2

7.8K 45 0
                                    

Pekerjaan Suho sangat menumpuk, banyak berkas yang harus ia tandatangani dan juga meeting dengan beberapa client. Ia mungkin akan pulang larut hari ini.

Diambilnya ponselnya lalu menekan nomer Jenny, hanya dalam dering ke tiga; isterinya itu menerima panggilannya.

"Kenapa belum menjemputku?" baru saja Suho membuka mulutnya, bermaksud ingin memberitahukan keterlambatannya namun ucapan Jenny di seberang sana membuatnya membelalakkan mata, ia sungguh lupa kalau dirinya harus menjemput Jenny dari kantornya.

"Ya Tuhan, maafkan aku sayang, aku benar-benar lupa. Ak--"

"Kau pasti sedang sangat sibuk, aku mengerti. Aku akan pulang naik taxy," potong Jenny penuh pengertian.

"No! Tunggu di sana, aku akan menjemputmu," Suho tak mungkin membiarkan Jenny pulang sendiri, ia sangat kwatir.

"Suho ...."

"Pak, dua menit lagi anda memiliki janji temu dengan Mr. Jimin untuk membahas pembangunan Mall di Las Vegas."

Suho menjadi bimbang, pertemuannya dengan Jimin sangat penting dan ia pun tak bisa membiarkan wanitanya pulang sendiri, demi Tuhan! Suho sangat kwatir, membayangkan Jenny menunggu sendiri ditengah musim dingin saja sudah membuatnya mengutuk dirinya sendiri.

"Suho, aku sudah memesan taxy jadi jangan mengkwatirkanku, bersiaplah untuk meeting dengan Mr. Jimin, aku tahu kalau dia salah satu investor berharga untuk proyekmu," dada Suho menghangat, dalam hati ia sangat bersyukur karena berhasil memiliki wanita hebat macam isterinya ini.

"Kau yakin?"

"Sangat, berhentilah bersikap seakan-akan aku ini adalah anak kecil; oke, tuan tampanku." keduanya terkekeh, terlihat sekali kalau mereka berdua begitu harmonis dan saling mencintai.

"I love you. Maaf, malam ini aku akan pulang larut atau mungkin menginap di kantor, sampaikan maafku pada ayah dan ibu," ucap Suho seraya tersenyum hangat.

"Akan kusampaikan. Oh ya, aku lupa mengatakan kalau ... aku juga sangat mencintaimu. Jaga kesehatanmu, jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Okey!"

Senyum Suho semakin mengembang, tampak seperti lelaki remaja yang tengah kasmaran.

"Siap Boss cantik! Aku akan selalu ingat pesanmu," sahutnya.

"Baiklah, akan kututup .... tunggu! Ada satu hal lagi yang harus kau ingat ..." dahi pria itu berkerut samar, "... jaga jarak dengan sekertarismu itu, siapa namanya? Hyuna! Ya, aku tidak menyukainya, ia terlihat seperti jalang. Jangan coba-coba termakan rayuannya!"

"Baiklah isteriku yang cantik, percayalah, hanya kau yang akan menjadi wanitaku."

Setelah itu panggilan diputus oleh pihak Jenny.

Suho mengalihkan pandangannya pada Hyuna yang saat ini tengah berdiri tegak sambil melemparkan senyuman menggoda, membusungkan dada hingga payudarannya terlihat menyembul. Membuat Suho bergidik, benar yang Jenny katakan. Sekertarisnya itu terlihat seperti jalang, ingatkan dia untuk mencari sekertaris baru.

****

Jam menunjukkam pukul enam sore, sebentar lagi akan malam dan ia harus pulang sebelum makan malam. Ia tak ingin mendengarkan Lisa mengomel karena ia tak membuatkan salad untuk adik iparnya itu.

Ia dan Lisa memang sangat dekat, bahkan wanita itu hanya mau memakan masakannya saja. Benar-benar lucu, Lisa bilang jika makanannya sangat enak. Padahal ia adalah tipe pemilih. Jenny merasa tersanjung.

Hingga sebuah BMW berwarna hitam berhenti di depannya.

"Masuklah, mari pulang bersama," tawar Sehun.

Jenny mengangguk dan tanpa ragu langsung masuk ke dalam mobil saudara kembar suaminya itu.

"Apa Suho yang menyuruhmu untuk menjemputku?" tanya Jenny yang tanpa sadar membuat Sehun terbakar cemburu, kenapa saat mereka berdua Jenny menyebutkan nama Suho.

"Tidak," jawab Sehun singkat.

Setelah itu tak ada pembicaraan lagi.

Jessica meletakkan piring di atas meja makan lalu gelas di sisinya, sedangkan Lisa tengah merengut karena Jenny tak kunjung pulang.

"Ada apa denganmu?" tanya Jessica.

"Ak hany--- JENNY! Astaga kenapa pulangnya larut sekali! Ayo buatkan aku salad," ucap Lisa bersemangat lantas beranjak menuju Jenny yang tengah tersenyum.

"Berhentilah menyusahkan orang lain! Jenny bukan pembantumu, kalau ingin salad, buat sendiri! Dan tidakkan kau sangat tidak sopan, harusnya kau memanggilnya kakak!"

Lisa menegak salivanya dengan susah payah, Sehun memang begitu. Ia tipe pria pendiam namun jika berbicara akan sangat menusuk.

"Sehun, tak apa, aku sen ...."

"Berhenti membelanya, dia harus tahu cara menghargaimu di rumah ini, jangan biarkan wanita manja ini memerintahmu!"

Setelah berucap demikian, Sehun langsung pergi menuju kamarnya.

Jessica yang melihat kejadian tadi hanya bisa menahan tangis, entah mengapa hatinya terasa sakit.

****

Sehun menutup laptopnya, ia berencana akan tidur lebih awal karena besok ia harus bangun pagi.

"Sehun," panggil Jessica.

Tak ada sahutan, Sehun memejamkan mata dan menganggap kalau indranya tak mendengar apapun. Hati Jessica seakan diremas lalu di tikam belati hingga hancur.

"Apakah kau sangat membenciku?" tanya Jessica lirih. Air matanya meluruh, selama menikah ia menjadi lebih cengeng.

Jessica berlari menuju kamar mandi untuk menumpahkan semua rasa sakit yang ia rasakan kini.

Sehun membuka mata, sejujurnya ia merasa bersalah pada isterinya itu namun ia pun tak ingin memberikannya harapan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis seperti orang lain.

Vote!!! Itu gak akan buat jari kalian patah!

TWINS (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang