Jung Hoseok, 29 Juli 2000
'Dia sangat menyebalkan!'
'Wajahnya seperti babi'
'Cih! Cantik apanya. Yang ada seperti annabele'
'Kapan ini berakhir tuhan?'
'Orang ini jelek sekali'
'Cih! Jalang bermuka dua'
Hoseok memijat kepalanya pelan. Apakah tidak ada pemikiran baik yang dia dengar. Oh?
Yap! Itu semua adalah pikiran orang-orang di sekitar hoseok. Oh ya, hoseok sekarang berada di cafe dengan kakaknya.
"Noona, berapa lama lagi kita di sini? Apakah minuman noona belum habis?"
Noona hoseok menatap khawatir hoseok. Ya adiknya ini takut keramaian. Namun bukan keramaianlah yang ditakuti hoseok. Hanya pikiran orang yang ditakuti hoseok.
Dan hoseok sungguh sebal dengan noonanya ini.
'Kopiku belum habis. Hoseok maafkan noona ya. Tapi aku masih stress dengan pelajaran'
Hoseok kesal, yang stress noonanya kok dia yang ikut nanggung stress.
"Ck! Cepatlah noona. Jangan hanya menunjukkan wajah jelekmu itu saja"
Noona hoseok merenggut namun mendengarkan ucapan adiknya.
"Ayo kita pulang seok-ah"
Hoseok mengangguk dan membereskan bawaannya.
.
.
.
Hoseok berjalan menuju rumahnya dengan mengekori noonanya. Hoseok menundukkan kepala karena ya dia muak mendengarkan pemikiran orang sekitar.Brak
"Hoseok!"
Hoseok yang terjatuh mencoba bangun dari duduknya.
"Aaa maafkan aku. Aku terburu-buru karena ibu sudah menungguku"
Hoseok yang sudah bangun pun terbengong dan menatap orang yang menabraknya tadi berlari menuju kafe yang dikunjunginya tadi.
"Hoseok-ah! Gwaenchana?"
Hoseok masih terdiam.
"Yak! Kau baik baik saja kan?"
Noonanya mengguncang badan hoseok dan hoseok pun tersadar setelahnya.
"Ne ne. Aku baik baik saja. Mari kita lanjutkan"
Noonanya mengangguk dan hoseok kembali mengekorinya.
"Itu orang yang ke enam. Bagaimana bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
the luna & myth
FanfictionSemua makhluk mistik berkumpul dalam sebuah kumpulan. Lalu bagaimana keadaan manusia, jika takdir mereka mulai terjadi?