(S)

2.6K 269 6
                                    


Meskihpun Jaemin berniat membayar uang kuliah Lia, tetap saja gadis itu tidak bisa diterima kembali karena meskih sudah sembuh, riwayat penyakit jiwa yang dimilikinya sudah jadi lampu merah untuk Lia.

"Jangan sedih!"

"Aku tidak sedih."

"Kau bisa masuk falkultas lain!"

"Aku sudah menyerah pada mimpi dan hidupku Jaemin, bisakah sekali saja kau biarkan aku pergi?!"

"Kau ingin pergi kemana dulu?"

". . . kalo ingin pergi dari dunia ini kau tidak akan bisa, karena aku akan selalu menghalangi niatmu itu!"

Lia mendorong Jaemin hingga tubuh cowok itu membentur tembok apartemen.

"Apa maumu?" Lia memukul tembok tepat disamping kepala Jaemin.

Tatapan mata gadis itu berubah, seperti ada orang lain yang tengah menguasai tubuhnya.

"AKU SELAMA INI DIAM KARENA KAU ORANG BAIK."

"..."

"TAPI SIAPA KAU TERUS - TERUSAN MENCOBA MENGHALANGI AKU?!"

"..."

"APA UNTUNGNYA BAGIMU, DISAAT ORANG YANG KAU TOLONG INI HANYA INGIN MATI?"

"..."

"KAU--" ucapan Lia terpotong saat Jaemin menarik tengkuk dan menyentuh bibirnya.

Lia berontak karena Jaemin hanya membawa kembali memori kelam dan semakin membuat kacau pikirannya.

Perlahan Jaemin membalikan keadaan dengan mendorong Lia ketembok dan mengunci pergerakan gadis itu.

"Ah- jae--min." Julia mendesah karena kini ciuman sepihak cowok itu turun kelehernya.

"I'm thirsty," bisik Jaemin ketelinga Lia.

Apa yang membuat Jaemin haus, apa maksudnya? Julia terus bertanya - tanya sementara Jaemin memperdalam ciumannya.

"Please..."

"Please what?"

"Just kill me don't fuck me up!"

"My pleasure, sweetheart," Setelahnya Jaemin kembali keleher Lia, tangannya menyentuh leher jenjang gadis itu.

Segera dia mengigit sisi leher Lia dengan gigi taring yang jadi lebih panjang dari biasanya.

Menusuk perlahan kulit Lia semakin memperdalam luka pada dua titik dileher gadis itu.

Sangat sakit sampai Lia bukan hanya sekedar berteriak, tapi juga untuk pertama kalinya gadis yang mengaku mati rasa itu akhirmya menangis.

"Ka-kau vampir?" Jaemin tidak peduli, dia terus menghisap darah yang mengalir dari leher Lia.

Hingga kepala Lia pening dan pandangannya kabur, kaki - kakinya di bawa sana sudah tidak bisa lebih lama menahan tubuhnya yang mulai melemas.

"Tolong bunuh aku saja, jangan jadikan aku sepertimu aku tidak ingin hidup selamanya!"

"Apa maksudmu?"

Perlahan tubuh Lia terjatuh dan pandangannya semakin kabur hingga gelap sepenuhnya.

to be continue

ᴛʜɪʀꜱᴛʏ ; (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang