Bagian TUJUH

48 6 4
                                    

"Nunggu itu emang gak enak sih, asli!!!"

🌾🌾🌾


Naza memasukkan buku-bukunya ke dalam tas berwarna army nya.

"Mau bareng ga za?" tawar Liya sambil melakukan aktivitas yang sama.

"Engga, makasih, gue ada jadwal tutoran sama anak pertama kepsek di perpus." Entah kenapa, Naza tidak pernah menyebut nama Reykal. Selalu saja anak pertama kepsek, atau kakaknya Alan.

Liya mengangguk mendengar penuturan sahabatnya.

"Oh iya Za, bukannya lo udah punya partner tutor ya?" tanya Putra.

"Siapa namanya, ah iya si Thata." Tambah Putri.

Di sekolah mereka ada program yang namanya Tutor Sebaya. Di dalam program tersebut, setiap siswa dipasangkan dengan siswa dari kelas IPA lainnya dengan sebuah program dan hasilnya akan diberi saat MOS berakhir. Partner tersebut akan menjadi partner belajar siswa tersebut selama 3 tahun atau selama dia masih sekolah disitu. Dengan syarat mereka 1 angkatan.

Sebenarnya, saat awal-awal Naza tidak mendapat partner tutor karena ternyata ada satu siswa yang mengundurkan diri, sehingga jumlah siswa saat itu menjadi ganjil. Tapi setelahnya Naza mendapatkan teman bernama Thata dari kelas 11 MIPA 1, yang partner Thata sebelumnya juga baru sebulan sekolah pindah dari SMA Nusa Bangsa.

Tapi sekarang, tiba-tiba Naza punya 2 partner dan Naza lupa mengatakannya pada pak Angga. Dan seharusnya, Reykal juga punya partner tutor kann sebelum dia home schooling.

"Oiya ya, kenapa kemaren gue ga tanya soal itu."

"Dan pasti kak Reykal juga punya partnernya sendiri kan?"

"Besok deh gue tanya. Mau sholat dulu. Duluan yaa, Assalamu'alaikum." Naza meninggalkan kelas setelahnya.

🌾🌾🌾

Naza memasuki perpustakaan dan menyapa bu Resi, penjaga perpustakaan.

Setelahnya dia duduk dan mengeluarkan buku catatan yang sekiranya akan ia jelaskan pada tentor barunya.

Naza mengeluarkan HP nya untuk mengabari ibunya bahwa ia akan pulang telat. Naza mengeluarkan headsetnya dan menyambungkannya pada gawainya untuk mendengarkan musik.

Ia membolak-balikkan buku, mencoba mengingat materi yang hangat dalam bukunya ini. Ia ingin berusaha untuk bertukar ilmu sebaik mungkin dengan Reykal.

Naza mengecek jam tangannya, sudah lebih dari 30 menit.

Kemana orang ini.

🌾🌾🌾

"Makin jago lo basketnya Lan." Putra memuji permainan sahabatnya, Alan.

"Iya sih, tapi gue gak jago dapetin cewek." Alan memantulkan bolanya dalam keadaan mereka duduk di jubin lapangan.

Alan dan Putra memang bersahabat dari SMP dan sering bermain basket hanya berdua. Walaupun mereka beda jurusan, tidak jadi masalah kan.

"Lo sendiri yang bilang ga mau bantuan gue buat dapetin Naza lo yaa."

"Iya sih, tapi ternyata susah banget. Boro-boro dah deket, gue dapet nomernya aja belum."

"Perlu gue send contact? Ahahaha."

"Sialan lo."

"Btw si Naza lagi tutoran kan sama bang Reykal."

"Dimana?"

"Perpus kalo gue ga salah."

"Oooo. Enak banget jadi si abang bisa tutoran sama dia." Alan menggaruk rambutnya.

KORELASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang