"gak tau anjir, dia tiba-tiba ngerem mendadak. pas gue jatoh juga dia diem aja kayak abis liat setan, bang."
"hah liat setan?" tanya mashiho, ekspresinya bener-bener kayak orang bingung. sayang banget jeongwoo gabisa ngeliat langsung karena mereka sebatas telfonan sekarang.
pemuda park itu terpaksa gak masuk sekolah di hari kedua mos akibat kecelakaan tak disengaja pagi ini. pantat jeongwoo masih sakit, cowok itu bahkan tidur tengkurap sekarang.
"dia bilang ngeliat cewek sih. ah gak tau ah, gue gak liat."
"cewek?"
"iyaa cewek, ya kali banci. banci mah banyaknya di pertigaan sono noh."
"terus?"
"ya gak terus-terus, kan motornya berhenti."
"maksud gue dia jelasin ciri-ciri ceweknya gak ke lo?" mashiho memperjelas.
"nggak, lagian tuh ya bang, di sana tuh sepi. lo tau bumi perkemahan rinjani kan? yang deket stadion."
"tau, woo."
"nah iyaa di situ kan sepi kalo pagi-pagi, hari selasa lagi. paling cuma ada tukang ojek doang. kata gue sih, bang jaehyuk matanya lagi siwer."
"jaehyuk yang nganter lo pulang, woo?"
"yaiyalah, untung doi mau tanggung jawab sama pantat gue."
"oke deh, cepet sembuh bro."
"iye makasih bang. pulang sekolah boleh lah bawain gue bua—"
tuut.
mashiho mengakhiri panggilan itu. matanya mengarah ke depan, tepat ke arah ruang osis yang sedang ramai. pikiran pemuda takata itu kemana-mana, termasuk dugaan-dugaan yang bersinggungan satu sama lain. dan tepat saat itu pula, pundaknya di sentuh oleh seseorang.
"asahi?"
"kantin, yuk."
"lo tumben banget...."
"gue mau ngomongin foto kemaren."
"oh, oke ayo."
:::
"082145—"
"JAEHYOOOOOKKKKK!!!" teriakkan itu membuat jaehyuk—yang dikenal sebagai juragan pulsa—menoleh. begitupula ryujin yang lagi nyebutin nomor hapenya atau dengan kata lain jaehyuk sama ryujin ini lagi transaksi.
dua abg tersebut mengernyitkan dahi ketika mendapati lee daehwi sedang berlari dari ujung koridor sambil melambaikan tangan.
"napa lu met?" tanya jaehyuk to the point saat daehwi sampe di depannya sambil ngos-ngosan—udah kayak dikejar mbak kunti tapi gamungkin dong ada setan pagi-pagi gini???
eh tapi tadi jaehyuk ketemu yang ghaib-ghaib juga, deng.
"ketauan nyebat di toilet lama lagi lo?" tebak ryujin dengan cengiran khasnya.
"NYEBAT NYEBAT BAPA LU ASBAK!" sembur daehwi lebay, bahkan mulutnya ikut monyong-monyong.
jaehyuk langsung noel ryujin lagi, nyuruh cewek itu lanjut nyebutin nomor hapenya. jaehyuk tuh paling males kalo transaksinya diganggu, apalagi sama bocah bar-bar kayak daehwi.
"08214566xx jae. yang 100 rebu, yak!" seru ryujin.
sementara di sisi lain daehwi ngeliatin jaehyuk dengan pandangan sebel. gimana gak sebel? DAEHWI NIH BAWA BERITA BARU!!
"udah gue kirim ya jin, cek dulu dah." suruh jaehyuk setelah dia mijit-mijit ponselnya.
"oke sip udah jae. du—" ucapan ryujin terpotong.
"eh sebentar-sebentar. gue mau cerita!"
jaehyuk yang ngeliat tingkah daehwi udah pengen nampol mulutnya. "apaan? lo disuruh ikut lomba senam lagi sama bu momo?"
"KAGAK ANJIR!" bantah daehwi. "jadi gini loh, tadi kan gua nemenin chenle ke BK, nah disana gue ketemu minkyu—"
"MINKYU? LO MAU GOSIPIN MINKYU, HWI? tega banget orang seganteng itu lo gibahin." seru ryujin heboh.
daehwi lama-lama kesel omongannya dipotong terus, jadi pemuda lee itu langsung nyentil dahi ryujin.
"bacot dengerin dulu kutil biru!" sungut daehwi. "dia disana sama nako, hitomi, dan minju, tau kan lo pada?"
"tau tau, dia temen gue. eh.. lo kan abis jambak-jambakkan sama si nako?" jaehyuk menaikkan alis, jari telunjuknya ia letakkan tepat di dahi ryujin.
ryujin terkekeh kecil. "udah maapan kok, hehe."
"bodo amat." balas daehwi sambil senyum, tapi sedetik kemudian doi balik lagi ke mode gibah. "singkat cerita, gue nguping tuh obrolan mereka sama bu tiffany."
"terus-terus?" ryujin makin kepo, jaehyuk di sebelahnya ikut ngangguk.
"ini tentang jo yuri..."
mendengar nama yuri, jantung jaehyuk rasanya mau copot. pemuda itu kepo tapi di sisi lain masih takut setengah mati.
"lo tau nggak? anak yang ilang itu!"
"tau." jawab jaehyuk dam ryujin bersamaan.
"mereka lagi diinterogasi gitu deh, kayaknya hilangnya yuri berhubungan sama mereka." ujar daehwi sambil ngangguk-ngangguk, tapi tiba-tiba dia menunjuk ryujin. "eh, kemaren lo kenapa bisa ribut sama nako yang unyu-unyu gitu?
"enggak kenapa-napa." jawab ryujin. "biasa lah masalah cewek."
"ooooo." daehwi manggut-manggut. "yaudah gue mau beli minum sebentar, abis itu kita lanjut gibah."
selepas kepergian daehwi, ryujin niatnya mau ikut bangkit, tapi jaehyuk nahan tangannya.
"apaan? oh duit pulsa ya?" tebak ryujin, gadis itu mengambil selembar uang dari kantungnya lalu memberikannya pada jaehyuk. "nih."
namun, jaehyuk malah gak ngambil uang itu. pemuda tersebut menatap ryujin dengan dahi mengernyit, seperti sedang berpikir atau mengingat-ingat sesuatu.
"lo..." jaehyuk berujar. "lo berantem sama nako gara-gara yuri kan? lo... tau dari mana yuri udah meninggal?"
ryujin kaget ditanya seperti itu. namun ia berusaha tampak normal.
"loh? lo udah tau jae? baguslah."
"hah? maksud lo?"
"lo gak sebodoh temen-temen lo." jawab ryujin. "btw, tau dari mana yuri udah mati?"
"dia muncul di depan gue pagi ini."
"wah, keren keren."
"lo belum jawab pertanyaan gue, ryujin."
"ah itu..." ryujin tampak gugup. "gue juga bingung? hehehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
treasure: (1) shadow
Fiksi Penggemar[ starring: treasure's 01s ] tentang mashiho, jaehyuk, dan asahi yang terus dihantui oleh bayang-bayangnya. + mystery au! + lowercase, semi-baku © lilscaredy, 2020