Tikungan 35

5.8K 921 278
                                    

Tulis hapus tulis hapus ini tuh 😂
Happy reading ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak❤️
***

Saat itu Surya hilang arah. Seringnya ditinggal sendirian di rumah membuatnya kerap terdiam di depan jendela kamar. Setahunya, semua masih baik-baik saja. Keluarganya jarang bertengkar hebat, justru malah jarang saling berkomunikasi. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali mereka duduk bersama dalam satu ruang keluarga, atau sarapan dan makan malam di waktu bersamaan.

Saat semua anak dijemput pada sore hari di lapangan kompleks, Surya hanya terdiam memandangi dengan keringat bercucuran. Kausnya yang lusuh dan tubuh kecilnya yang kelelahan seusai bermain terlihat menyedihkan.

Surya tidak pernah dijemput, satu kali pun. Ia hanya menerima uluran tangan Salju saat mengajaknya pulang bersama mama Salju. Sampai rumah, Surya kerap bebersih sendiri. Karena memang hanya ia sendirian dalam bangunan megah yang terasa kosong.

Semua berlalu sangat cepat. Seringnya Erna membawa lelaki lain dan mengenalkan terang-terangan pada Surya. Ia bahkan tahu mamanya kerap berbohong pada papa. Tapi Surya hanya anak kecil yang setengah ucapannya mungkin sulit dipercaya Hendy. Hingga suatu saat Surya membawa papanya ke hotel yang sering kali mamanya datangi bersama Alex.

Setelah itu pun, tidak ada pertengkaran. Atau mungkin mereka mencoba merahasiakan? Surya semakin tidak mengerti dengan keadaan. Bukankah seharusnya papanya marah? Bukankah sewajarnya mamanya berhenti bersikap begitu?

Amarah Surya seakan meledak saat kelulusan SD. Hendy mengamanahkan Surya kepada Erna. Papanya sedang sibuk-sibuknya meniti karier saat itu. Yang tidak Surya mengerti adalah Erna justru menggunakan hal itu untuk membuat suaminya marah. Erna tidak mendatangi acara kelulusan Surya.

Di saat siswa lain dirangkul ayah atau ibunya di momen berfoto satu kelas, Surya hampir kabur karena tidak ada yang berdiri di belakangnya dan tersenyum bangga, sekalipun ia menjadi salah satu dari tiga lulusan terbaik. Saat itu juga, papanya Salju berdiri di belakangnya, menjadi wali untuk Surya.

Sejak itu pertengkaran mulai terjadi. Hendy tahu ternyata Erna tidak benar-benar menemani Surya saat ditinggal bekerja. Keduanya saling melempar kesalahan. Satu menuduh yang lain. Satu merasa kurang diperhatikan. Satu meminta pengertian. Terus berlanjut seperti itu.

Surya jengah. Ia putus asa dengan hidup. Lalu Farah datang, menjadi satu-satunya perempuan dewasa yang mengerti keadaannya. Ada di saat ia terpuruk. Mengusap kepalanya saat ia butuh kasih sayang. Bertahun-tahun tidak merasakan kasih sayang mamanya membuat Surya terlena dengan perasaan nyaman terhadap Farah.

Surya hanya anak kelas 1 SMP yang belum terlalu mengenal cinta. Karena itu yang ia ucapkan sembarang pada Farah di suatu sore. Bahwa Surya mencintai Farah. Seperti remaja pada umumnya, ia ingin Farah menjadi pacarnya walau umur mereka terpaut lima tahun.

Farah mengiyakan. Seminggu kemudian, Farah mengenalkannya pada sebuah cairan pekat yang membuat tenggorokan Surya terasa terbakar. Dari mulai minuman berkadar alkohol rendah sampai tinggi. Bodohnya, Surya menuruti hal itu. Karena menurut Surya, hanya Farah yang dipercaya bisa membuatnya baik-baik saja tanpa tahu bahwa Farah mendorongnya ke pergaulan yang tidak wajar.

Suatu malam, mereka berdua mabuk. Farah mabuk berat sedangkan Surya masih sadar, setidaknya ia bisa berjalan tanpa terperosok. Pinta Farah dengan raut permohonan agar Surya mengiriminya foto 'menjijikan' yang Surya sesali seumur hidup, ia turuti.

"Katanya cinta sama aku, berarti harus mau."

Hanya kalimat seperti itu, sudah membuat Surya mengangguk setuju. Tidak hanya sekali dua kali, Farah menggunakan kalimat itu saat meminta uang kepada Surya. Saking mudahnya Surya terjebak. Saat kata-kata Farah tidak lagi ampuh untuk Surya, perempuan itu mengubah bentuk ancaman dengan foto yang pernah Surya kirim kepadanya.

SURYA & SALJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang