Happy reading💕
🍁🍁🍁
Seorang laki-laki dewasa berusia 35 tahun duduk menunggu dengan jenuh. Sembari menunggu ia membalas chat dari para mahasiswanya yang meminta waktu untuk revisi skipsi. Terkadang ia mengganti chanel TV yang menurutnya tidak ada yang menarik.
"Sayang masih lama gak!" teriak Tristan tak sabaran.
Ya, laki-laki itu adalah Tristan. Ia sedang menunggu istrinya yang saat ini sedang berdandan. Sudah hampir satu jam ia menunggu istrinya tapi tidak kunjung keluar dari kamar. Bahkan sampai ia melakukan solat magrib pun istrinya juga belum selesai.
"Iya ini udah kok," balas Hana sembari membenarkan rambutnya yang dibiarkan terurai dengan model bergelombang.
Tristan menatap penampilan istrinya dari atas sampai bawah, ia menggelengkan kepalanya karena menurutnya penampilan istrinya sangat berlebihan. Ia memakai dress merah terang tanpa lengan, belum lagi heels setinggi 5 cm dan make up di wajahnya yang entah berapa lapis. Sangat cantik bahkan untuk umurnya yang saat ini menginjak 28 tahun.
"Apa gak berlebihan?" tanya Tristan memastikan.
"Berlebihan? Ya enggak lah Mas, kan kita mau dinner romantis. Jadi, menurut aku gak berlebihan sama sekali. Aku cantik kan?" tutur Hana dengan memutar tubuhnya.
Tristan menghela napas, "Cantik kok. Tapi, tempat yang kita kunjungin itu beda."
"Ck terserah deh Mas udah ayo berangkat nanti kemaleman. Aku nanti mau ngurus kerjaan lagi soalnya," ungkap Hana seraya berjalan keluar rumah.
Tristan pun hanya pasrah, ia juga keluar rumah dan mengunci pintu. Lalu, masuk ke mobil dan menatap istrinya yang sedang bercermin membenarkan penampilan. Tristan tidak mau berkomentar dan akhirnya menjalankan mobilnya menuju tempat yang dituju.
Sekitar 20 menit mobil yang mereka kendarai sampai di tempat tujuan. Setelah memarkirkan mobilnya Tristan keluar, lalu memutari mobil dan membukakan pintu untuk istrinya. Hana menatap tidak percaya dengan tempat yang mereka kunjungi.
"Ayo keluar," titah Tristan dengan tenang.
"Kamu gak salah tempat?" tanya Hana memastikan.
"Enggak," jawab Tristan.
"Katanya mau dinner romantis? Ini mana romantisnya dan iuhh banget sama tempatnya. Kenapa harus dipinggir jalan sih makannya?!" ucap Hana dengan nada kesal.
Tristan tersenyum, "Mangkanya kamu cobain dulu, makanan di sini enak loh."
"Enak?! Tapi apa higienis?!"
"Higienis kok, makanan di sini bersih. Tuh liat di sini banyak yang makan juga, ayo nanti tempanya keburu penuh," jelas Tristan dengan sabar.
Hana menggeram marah, "Tau tempatnya kayak gini aku gak perlu capek-capek dandan kayak gini!"
"Kan aku bilang gak usah dandan berlebihan, lagi juga itu gak baik. Di agama juga dijelasin gak baik untuk perempuan berdandan berlebihan bila keluar rumah," ujar Tristan sembari membantu istrinya keluar mobil.
"Berisik! Gak usah ceramah, bikin makin bete aja." Tristan tak membalas karena tidak mau membuat mood Hana semakin buruk.
Tristan lalu langsung menghampiri Bu Sri yang merupakan pemilik tempat makan ini. Beliau adalah janda dua anak, suaminya telah meninggal karena kecelakaan kerja di tempat kerjanya. Tristan mengenal beliau saat tidak sengaja bertemu saat pulang dari kampus.
"Assalamualaikum, Bu," ucap Tristan memberi salam.
"Wa'alaikumsalam, eh Tristan. Apa kabar? Mau makan?" balas Bu Sri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Romance"Om cinta itu kayak gimana sih?" tanya Syifa dengan polosnya sembari memakan es krimnya. Tristan menatap Syifa dengan bingung, "Kok kamu nanya kayak gitu?" "Gak papa penasaran aja," balas Syifa. Tristan tersenyum seraya menatap Syifa. "Yang pasti c...