie pulang!"Wanita dan lelaki yang duduk di ruang tengah rumahnya tersenyum lebar.
"Hyung!!!"
Wanita ini menatap seokjin dengan tersenyum lebar dan mengusap kepala seokjin.
"Bagaimana sekolah hyung? Aku juga mau sekolah sebenarnya"
Seokjin merengut mengingat dia yang belum disekolahkan oleh orang tuanya.
"Belum saatnya jinnie. Oh iya, seokie mau ganti baju dulu?"
"Nanti ibu. Seokie masih gerah"
"Baiklah. Ada yang ingin ayah bicarakan. Jinnie dan seokie duduk disini"
Seokjin dan seokjung duduk bersampingan diantara ayah dan ibunya.
"Anak ayah sering ayah bacakan dongeng serigala kan?"
Lelaki ini memulai pembicaraan dengan anaknya.
"Hmm!! Warewolf warewolf!!"
Wanita ini terkekeh mendengar seokjung yang semangat menjawab ayahnya.
"Nah ayah ingin bilang. Bahwa, didunia ini juga ada makhluk spesial itu"
"Waaa..benarkah yah?? Kalau begitu seokie ingin jadi spesial itu!!"
Sang ayah mengusap pucuk kepala seokjung gemas.
"Hmm. Tapi...dalam cerita yang ayah ceritakan. Itu zaman ketika semuanya hidup dalam perjanjian mutlak dan damai kan?"
Kedua anaknya mengangguk mengiyakan.
"Untuk zaman sekarang, maka menunggu titisan dan takdir memilih mereka. Jadi warewolf tidak bisa diturunkan atau menurunkan"
Anaknya menggeleng tidak paham.
"Seperti ini, walaupun dia warewolf, orang tua mereka belum tentu warewolf. Karena anaknya diberi garis itu. Lalu, jika ayah atau ibu mereka warewolf, belum tentu anak mereka menurunkan gelar special itu ke anaknya"
Anaknya membalas mengangguk paham.
"Lalu, apakah ayah ada menemukan makhluk special ini?"
Ayahnya menatap seokjung.
"Hmm. Iya. Seokie juga menemuinya. Bukan menemukan ya seokie"
Seokjung mengangguk paham dan bergumam maaf.
"Jinnie, suara apa yang jinnie dengar di dapur tadi?"
Wanita ini mencoba memancing anaknya.
"Hmm? Jinnie mendengal suala lembut sepelti ibu, tapi juga sepelti suala jinnie sih. Cuman dia bisa menyebutkan huluf 'l' bu"
Wanita ini terkekeh mendengar cerita seokjin.
"Jinnie kan juga bisa menyebut 'l', jadi tidak ada bedanya dong?"
Seokjin merengut menatap hyungnya.
"L hyung l!!!"
Wanita dan lelaki ini terkekeh mendengar perdebatan anaknya.
"Iya iya jinnie. Lalu, apakah jinnie ingat bagaimana warewolf itu?"
Seokjin berpikir dengan tangan yang diletakkan didagunya.
"Kau lelet. Mereka bisa berbicara dengan serigalanya melalui telepati bu. Seperti berpikir cuman dia berbicara dengan serigalanya"
Jawaban seokjung mendapat senyuman oleh kedua orang tuanya.
"Nah..jadi jinnie..jinnie adalah makhluk spesial itu. Ayah dan ibu belum tahu jinnie alpa, beta, atau omega. Tapi jika mendengar suara serigala jinnie lembut seperti suara ibu, maka bisa diduga jinnie adalah warewolf omega"
Seokjin yang mendengar pun shock. Warewolf? Pikir seokjin.
"Waaa...aku iri dengan jinnie"
Seokjung menatap adiknya dengan binaran dimatanya.
"Nah maka dari itu, kita harus menjaga jinnie. Mau kerja sama seokie?"
Seokjung mengangguk semangat menjawab pertanyaan lelaki ini.
Namun, lain halnya dengan seokjin. Dia terdiam sedari tadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cklek"Omega? Apa benal?"
"Ya, namaku saeha krysyajin"
Jin terdiam mendengar pikirannya.
"Apakah pikilan ku sedang belbicala sendili?"
"Bukan jinnie. Ini aku. Serigalamu. Aku omega jinnie. Kita omega"
Jin menghela napas pelan.
"Ya sudahlah. Tidak akan aneh juga"
Lalu jin menidurkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the luna & myth
FanficSemua makhluk mistik berkumpul dalam sebuah kumpulan. Lalu bagaimana keadaan manusia, jika takdir mereka mulai terjadi?