13- Sudah Cinta

176 25 12
                                    

"Ayo guys, kita bernyanyi dan bergoyang bersama!"

Dan semua murid yang semula sibuk dengan aktivitasnya, kini malah ikutan bernyanyi dan berjoget tak jelas. Sehingga, semua terhenti ketika mendengar ucapan seseorang yang tegas.

"Hey, ada apa ini? Kenapa berisik sekali?"

****

Ternyata itu adalah suara seorang guru bernama Naufal,  semua murid saling berhamburan menuju tempatnya masing-masing untuk duduk.

"Kenapa ribut-ribut? Udah dikasih tahu 'kan, kalau hari ini kelas dibebaskan tapi tidak ada keributan?"

"Aldan sama Bejo, Pak. Mereka yang mulai," kata Bian.

Kedua lelaki yang disebutkan namanya menoleh ke arah Bian dengan tatapan tajam, sepertinya Bian sengaja ingin melihat mereka dihukum.

"Benar itu, Aldan Bejo?" tanya Naufal.

Mereka mengangguk, mengakui kesalahannya. Naufal berjalan ke arah meja Aldan dan Bejo dengan wajah datar dan dingin membuat seluruh murid XI IPA 3 merinding. Guru ganteng dan baik hati, ternyata kalau marah bisa semenyeramkan ini.

"Kenapa kalian berdua melakukan itu?" tanyanya dengan tatapan intimidasi.

Alana yang melihat itu mendelikkan matanya. "Ah elah, Pak. Kayak gak pernah muda aja, niat kita juga baik ingin meramaikan kelas."

Semula hanya menatap Aldan dan Bejo, kini Naufal menatap Alana. "Kamu gak denger pengumuman yang Bu Yeti sampaikan ke tiap kelas? Apakah harus dengan teriak-teriak? Itu malah menganggu kelas lain, Alana."

"Bapak juga pasti pernah melakukan ini waktu muda, 'kan? Jadi, jangan sok disiplin deh, Pak."

Naufal menghela napas mendengar ucapan Alana, ia tak menghiraukannya justru kembali menatap kedua lelaki yang membuat suasana kelasnya semenyeramkan ini sekarang. "LARI KELILING LAPANGAN 20 KALI, SEKARANG!" teriak Naufal.

Aldan dan Bejo langsung berlari mendengar itu, wajah mereka sudah ketakutan. Alana pun hendak menyusul, tetapi tangannya dicekal oleh guru menyebalkan itu.

"Ada apa, Pak? Bukannya saya juga dihukum? Tenang, saya mau nyamperin mereka kok," ucap Alana malas.

"Hukuman kamu berbeda, kamu ikut ke ruangan saya, dan bereskan berkas-berkas yang ada di sana."

Alana langsung pergi tanpa memprotes, percuma kalau ia protes juga tidak akan ditanggapi.

"Kalian semua jangan membuat keributan lagi, saya tidak akan segan-segan menghukum kalian!" 

Naufal pun akhirnya pergi menyusul Alana. Setelah kepergian guru itu semua orang berbisik-bisik membicarakannya.

"Eh, Pak Nau serem juga kalau lagi marah," ucap Ucup.

"Iya, anjir. Terus si Alana juga berani banget lawan Pak Nau, gila!" sambung Oval.

Mungkin saat ini keadaan kuping Pak Naufal sedang panas karena dibicarakan oleh mereka.

***

Naufal yang sedang dalam perjalanan menuju ruangannya pun menahan senyuman, ia sangat senang karena akhirnya bisa kembali berbincang dengan Alana.

TRIPLE A [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang