Bandara

6 1 0
                                    

Ketika sudah membuatku nyaman, tolong jangan pergi.berat menggantikan dirimu dengan orang lain.
-tiyaaa
____________________________________

*
Jadwal sore ini reina harus ke bandara menjemput ibunya.sebelumnya reina sudah berpesan pada bi imas untuk mengambil titipan di toko kue.

"Rian,lo jadi ikut?" Tanya reina.karna waktu itu rian sempat bilang akan ikut menjemput mamah reina.

"Mmm sorry ya rein.kayaknya gajadi dehh.soalnya gue mau ke toko buku sama rara" Jawab rian agak ragu.

"Yaudah iya" ucap reina

"Gue anter" ucap revan dan langsung menarik reina sampai motornya.

Bandara...

Tak berselang lama,mereka sudah sampai di bandara.revan dan reina duduk di kursi yang tersedia sambil menunggu kabar dari mamahnya.

"Rein" Panggil revan.

"Kenapa?" Sahut reina sambil menatap revan dengan serius.

"Gue boleh minta tolong?" Ucap revan penuh hati-hati.ia takut reina tidak membentu karna hubungan yang masih baru

"Minta tolong apa?" Tanya reina

"Lo tau kan gue udah broke up sama oliv?" Kata revan

"Iya.terus?"

"Dia ngajak gue balikan,tapi gue ga mau" jelas revan yang mulai bercerita

"Bukannya lo sayang sama oliv?" Tanya reina

"Cuman sayang boongan.gue ga pernah sayang sama dia" Jawab revan

"Kalau ga sayang ngapain jalin hubungan?" Respon reina

"Kalau waktu itu dia ga ngadu ke papahnya.dan kalau aja bokap gue sama bokap oliv ga kerjasama buat proyek" kata revan penuh penyesalan

"Maksudnya gimana sihh?gue ga ngerti" reina merubah posisi menjadi menyimak dengan baik

"Bokap gue sama bokap oliv kerjasama buat proyek.dengan syarat seudah lulus SMA gue sama oliv tunangan.dari situ gue mau ga mau harus macarin oliv" jelas revan

"Terus gue peduli gitu?" Canda reina

"Anjirr" ketus revan

"Ya terus gue harus apa?harus prihatin?harus nangis?" Tanya reina

"Bantu gue"

"Gue harus apa?" Tanya reina polos

"Pura-pura jadi pacar gue" Ucapan revan membuat reina tersentak dan membulatkan matanya.

"Cuman pura-pura doang" jelas revan

"biar apa huh?" Kata reina

"Lo tega gitu liat gue yang manis ini berjodoh sama manusia ga jelas kayak oliv?" Timpal revan

"Gue ga mau" Tolak reina seraya menyilang tangan di depan dada

"Ah lo jahat.males gue" revan memutarkan bola matanya

"Bodo amat!" Sentak reina

"Kalau gue pernah di jahatin,kenapa gue ga bisa jahat balik?" Kata reina

"Tapi balesnya gausah kasar" jawab revan

"Ternyata cowo lebih pengecut ya?" Sindir reina

"Gak!" Jawab revan tak mau kalah

"Buktinya dia jahat tapi ga ngaku jahat.giliran di bales jahat malah ga nerima" lanjut reina

"Ehh cowo kalau marah pasti ada alasannya"

"Iya.karna cewe kan emang selalu salah" kata reina pelan tapi masih terdengar

"Nih ya.cowo yang selalu salah di mata cewe.lo sebagai cewe ngaca dong! sering depan kaca tapi gabisa introspeksi diri" cibir revan

"Maksud lo,cewe pengecut gitu?" Reina menatap mata revan sinis

"Sadar ga sih? cewe sering sakit hati karna siapa?ya karna cowo!" Ucap reina tak mau kalah

"Itumah cewenya aja yang berlebihan" cibir revan

"Gimana ga berlebihan,orang dia berlebihan gitu gara gara cowo yang baperin"

"Baperan cewenya" respon revan

"Tukang baperin cowonya" balas reina

Revan tidak mengubris reina.karna lebih baik ia mengalah daripada harus bikin emosinya meningkat dan malah terlampiaskan.

Pandangan reina beralih pada sosok laki-laki berkulit putih dengan retina mata yang coklat tengah duduk di tempat yang tak jauh dari reina.

"Kevin" gumam reina.ya!kevin adalah mantan yang pernah menyia-nyiakan reina,memaksanya bertunangan pada usia SMA.

"Hah?" Jawab revan

"Gue ga manggil lo" ketus reina

"Oh" jawab revan singkat.reina memutar bola matanya kesal.

'mau apa kevin ke sini?' tanya reina dalam hati. 'udahlah ngapain di fikirin.boy brengsek gitu'
____________________________________

Putih abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang