Dua minggu lagi Sehun dan Suho akan berulang tahun yang ketiga puluh dua, rencananya mereka akan berlibur ke Bali untuk mengadakan family party untuk merayakan hari kelahiran Twins dari keluarga Park itu.
"Aku sibuk," ucap Sehun menolak ikut berlibur.
"Wah ... kau sangat tidak seru! Kami merayakan ulang tahunmu, bagaimana mungkin kau tidak ikut," protes Lisa, dialah yang paling bersemangat di sini, bahkan ia sudah membuat daftar rencana kegiatan selama di sana.
"Kau bisa menyerahkan pekerjaan pada sekertarismu, ayolah Son! Kau adalah bosnya," bujuk Siwon.
"Ak ...."
"Kumohon!"
"Please!"
Sehun sontak terdiam, dua menantu keluarga Park memotong ucapannya secara bersamaan. Membuat jantungnya berdebar karena Jenny juga mengharapkan kehadirannya.
Sehun berdiri, ia berencana untuk ke kamar namun sebelum itu ia berucap, "Pesankan aku tiket juga."
Semua orang bersorak kecuali Jessica yang hanya tersenyum manis.
"Ini semua berkat Kak Jessica, aku sangat yakin kalau pria dingin itu sangat mencintaimu," ucap Lisa membuat pipi Jessica bersemu.
****
"Sayang, apa kau sudah tidur?" tanya Suho sambil mencium pundak mulus Jenny.
Jenny berbalik, tersenyum hangat pada Suho yang sudah diliputi kabut gairah.
"Kau sangat cantik," setelah berucap demikian, Suho langsung melumat bibir ranum Jenny yang amat ia rindukan.
Dengan senang hati, Jenny membalas lumatan Suho dengan gairah yang sama. Mereka saling bertukar saliva, tangan Suho tak tinggal diam. Ia menjelajah dengan lembut seakan takut menghancurkan tubuh indah ini.
"Ahh ..." desahan Jenny mengalun lembut kala dua jari Suho masuk kedalam vaginanya.
Matanya terpejam dengan mulut terbuka, menikmati permainan suaminya yang selalu luar biasa.
"Ahhh ... lebih cep ... ahh ... cepat, Suho ... ahh ..." Suho semakin bersemangat seiring nyaringnya desahan sang isteri, hingga di saat terakhir ia menghentikan permainannya.
Membuat Jenny frustasi karena gagal mendapatkan klimaks.
"Tidak secepat itu sayang," ucap Suho sensual seraya kembali melumat Jenny.
Tangan Suho dengan lihai menanggalkan baju tidur tipis Jenny beserta BH dan celana dalamnya.
Tak lupa, ia juga turut menanggalkan pakaiannya.
"Sayang ..." panggil Jenny menggoda sambil menjilat telinga Suho dengan sensual serta mengelus kemaluan suaminya itu.
"Arrggg ... Emmm ..." Suho mengerang kala Jenny membalik keadaan, ia kini yang mengambil alih permainan.
"Aahhh ... Arrgg ... sayang, kau semakin na ... nakal," Suho benar-benar menikmati lumatan Jenny pada kejantanannya yang sudah mengacung sempurna.
"Emmm ... Hmmmppp ..." Jenny turut mengerang seraya meremas dua gundukan kenyal miliknya.
"Ahhh ..." Suho sudah tidak tahan, ia ingin segera menyemprotkan spermanya di rahim Jenny. Ia kembali membalik keadaan dan mengendalikan permainan.
"Akh!" Jenny memekik.
"Apakah aku menyakitimu? Maafkan aku," mendengar ucapan Suho, dadanya terasa berbunga-bunga. Ia merasa sangat dihargai sebagai seorang wanita.
Jenny mengusap wajah suaminya itu dengan lembut seraya tersenyum, "Aku baik-baik saja, teruskanlah."
"Kau yakin?"
Jenny mengangguk.
"Katakan jika aku menyakitimu, gigit lenganku atau pukul saja kepalaku."
Kali ini Suho lebih berhati-hati, ia tak ingin Jenny kesakitan.
Tanpa mereka sadari, seseorang didepan layar ponsel tengah mengepalkan tangan melihat adegan panas suami isteri itu.
Brak!
Sehun membanting ponselnya hingga hancur berkeping-keping lalu keluar dari kamar, menghiraukan Jessica yang tengah mengelus dadanya karena terkejut.
"Kenapa dia sangat marah?" tanya Jessica. Ingin rasanya ia menyusul Sehun dan bertanya namun ia tidak berani, dapat dipastikan jika ia hanya akan menjadi pelampiasan kemarahan suaminya itu.
****
Pagi menyingsing, tak seperti hari biasanya. Saat ini semua anggota keluarga Park tengah mengemasi barang-barang untuk pergi ke Bali selama dua hari.
Jessica meletakkan kaos putih polos beserta celana pendek untuk dikenakan sang suami di atas kasur, ia sudah bertekad akan belajar menjadi isteri yang baik dan memenangkan hati Sehun.
"Selamat pagi, aku sudah membereskan semua barangmu," ucap Jessica begitu manis namun tidak bagi Sehun, ia mengambil baju yang disiapkan Jessica namun ia sama sekali tidak menyahut sapaan isterinya itu.
Kembali Jessica tesenyum pahit dengan mata berkaca-kaca, namun dengan cepat ia mengerjapkan mata. Dirinya tak boleh lemah, dia harus kuat.
Sehun masih kepikiran kejadian tadi malam, dimana ia melihat percintaan saudara kembarnya dengan Jenny.
"Kenapa?" gumamnya. "Kenapa bukan aku saja yang mendapatkan Jenny!"
Bugh!
Prank!
Kaca di depannya hancur berkeping-keping, tanganya pun mengeluarkan darah. Tapi ia tak perduli, matanya yang telah memerah menatap lurus kedepan. Sekilas memang terlihat tajam tapi jika ditelisik akan terlihat luka yang kian mengangga lebar.
Jessica terkejut kala Walk in closed ini menjadi sangat berantakan dengan kepingan kaca yang memenuhi lantai dan ...
"Darah! Sehun kau berdarah! Ya Tuhan." menghiraukan kakinya yang tak memakai alas, Jessica melangkah mendekati Sehun lantas menyentuh tangan suaminya dengan air mata yang berderai.
VOTE!! gak buat jari kalian patah!