Buagh"Maksud lu apa bangsat !!" Teriak Hyun-sik pada Minhyung yang telah terduduk jatuh dari kursi.
"Ayah lo itu siapa Hyun ?! Gue cuma tanya" ujar Minhyung sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya. "Kalo lo gak terima pertanyaan gue, setidaknya jangan mukul juga"
Hyun-sik tak menjawab. Dia melangkah pergi dari sana membuat Yura kaget dan ikut menyusul.
"Hyun urusan gue. Kalian bantu Minhyung oke?" Ujar Yura kepada Yejun dengan minkyung.Minkyung masih membeku di tempatnya. Ini bukan Hyun-sik. Dia kenal persis Hyun-sik seperti apa.
"Nathan, Lo gapapa ?" Tanya Yejun sambil membantu Minhyung bangkit.
"Jhonny lo urus disini, biar gue bantu Nathan oke"Minkyung tak bergerak hingga Yejun dan Minhyung pergi dari sana. Mereka telah meninggalkan minkyung sendiri disana dengan berjuta pikiran. Mau menyusul Hyun-sik itu tidak mungkin. Yura pasti melarang. Adiknya sudah bersama Yejun. Mata hazel itu menatap ke sumber masalah. Foto jisung yang dikawal dua orang bodyguard berbaju serba hitam. Nampak seperti seorang ketua mafia. Tapi kenapa ? Setau minkyung ayahnya Hyun-sik tidak nampak jahat. Dia bahkan terlalu baik untuknya. Ini benar-benar membuatnya bingung
Mr. Jisung Park. Who are you ?
***
Duk
Duk
Duk
"Hyun-sik !! Buka pintunya !! Lo ngapain di atap sendirian !! Buka pintunya" teriak Yura dari depan pintu.
Yura panik setengah mati saat tau Hyun-sik pergi ke atap seorang diri. Apa yang dia lakukan disini ? Pikiran nya dipenuhi hal hal buruk.
Duk
Duk
"Hyun. Please...." Lirih Yura. Tenaganya terkuras banyak sekali. Telinganya ia tempelkan ke pintu untuk mendengar apa yang terjadi disana. Dia takut Hyun-sik melakukan hal yang buruk.
Dia tau sesakit apa dia saat dia merasa sang ayahnya tak akan pernah kembali kerumah. Semua orang tau jika Hyun-sik sangat membanggakan dan menyayangi ayahnya itu. Walau mereka sering bertengkar tidak jelas tapi mereka saling menyayangi. Bahkan bunda tidak bilang apa apa. Dia hanya bungkam saat ditanya perihal sang ayah.
Jadi, sang bunda tidak membantu sama sekali untuk mengetahui apa yang tengah terjadi.
Ceklek
Yura terlonjak kaget saat pintu itu terbuka dan menampilkan wajah datar Hyun-sik. Wajah yang dingin sama sekali bukan Hyun-sik. Yura terpaku melihat tatapan itu. Tatapan kosong dan tak bercahaya.
Dia siapa ?
Hyun-sik melangkah maju membuat Yura mundur perlahan. Dia tak mengenali orang ini.
Seringaian muncul menghiasi wajah yang dingin itu
"Untuk apa kau disini ?" Suara yang dalam membuat Yura melemas."I-itu... Aku..."
"Shhhht. Sudah terlanjur disini kan ? Jadi ikut aku!"
Kerah Yura ditarik kasar.
"Hyun !! Lepas !!"Hyun-sik tak mendengarkan. Dia terus menarik Yura hingga ke pembatas atap.
"Naik. Lalu terjun lah !" Perintahnya membuat Yura terbelalak kaget.Gedung ini mempunyai 29 lantai. Jadi bagaimana nasibnya jika dia terjun dari sini. Bisa mati.
"Hyun. Ini aku Yura"
"Aku tak perduli. Percepat atau aku yang mendorong mu !"
Lagi lagi Yura dibuat bungkam. Tubuhnya bergetar hebat. Dia menatap ke arah bawah. Rasanya seakan terbang. Hanya menatap ke arah bawah saja sudah membuatnya pusing.
"Hyun. Gue takut ketinggian" lirih Yura ditengah tangisnya
Hyun-sik tak perduli dia mendekati Yura pelan lalu sedikit mendorong bahu Yura untuk memperingati bahwa waktunya tidak banyak. Yura berteriak takut dan tangisnya semakin kuat membuat Hyun-sik marah. Dia sudah mulai kehabisan rasa sabar.
"Kalau tidak mau loncat sekarang, biar aku yang mendorong" ujarnya dingin
Yura memohon kepada Hyun-sik agar tak melakukan hal yang buruk kepadanya. Dia sangat takut. Lutunya sudah tak mampu menahan beban. Rasanya ingin pingsan.
"Jawab pertanyaan ku !! Kenapa kau mengikuti ku hah ?!" Teriaknya. Yura mulai menyadari jika Hyun-sik memakai bahasa yang baku. Tidak seperti biasanya.
Yura berbalik lalu menatap mata bulat Hyun-sik.
"Gue, cuma mau lo baik baik aja. Gue gak mau lo terluka""Cih. Pembohong !!" Teriak Hyun-sik.
"Tidak ada yang benar-benar perduli padaku !! KALIAN SEMUA HANYA BERPURA-PURA BAIK SIALAN !!"Yura menggeleng kuat
"HYUN. KITA SEMUA SAYANG KAMU TANPA TERKECUALI. JANGAN BERPIKIR KAYAK GITU !!""CUKUP !! LONCAT SEKARANG !!" teriak Hyun-sik sambil berjalan mendekati Yura untuk mendesaknya. Yura berjalan mundur. Dia menatap ke belakang saat kakinya tak menemukan tempat berpijak.
Yura kembali terisak.
"Hyun.. jangan lakuin ini....Kita sayang sama kamu"
"ARGH SIALAN. KENAPA HARUS SEKARANG !!" Hyun-sik menarik rambutnya kuat sambil mundur kebelakang. Teriakan rasa sakit menggema disana. Yura segera turun lalu memeluk tubuh adiknya itu.
"Jangan gini Hyun.... Gue sayang sama lo" Hyun-sik terus berteriak sakit. Yura tidak tau harus bagaimana. Hanya ini yang bisa ia lakukan. Menemani Hyun-sik hingga rasa sakit itu memudar.
Hyun-sik mulai melemas duduk pasrah dipelukan kakaknya. Matanya berat dan kepalanya terasa dihantam kuat. Dia benar-benar tak berdaya. Hingga akhirnya semua gelap.
*
*
*"Percaya dengan mereka sama saja kau membohongi diri sendiri Hyun-sik"
Hyun-sik menatap kloningan dirinya namun berparas pemimpin dan dingin tak tersentuh. Disebelahnya ada Hyun-sik lain tapi dengan wajah sendu dan putus asa. Sedangkan yang satunya lagi terlihat pemarah dan penuh dendam.
Sang pemarah menarik kerah Hyun-sik dengan kasar. Menampar wajah itu kuat lalu mendorongnya jatuh. Hyun-sik meringis sakit.
"Kamu lupa, 10 tahun kamu sendirian. 10 tahun kamu menahan sakit, 10 tahun kamu merasa tak dipedulikan ! Kau melupakan itu !!"
"DIAM !!" Hyun-sik merasa pusing. Mereka mendesaknya terus menerus.
"Aku memang sendirian selama ini, tapi itu hanya PEMIKIRAN KALIAN !! KALIAN YANG BERPIKIR BAHWA AKU SENDIRIAN. PADA DASARNYA AKU TIDAK SENDIRI !! MASIH BANYAK--"BUAGH
"Tutup mulutmu dan tidurlah. Biar kami yang menguasai hari ini" ujar sang pemimpin.
Si pemarah dan putus asa tengah menatap kosong sang pemimpin.
***
Dunia sedang berbohong kepadamu
...****
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family
FanfictionLanjutan dari Because Of You (CHENSUNG) yang belum baca silahkan baca dulu karena takut gak ngerti jalan cerita di ff ini. terimakasih 💚 Semoga suka.