Bab 10

1.4K 92 14
                                    

Nafas Yeji sesak. Ada perasaan aneh dalam dirinya. Tapi entah apa Yeji ngerasa gak nyaman.

Sementara itu seorang om-om masuk ke kamar. Matanya langsung berbinar ngeliat Yeji.

Pintu kamar ditutup. Om itu mendekat ke arah Yeji. Sementara Yeji masih bergelut sama kondisi badannya yang gak karuan.

DUGGHHH ! pintu ditendang dari luar. Lalu seseorang nyerang om-om itu. Sekelompok cowok berjas lalu meringkus om-om itu. Sementara Yeonjun menghampiri Yeji.

"Sayang, maaf aku telat."kata Yeonjun. Yeji yang setengah sadar ngeliat Yeonjun lalu tersenyum. Beruntung Yeonjun selalu ada saat Yeji kena masalah.

Yeonjun terpukul ngeliat keadaan Yeji yang sekarang. Apalagi ada bekas tamparan di pipi Yeji. Semakin suram aura Yeonjun.

"Lenyapkan cewek itu." Perintah Yeonjun.
"Baik boss." Jawab salah satu cowok berjas tadi. Lalu menyeret om-om yang sudah pingsan gegara dihajar oleh mereka.

Yeonjun menggendong Yeji ala bridal style. Lalu keluar dari club itu. Sementara badan Yeji masih gak karuan.

"Jun.." Yeji memanggil Yeonjun dengan tatapan sayu.

"Sebentar lagi kita sampai hotel." Jawab Yeonjun. Sejujurnya siapa yang gak tergoda ngeliat Yeji dalam keadaan pengaruh obat. Tetapi, gak mungkin Yeonjun manfaatin kesempatan.

Yeji mulai mengerang, Yeonjun mempercepat langkahnya menggendong Yeji ke kamar atas. Lalu segera dibawa ke kamar mandi. Direbahin di bath tub. Kran air dinyalain.

Hanya itu yang bisa Yeonjun lalukan. Karena hanya itu yang dia tahu cara meredakan pengaruh obat perangsang.

Yeji masih mengerang, merasa ada yang mengganjal dalam tubuhnya. Sementara Yeonjun duduk di samping bath tub.

"Jun...panas.." keluh Yeji. Yeonjun bingung mesti berbuat apa lagi. Sementara Yeji semakin gusar.

"Gue disamping lo, Yeji." Kata Yeonjun mencoba menenangkan Yeji. Tapi tatapan sayu Yeji bikin Yeonjun meneguk salivanya.

Tiba-tiba Yeji narik tangan Yeonjun. Lalu mereka berdua sama-sama berendam di bath tub.

"Junnn.... Panas... Tolong.." rintih Yeji menggeliat dibawah Yeonjun.

"Oh shit !" Gerutu Yeonjun, merasa ada yang menegang.

Lalu Yeji meraih kepala Yeonjun, diciumnya dengan sangat panas.

"Junnn . . . . Tolong lakukan." Pinta Yeji yang udah gak kuat dengan pengaruh obat itu.

Yeonjun yang dicium kaget.
"Yeji, maaf." Hanya kata itu yang bisa Yeonjun katakan sebelum keduanya tenggelam dalam hasrat masing-masing.

Esok paginya, Yeji terbangun di kasur dengan keadaan seluruh badannya sakit terutama di bagian tertentu. Serta banyak bekas merah di sekujur tubuhnya.

Yoenjun tergeletak di kasur masih dengan berbalut selimut. Sementara Yeji ke kamar mandi. Gak ada raut marah ataupun sedih. Yeji merasa bahagia. Akhirnya dia bisa jadi istri Yeonjun yang sesungguhnya. Bukan hanya istri yang cuma sebagai tameng menutupi kebobrokan Yeonjun yang dulu.

"Dih kok gue malah jadi malu sih anjir.", Gerutu Yeji. Lalu membasuh badannya. Selesai mandi Yeji pakai handuk piyama lalu duduk di samping Yeonjun yang tertidur pules.

"Lo mesti capek banget ya, Jun. Makasih ya buat semalem." Kata Yeji pelan. Lalu sambil ngusap-usap rambut Yeonjun.

Yeonjun perlahan bangun, sedetik dua detik sampe beberapa detik langsung duduk.

MANET IN ME (Stay With Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang