#11

404 6 1
                                    

Pagi itu Adit terbangun. Ia masih telanjang bulat bersama Ega yang masih tidur di sampingnya. Ia langsung bangun dengan gontai dan kepalanya langsung pusing dan perutnya mual karena kebanyakan minum tadi malam. Ia segera lari di toilet muntah-muntah. 

Setelah kondisinya mulai fit ia melanjutkan mandi lalu meninggalkan Ega yang tampaknya sudah bangun namun masih malas bergerak. Ega mengumpulkan nyawa, merenggangkan tubuh sambil menguap lebar-lebar seraya telanjang bulat. Adit turun ke restoran untuk sarapan sendiri tanpa mengajak Ega.

Tak berselang lama Tika dan Andre baru datang langsung menghampiri Adit yang tampak sarapan sendiri. Adit menyambut Tika dengan datar. Tak lama kemudian disusul oleh Ega yang sudah berpakaian lusuh sisa semalam namun tampaknya ia belum mandi. 

Ega langsung mengambil sarapan dan duduk di meja Adit. Tika mengabarkan hal gembira bahwa ia akan ke Lombok ikut Andre bersama komunitas backpacker dari Australia. Tika mengajak Adit dan Ega sekalian.

"Maaf Tik sepertinya mama dan papa sudah mengkhawatirkan aku. Aku harus segera pulang." Jawab Ega menolak halus ajakan Tika.

"Yaudah gak papa. Kalo gitu kalian sering seringlah hubungi aku ya, kayaknya aku bakalan cari kerja di Bali aja deh Ga, aku udah bosen hidup di Surabaya. Mungkin aku akan sekosan sama Icha. Oh iya Andre udah berjanji bahwa ia akan mengajakku liburan ke negaranya. Ntar kalo aku ke Australia kalian bisa maen ke tempatku oke!" Kata Tika. 

Ia memberikan nomer henfon Icha kepada Ega untuk menayakan kabarnya jika ia sulit dihubungi. Tika naik ke kamar membereskan barang barangnya. Ia akan segera berangkat ke Lombok mungkin dilanjutkan ke pulau Komodo hingga Flores bersama teman teman Andre. 

Setelah ia selesai berpelesir ia berniat pulang ke Surabaya untuk pindahan ke Bali mencari rezeki di sini. Ia membiarkan saja urusan kampus yang keleleran tidak peduli ia dengan Drop Out.

Tika memberikan uang hasil jerih payah Adit dan Ega saat itu yang dititipkan padanya. Tika menyerahkan urusan check out hotel pada Adit dan Ega. Tika berpelukan dengan Adit dan Ega lalu ia pergi bersama Andre.

Adit dan Ega merasa sangat kehilangan saat Tika pergi. Mereka mulai tidak nafsu makan. Mereka tidak tahu lagi rencana apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Akhirnya mereka putuskan untuk pulang.

Ega dan Adit membereskan barang-barang mereka. Tak ada perbincangan seru lagi di antara mereka. Hati mereka berkecamuk. Pertama, mereka merasa kehilangan Tika sahabatnya. Kedua, hati mereka berkecamuk antara cinta dan hina yang menjadi satu atas hubungan persahabatan Adit dan Ega. 

Mereka merasa hina saat melakukan persetubuhan tadi malam. Namun perasaan cinta tak dapat dihindari. Akhirnya mereka mengesampingkan cinta dan berjalan pada norma norma yang distrukturkan oleh masyarakat.

***

Setelah mereka berdua pulang, Adit dan Ega langsung memutus hubungan pacar mereka masing-masing yang ternyata merupakan cewek tukang selingkuh. Kabarnya setelah Putri dan Angel diputus oleh Ega dan Adit maka persahabatan Putri dan Angel kemudian hancur. 

Untuk sementara Adit dan Ega menyendiri dulu untuk menenangkan pikiran mereka karena stress setelah putus dengan pacarnya. Untuk sementara Adit dan Ega berdiam diri berada di rumah masing-masing dan tidak berkunjung ke rumah sahabatnya.

***

Acara Prom Night dan perpisahan di SMA Hang Tuah Surabaya telah dimulai. Ega menanti Adit di pintu aula tempat pesta perpisahan SMA diselenggarakan secara meriah. Sudah 1 minggu ia tidak bertemu dengan Adit. Ia ingin sekali bertemu. 

Beberapa hari setelah liburan dengannya Ega selalu dibayang-bayangi rasa rindu. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi dengannya. Ia merasa sangat yakin bahwa Adit juga merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan. Rasa itu adalah rasa cinta.

Ega merasakan jatuh cinta pada Adit. Ia tak ingin membohongi dirinya sendiri, maka dari itu di acara ini ia ingin mengungkapkan perasaan cintanya pada Adit dan ingin melakukan persetubuhan kembali dikesempatan lain.

Band OSIS sudah berkumandang. Musik DJ tamu juga sudah memecahkan suasana. Namun batang hidung Adit tak kunjung muncul. Hingga acara perpisahan yang meriah serta mengharukan telah usai. Adit benar-benar tidak datang malam itu. Ega harus ikhlas mengubur rasa cintanya dalam dalam.

***

3 bulan kemudian. Ega dan Adit bertemu kembali di salah satu mall di Surabaya. Pergi minum secangkir kopi di cafe lebih baik daripada membuat alasan untuk menghindarinya. Tampilan mereka kini berubah total, kini mereka semakin dewasa dan terpelajar.

Mereka berdua duduk satu meja dengan canggung. Adit menanyakan Ega kuliah di mana. Ega menjawab kuliah di Yogyakarta mengambil jurusan Manajemen, orang tuanya yang memaksa kuliah di sana. 

Kemudian Ega ganti bertanya pada Adit kuliah di mana. Adit menjawab kuliah di Malaysia, University of Malaya ia mengambil jurusan Teknik Sipil, ia juga dipaksa oleh papanya. Kemudian mereka terdiam mati kata karena tak ada topik lagi yang akan dibicarakan.

Tiba-tiba Ega memberi tahukan informasi yang sangat sensitif.

" Kamu masih ingat Tika?" Tanya Ega pada Adit.

"Ya Tentu saja." Reaksi Adit masih canggung sambil sibuk mengaduk kopinya.

"Ia sudah meninggal saat perjalanan pulang dari Lombok bersama Andre pacarnya. Mereka kecelakaan motor yang dikendarainya." Ega bercerita dengan nada rendah berintonasi ironis.

Adit sangat kaget sambil memandang mata Ega beberapa saat. Ketika Ega memandang matanya, Adit segera membuang pandangannya ke arah kopinya yang masih di aduk aduk. Ia berusaha menyembunyikan rasa syoknya.

"Icha yang memberi tahuku. Ketika itu aku mau menagih uang tagihan kosan bulanan pada Tika namun ia sulit dihubungi untung saja aku ingat kalau diberi kontak Icha lalu aku menghubungi dia. Dan ternyata yang kuterima berita yang sangat mengejutkan. Kemudian mamaku menguruskan kematian Tika dan memberi tahu pada pihak kampus tempat Tika kuliah. Akhirnya pihak kampus melacak informasi orang tuanya lalu barang barang Tika yang di kosan diambil oleh keluarganya di Banyuwangi." Cerita Ega dengan nada yang penuh ironis dan berbela sungkawa hingga membuat suasana menjadi kelam.

Adit mendengarkan Ega sambil menunduk melihat kopinya yang terus diaduk tanpa diminum setetespun. Ia tak bisa bicara lagi. Ia syok setengah mati hingga sulit menelan ludahnya sendiri.

"Apakah ada pesan pesan dari Tika yang disampaikan Icha sebelum Tika meninggal?" Tanya Adit kemudian dengan suara sedikit bergetar dan penuh keragu-raguan.

"Tidak ada." Jawab Ega singkat.

***

Adit mohon pamit karena teman-teman komunitas mahasiswa Jawa Timur yang kuliah di Malaysia akan ada pertemuan di cafe Excelco lantai 3. Ia memanggil pelayan untuk membayar semua tagihan namun Ega bersikeras yang membayar tagihannya. 

Ega masih menunggu di cafe tersebut karena akan akan ada janji dengan pacar barunya seorang mahasiswi muslimah berkerudung panjang kenalannya di kampus. Mereka janjian akan menonton film di bioskop bersama.

Lalu Ega dan Adit berdiri, mereka berjabat tangan kemudian Adit pergi duluan. Hingga saat itu, mereka tidak pernah bertemu lagi dan berpisah untuk selamanya...



TAMAT

SAHABAT dalam tanda kutip (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang