Rumah kaca

7 1 0
                                    

Pada kenyataannya,orang yang sudah membuat nyaman,akan sulit untuk di lupakan
-Reina
____________________________________

*
"Rumah kaca yokk!" Ajak salma

"Skuyy lahh" mereka semua berjalan ke rumah kaca.

"Lo masih kuat?" Tanya revan di angguki reina.

"Awas ada setan di dalemnya ya" ucap mba penjaga rumah kaca itu

"Lah ini rumah kaca atau rumah hantu mba?" Tanya amar

"Rumah mbah jelangkung" jawab mbanya

"Salah masuk kita" Ucap salma

"Tapi di palangnya tertulis disini itu rumah kaca" Timpal fatir

"Iyalah ini rumah kaca,yakali rumah masa depan" jawab mbanya

"Lah terus setannya?" Tanya rian

"Diri kalain sendiri AHAHAHAHAHA" Jawab mbanya sambil tertawa.

revan CS hanya melihatnya datar tanpa ada niatan untuk ikut tertawa.mereka memilih untuk masuk ke dalam tanpa memperhatikan mba yang jayusnya kurang didikan.

"Samlekumm!!" Ucap amar ketika masuk rumah kaca

"Bukan rumah lo dongo" Rian menekan leher amar

"Kata guru ngaji gue kalau ada salam it____" jelas amar terpotong

"Waalaikumsalam" jawab keenam temannya

"Baguslah kalau kalian peka" ucap amar.

Di tengah ruangan mereka terpisah.ntahlah reina sedang berada dimana sekarang.ia bingung dimana letak pintu kembalinya?

Dirinya masih lemas akibat naik wahana tadi dan sekarang di tambah pusing dengan sekeliling yang diisi cermin.

"Gue dimana ini?" Gumam reina.rasanya ia ingin menangis.keringat dingin mulai keluar bahkan saat ini ia merasa sedang dalam keadaan mati rasa.

"Rian!" Reina memberanikan diri untuk berteriak.sesekali ia mencoba mencari jalan keluarnya namun hasilnya nihil.

Setiap kali ia menatap cermin,dirinya tak merasa hidup.pandangannya mulai buram dan hitam.badannya mulai lemas dan...

Bruk!!

Tubuh reina ambruk begitu saja.di sisi lain,revan dan teman-temannya akan sampai pada pintu keluar.

Revan menyadari reina tidak ada di sampingnya.ia melihat sekeliling juga tidak ada.

"Guys!reina mana?" Tanya revan

"Tadi bukannya samping lo?" Tanya rara

"Ya ampunnn bebep guee" jerit salma

"Cari-cari woii" perintah revan.mereka berpencar. Rian bersama rara,amar dan salma,dan fatir bersama revan.

"Reina!" Panggil rian.tak peduli sebanyak apapun pasang mata yang tertuju pada teriakan itu.

"Rein___" mata fatir tertuju pada gadis yang terbaring di lantai memakai pakaian yang sama persis seperti reina.

"Van!" Panggil fatir.revan menghampiri dan mengikuti arah pandang fatir

"Reina" gumam revan.bergegas mereka berdua membantu reina.

revan memggendong reina ala bridal style menuju tempat awal dan merebahkannya di kursi yang tersedia.Tak peduli mau sebanyak apapun pasang mata yang tertuju.

'halo.ke tempat masuk sekarang' pinta fatir dari sambungan telfon.

"Reina!" Panggil salma di ikuti temannya yang lain

"Ya ampun rein sadar dong" pinta salma

"Serius dia udah makan?" Tanya rara

"Tadi dia bilang sih udah" jawab rian

"Daritadi emang pucet sih mukanya" ucap revan

"Trus kenapa lo diemin begoo?" Amarah rian mulai memanas

"Gue kira dia abis pake bedak.lagian dia bilang baik-baik aja" jawab revan.

Rian mondar-mandir sambil memijat pelipisnya. "Salah gue nitipin sahabat gue sama lo van" ucap rian

"Ko kadi gue yang di salahin?ya lo sebagai sahabat harusnya lebih perhatiin dia lah.gue sama dia cuman rekan OSIS" Ucap revan tak mau kalah

"Kalau nanti terjadi apa-apa sama reina lo mau tanggung jawab HAH?!" Rian mencengkeram kerah jaket revan.

"Lo cowo? gausah bertingkah so' jagoan kalau masih noob" ucap revan.rian langsung menonjok pipi Revan sampai tubuhnya terhempas.

Darah segar turun di sudut bibir revan.revan tak melawan karna ia sadar akan situasi dan tempat.

"Woi!ini bukan saatnya ribut.sekarang fikirin dulu reina" Lerai amar

Rian menghampiri reina dan menepuk pipinya. "Rein sadar.ini gue rian" ucap rian sambil menepuk pipi reina

"Minggir-minggir" revan menyerobot kedepan kan mengarahkan aromaterapi di depan hidung reina.

"Lo gausah ikut campur ya" ucap rian

"Eh,kalau emang gue yang salah,ini gue mau tanggung jawab.ngapai lo sewot?" Balas revan tak mau kalah

"Udah napa sihh gausah ribut" lerai salma

Mata reina perlahan terbuka.sesekali ia memegang kepalanya yang terasa pusing.revan membantu reina untuk duduk.

"Rein lo gapapa kan?" Tanay salma cemas

"Gapapa ko.cuma sedikit pusing aja" jawab reina

"Harusnya tadi lo sama gue rein" ucap rian berniat menyindir revan.revan dan rian saling tatap sinis namun tak melanjutkan main fisiknya.

Putih abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang