°3•Perasaan

11.9K 723 9
                                    

💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧

"Jika kamu sedang bahagia dan teringat seseorang, artinya kamu mencintai orang itu
Jika kamu bersedih teringat seseorang, artinya orang itu mencintaimu"

¦~ali bin abi thalib~¦•

☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔


***

Sania sedang membaca novel hari ini. Dia sedang udzur.  Peraturan pondok boleh membaca novel saat hari Jumat dan Ahad serta jika udzur. Karena disaat udzur akan ada banyak waktu lengang.

Tidak boleh setoran hafalan al quran. Jadi agar tidak bosan bisa membaca novel. Novel adalah dunia hayalan untuk para santri agar bisa merasakan berbagai rasa di luar sana.

Ketika udzur memang suasana hati mudah berubah. Buktinya Sania meneteskan air mata. Karena terbawa suasana saat membaca.

Sania menghapus air matanya. Ini semua tidak seluruhnya baper terhadap cerita di novel. Tapi juga tentang perasaannya.

"Mbak... "

Sania terkejut dengan panggilan dari Fatimah. Entah sejak kapan orang ini duduk di samping Sania. Sania sangat fokus dengan novel.

"Mbak nangis ya.... "

Fatimah menebak benar. Sania tidak bisa berbohong. Hidungnya yang mancung dan putih itu memerah.

"Novelnya baperi sih... "

Ucapnya menghilangkan kepedihan di hatinya. Sania berusaha untuk sabar. Walau sabar itu keadaan yang menyakitkan.

"Wah novel baru ya... ,pinjam dong mbak...!"

"Antrinya udah panjang Fat... "

"Yah... Aku ndak udzur mbak... "

"Besok-besok aja!"

Sania mengelus lembut puncak kepala Fatimah. Sania dan Fatimah nemang akrab. Bahkan mereka sering dikira kembar. Walau Sania lebih tua dua tahun.

Fatimah sering bercerita kepada Sania. Fatimah beranggapan Sania adalah orang yang bisa menentukan sesuatu sesuai dengan keadaan. Sania sangat dewasa. Setiap keluh kesah Fatimah, Sania selalu memberi jawaban. Bukan hanya Fatimah. Santri lainnya juga suka terhadap Sania. Karena sifatnya yang rendah hati dan murah senyum. Ditambah paras cantiknya. Membuat orang ingin selalu memuji ciptaan Tuhan yang indah itu. Sania memang pantas menyandang jabatan ketua di Ponpes Al-Ma'ruf.

"Ceritain dong mbak... Mumpung lagi boring nih! "

Fatimah merengek seperti anak kecil meminta dongeng sebelum tidur pada ibunya. Sania tersenyum.

"Intinya aja ya... "

"Okeh, Telingaku siap! "

Fatimah membenarkan posisi duduknya. Agar lebih nyaman mendengar cerita Sania.

"Ini cerita cinta dari seorang karyawan kepada bosnya, karyawan itu memendam rasa kepada bosnya sejak lama. Dia kagum terhadap bosnya yang perhatian kepada setiap kariawan. Dia juga mulai akrab dengan bosnya. Tapi disaat dia menemukan cinta disitulah dia tersakiti. Karena sahabatnya juga mencintai bosnya. Bosnya pun memilih sahabatnya. Dari situ dia berubah jahat dan kejam. Dia terbakar rasa egoisnya. Dia menyakiti semua orang termasuk dirinya sendiri. Dia kira akan mendapatkan cinta sang bos, tapi namanya perasaan memang tidak bisa dipaksa. Akhirnya dia meninggal dengan kekecewaan. Karena semua orang pergi meninggalkannya. Karena perubahan sikapnya. Emosi telah menjerumuskannya."

Assalamualaikum Ya Zaujati [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang