Proposal

12 3 0
                                    

Osis itu butuh organisasi.tapi cinta kita hanya perlu dua hati
-Revan
.......................................................................

Hari sudah menjelang siang.para OSIS masih sibuk dengan tugasnya masing-masing.

apalagi reina yang sedaritadi mengerjakan proposal sendiri karna amar dan revan sibuk dengan gamenya.

"Eh ini gini bukan?" Tanya reina pada revan

"Iya gitu" Jawab revan yang hanya melirik sekilas

"Ck,yang bener lahh" reina berdecak sebal

"Iya bener reinaaa" ucap revan dengan mata yang masih sibuk dengan layar ponselnya

reina mengambil ponsel revan dan amar sampai membuat keduanya marah.

"Eh,apaansi anjir?! ganggu mulu" Emosi revan

"Lagian si di ajak serius kalian malah main game" ucap reina

"Tau ga bakal seserius ini,tdi gue udah ke kantin" lanjut reina

"Lah bukannya tadi lo ke kantin?" Tanya revan

"Gajadi" jawab reina

"Yaudah sini gue beliin" Ucap revan

"Pencitraan?" Tebak reina

"Serius.mana duitnya?" Revan mengulurkan tangannya

"Eh tapi gausah deh.kepalang badmood jadi ilang selera" Jawab reina yang mulai berubah fikiran

"Cewek mah gitutuh kerjaannya.badmood mulu" Ucap revan di balas cengiran reina

"Aelah gausah pundung gitu napa sihh" ucap amar

"Yaudahlah,yo mar,kantin" Ajak revan

Tak lama revan dan amar pergi,rian datang membawa makanan untuk reina.

"Nihh buat lo" Ucap rian sambil memberikan cemilan

"Eh rian.makasih" Ucap reina

"Masih banyak?" Tanya rian

"Emm cuman revisi doang sih" Jawab reina

"Yang lain kemana?ko sepi banget?" Tanya rian

"Kantin" jawab reina dengan mata yang masih terfokus pada layar laptop

"Lo ga ke kantin?" Tanya rian

"Ngga" Jawab reina

"Rein,mau gue bantu?" Tawar rara yang baru datang dan duduk di sebelah reina

"Tugas lo udah kelar?" Tanya reina

"Udah ko" Jawab rara

"Eh,salken gue rian.temennya Reina" ucap rian sambil mengulurkan tangannya

"Gue salsa,murid baru disini" rara membalas uluran tangan revan.

"Ekhemm.gausah modus bisa kali masnya?" Sindir reina.rian dan rara kembali ke posisi normal mereka

"Cemburu bilang rein" Sindir rian balik

"Idihh.gue? cemburu?aelah bucinmah urusan nanti" ucap reina

"Rein kayaknya ini waktunya di majuin deh.soalnya gamungkin cukup kalau cuman 30 menit" Komentar rara

"Iyajugasiii" reina tampak berfikir dan mengulang jadwalnya

"Aduhh gue ke toilet bentar ya rein" pamit rara

"Makan dulu nihh" ucap rian

"Nantii" jawab reina tanpa menoleh

"So' sibuk banget si lo,siput" Cibir rian

"Eh dugong!bisanya nyibir gue mulu.gue emang busy" Jawab reina tak mau kalah

"Yaudah makan dulu.atau mau gue suapin?" Tawar rian

"Nanti rasanya berubah" ucap reina

"Berubah jadi baper yaa?" Tebak rian

"Bukan jehh.berubah dari gurih ke pahit" Jawab reina

"Ko pahit?" Tanya rian

"Karna tangan lo masih genggam masalalu lo yang pahit HAHAHA" Tawa reina pecah seketika

"Galucu nyonya siput" ucap rian datar.reina terdiam dan kembali sibuk dengan laptopnya

"Ekhem" dehem revan dari pintu OSIS

"Masuk aja elah.gausah batuk-batuk kayak nene tua" Ucap reina

"Ciee dua-duaan di sini...abis ngapain lo berdua?" Ucap amar

"Apasi.gue cuma mau anter cemilan buat nuh bocah siput" jawab rian

"Maaf nih kita ganggu ekek" Ucap revan

"Apaan sihh.dateng-dateng riweh" gumam reina

"Yaudah gue ke kelas,bayy" pamit rian

"Nih,buat lo" Revan memberikan sebungkus siomay dan teh kotak untuk reina

"Kan gue gajadi nitip" reina menatap makanannya sekilas dan beralih menatap revan

"Kan gue baik dan tidak sombong" Ucap revan dengan PD

"Baik apaan,gue minta traktir malah suruh bayar sendiri" cibir amar

"Btw,makasih loh" ucap reina

"Yaudah makan dulu" perintah revan

"Bentar, nanggung" jawab reina.revan duduk di sebelah reina dan mengambil sesendok siomay

"Buka mulu lo" pinta revan

"Buat apaan?" Tanya reina

"Ini gue suapin" ucap revan

"Dihh..lo kira gue bocah!gue bisa makan sendiri" ucap reina

"Ck,lama lo!buka mulutnya" pinta revan dengan paksa.tak sia-sia usaha paksaan revan membuahkan hasil.mau tidak mau reina menerimanya.

"Cieee romantis banget sih kalian" Cerocos amar

"Ehh gue peduli sama reina.kasian dia daritadi ngerjain proposal" Ucap revan

"Iyaiyaa" tatapan amar beralih pada layar ponsel

"Eh bucin.bantuin reina tuh jangan pacaran muluu" perintah revan

"Yaudahiyaa" lagi-lagi amar harus pasrah.

"Makan yang banyak biar ga masuk UKS" pesan revan sambil menyuapi siomay untuk kesekian kali

"Cieee ada yang lagi pacaran" ejek rara yang baru masuk ruangan
____________________________________

Putih abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang