Dentuman musik sama sekali tidak mengusik lamunan Sehun, ditangannya terdapat gelas kristal berisi minuman beralkohol. Sudah dua hari ia memutuskan untuk lembur dan bermalam di kantor namun bayangan akan percintaan panas Suho dan Jenny amat betah mengejeknya.
Hingga sentuhan Vanessa--salah seorang jalang di club ini menyadarkannya, ia sontak menoleh lantas kembali menegak minuman itu untuk yang kesekian kalinya.
"Tu--"
"Pergi!" Sehun mendesis dingin tanpa menatap Vanessa yang tampak kecewa.
"Tap--"
"Pergi! Aku sedang tidak ingin membunuh seseorang," kali ini Sehun menatap wanita itu dengan tatapan mengintimidasinya, menguarkan aura menyeramkan. Membuat Vanessa menelan saliva kasar.
Tanpa bantahan lagi, wanita bersurai merah itu pergi; meninggalkan Sehun dengan tubuh gemetar ketakutan.
Kedua tangan Sehun mengepal, ia benar-benar sangat marah hingga sebuah ide melintas di benaknya. Ide licik penuh tipu muslihat yang berhubungan dengan darah dan ... kematian.
"Sialan!" umpatnya.
Sehun sontak mengambil botol vodka tersebut lantas menegaknya langsung hingga tandas.
****Suara decitan pintu membangunkan Jessica, matanya tampak sembab dengan sisa-sisa jejak air mata di pipinya. Sejak hari itu Sehun tak pernah pulang, membuatnya sedih dan tak bersemangat.
Lampu menyala, senyumannya sontak merekah kala mendapati Sehun namun kemudian memudar kala mendapati keadaan sang suami yang tampak berantakan dengan bau alkohol.
"Sehun, kau mabuk," ucap Jessica mencoba mendekati Sehun, namun sorot tajam pria itu menghentikan langkahnya.
"Tetaplah di sana! Jangan beranjak sedikitpun!"
Jessica hanya mengangguk pelan, menerka-nerka apa yang ingin dilakukan suaminya itu.
Mata Jessica sontak membulat dan mulutnya terbuka, jantung wanita itu berdetak lebih cepat. Ia sangat syok, tidak menyangka jika Sehun tengah memeluknya. Membenamkan wajahnya ditengkuknya.
Apakah ia sedang bermimpi?
Perlahan Sehun mulai mengecup dan menjilat leher Jessica dengan sensual, mencoba menggoda wanita itu.
"Ahh ..." satu erangan lolos dari bibir mungil wanita itu, membuat Sehun kian bersemangat.
Direbahkannya Jessica secara perlahan di atas kasur, di tatapnya wajah cantik itu.
"Aku sangat mencintamu," ungkap Sehun sambil menatap Jessica dengan tatapan memuja.
Perasaan Jessica membuncah, rasanya ada ribuan bunga indah bermekaran di dadanya. Senyumannya pun tampak kian manis dan merekah, bak bunga mawar yang indah.
Sehun melumat Jessica dengan perhalan seakan takut melukai bibir ranum ini, lalu ciumannya beralih pada leher jenjang isterinya; memberi banyak tanda kepemilikan di sana.
Tangan Sehun tak tinggal diam, dalam sekejap ia sudah menanggalkan gaun tidur tipis Jessica; meremas pelan payudara wanita itu.
"Ahh ... Seh ... hun ...."
"Yeah! Call my name, baby," pinta Sehun yang kini sedang menatap wajah merona Jessica yang tampak cantik kala pria itu meloloskan dua jarinya pada lubang segama sang isteri.
"Ahh ... sehu ... sehun ... ahhh ... ahhh ... ahh," hanya erangan yang dapat Jessica katakan atas nikmatnya permainan yang tengah suaminya lakukan pada vaginanya.
Hingga akhirnya Jessica mendapatkan pelepasan pertamanya, belum sempat ia menghirup oksigen lebih banyak lagi. Lidah Sehun sudah bermain di bawah sana, membuat putingnya semakin mengeras.
"Ya Tuhan, ini sangat nikmat ... ahh ... sayang ..."
Saat Jessica akan kembali mendapatkan pelepasan, Sehun menghentikan permainannya. Membuat wanita itu kecewa namun senyuman Sehun menghilangkan rasa itu.
Untuk pertama kalinya, Sehun tersenyum padanya.
"Tidak untuk kali ini, sayang."
Mata Jessica sontak berkaca-kaca, tak pernah Sehun bersikap sebegitu manis dan hangat kepadanya. Membuat ia sangat senang hingga tanpa sadar menitikkan air mata.
"Ada apa? Apa aku menyakitimu?" tanya Sehun kwatir.
"Tidak, aku hanya bahagia, akhirnya kau membalas cintaku," sahut Jessica seraya memeluk Sehun.
"Aku tidak menyangka, ternyata kau juga mencintaiku, terimakasih."
Jessica mengangguk lantas mengusap air matanya, ia melumat Sehun dan pria itu membalasnya dengan senang hati.
Sehun menggesekkan penisnya pada kemaluan Jessica, membuat wanita itu kembali mendesah namun ketika Sehun mulai memasukkan kejantanannya; raut Jessica tampak menahan sakit.
Sehun kembali melumat Jessica dan memaju mundurkan penisnya di dalam inti isterinya.
"Ahh ... Ahh ... kau sangat sempit ... nikmat sekali," ucap Sehun di sela desahannya.
Hentakan Sehun berangsur cepat dan brutal membuat Jessica kualahan untuk mengimbangi permainan sang suami yang tampak sangat bersemangat menanggahinya.
"Ahhh ... ahhh ..."
"Seb-- bentar lagi ... Ahhhh ..." erangan panjang Sehun bersamaan dengan menyemburnya sperma miliknya di dalam sang isteri.
Silahkan tinggalkan jejak! Vote dan comen kalau kalian menyukai cerita ini supaya aku semakin semangat melanjutkannya!