14. Kecewanya Salju

4.4K 870 106
                                    

Kapan² mungkin ini akan ganti judul yang lebih cucok karena fokusnya enggak tikung menikung lagi. Mungkin ada saran? wkwk.
Jangan lupa vote dan komen.
Happy reading

Semua berawal di hari itu.

Hari di mana Salju kesulitan meraih boneka di sebuah atap lemari. Seorang remaja perempuan menghampirinya, membantu mengambil apa yang Salju inginkan.

"Namamu siapa?"

Salju mengerjap, mengalihkan pandangan ke sebuah boneka kecil di tangan orang di depannya. "Aku Salju," gumamnya lirih. Tatapannya mengiba, ingin memegang boneka yang sedari tadi ia incar.

"Aku Farah." Farah tersenyum. "Ini."

Salju balas tersenyum.

"Salju kelas berapa?"

"Dua." Salju mengangkat tangannya dan mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.

"Lucu banget." Farah mencubit pipi Salju.

"Kakak kelas berapa?"

"Kelas 7."

Salju mengernyit. Ia mendongak. "Sekolah cuma sampe kelas 6, tau!"

Farah tertawa. Anak itu masih terlalu kecil. Dulu juga ia berpikir bahwa sekolah hanya sampai kelas 6. "Ya udah, berarti aku kelas 1."

"Kelas 1 kok udah gede?"

Farah bingung menanggapi bagaimana. Untung Salju mengalihkan pembicaraan.

"Bonekanya bagus. Punya siapa, Kak?"

"Punyaku. Buat kamu nggak apa-apa, Salju."

Salju tersenyum senang. Baginya, Farah sangat baik. Mereka bertemu setiap bulan, di mana keluarga Salju mengunjungi panti. Hingga suatu saat, Salju mendapati Farah menangis. Katanya rindu keluarga yang entah di mana karena Farah bahkan sudah di panti sejak bayi.

Umur Salju sudah 12 tahun saat itu, mendapati Farah bercerita begitu jelas mengiris hatinya. Namun ia tetaplah anak kecil yang hanya berpikir jangka pendek. Pulang dari sana Salju menceritakan ke orang tuanya dan merengek meminta Farah tinggal bersama mereka. Dari yang didengarnya, kehidupan di panti membuat Farah sangat tertekan.

Proses mengadopsi tentu tidak mudah. Kedua orang tua Salju pun mengenal Farah. Cewek 17 tahun itu tidak pernah mau diadopsi siapa pun sejak dulu, bercita-cita menjadi pengurus panti sampai besar nanti.

Siapa sangka, saat Salju menawarkan, Farah langsung menyetujui. Ibu panti sedikit heran dengan kesanggupan Farah menerima keluarga baru. Orang tua Salju tidak keberatan. Farah anak yang sangat baik dan rajin.

Setahun sejak Farah ikut ke rumah mereka, Salju kerap diajak Farah menonton film atau mendengarkan cerita dari sebuah novel. Setiap keduanya pulang sekolah, Farah akan langsung ke kamarnya, menceritakan banyak hal-hal baru. Sore itu hari sangat mendung. Salju masih tertidur saat tiba-tiba Farah bergabung di selimutnya, mengajak menonton film bersama.

Salju mengiyakan. Lagi pula biasanya film yang mereka tonton selalu mengasyikkan. Tapi kali ini ... ya, di awal, ia bisa menebak bahwa kedua tokoh cewek itu bersahabat. Sangat dekat. Sampai Salju harus menutup wajahnya dengan kedua tangan saat terjadi sebuah adegan yang seharusnya tidak dilakukan dua cewek itu!

Demi Tuhan, Salju bahkan baru kelas 1 SMP, anak berumur 13 tahun yang bisa dibilang baru lulus Sekolah Dasar dan belum mampu mencerna hal seperti itu. Pelajaran reproduksi yang baru ia terima di pendidikannya hanya tentang menstruasi!

SURYA & SALJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang