12. REGRET

3.3K 275 22
                                    

Day 16

Hari ini adalah hari terakhir kunjungan ke Jepang. Besok pagi-pagi, kapal akan kembali berlayar.

Dan kemungkinan hari ini juga hari terakhir hubungan Jaehyun dan Yeona terjalin.

Harapan itu sebenarnya telah menjadi harapan Jaehyun dan Yeona selama ini. Namun, semakin hari hati mereka semakin bertaut dan mereka tidak pernah mengerti siapa yang salah di sini.

Pagi-pagi benar Jaehyun kembali ke hotel dengan kondisinya yang jauh lebih waras. Di tangannya sudah ada salep untuk mengobati kemaluan Yeona yang tadi malam ia lukai.

Namun, melihat Yeona masih tertidur dengan sisa-sisa isakan kecilnya membuat Jaehyun memutuskan untuk menunggu hinga matahari terbit. Selama itu, ia selalu memperhatikan bagaimana gadis itu tertidur dengan wajah yang tidak tenang.

Pasti rasanya sangat menyakitkan. Ia ingat seberapa kasar perlakuannya pada Yeona semalam, namun ia tidak pernah bisa memperbaiki keadaan kecuali meminta maaf.

Jaehyun mendudukkan dirinya di tepi ranjang kemudian mengusap pelan rambut panjang gadis itu. Ia mengangkat tangannya ketika Yeona mengerang kecil dengan sisa-sisa isakannya. Bibirnya mengatup kuat sebelum kemudian berkata lirih, "Yeona, wake up."

Kedua mata yang bengkak itu perlahan-lahan terbuka, menampilkan kondisi mata Yeona yang memerah. Gadis itu membulatkan matanya ketika melihat Jaehyun begitu dekat dengannya. Ia memberingsut ke belakang seraya mengeratkan selimut ke tubuhnya. "Apa yang akan kau lakukan?"

Jaehyun tersenyum pahit melihat wajah Yeona yang masih ketakutan saat menatapnya. Ia tidak bisa memaksa gadis itu untuk tidak takut padanya. Ia tahu ia sudah menjadi monster di mata Yeona.

"Maafkan aku, Yeona. Semalam aku benar-benar tidak sadar," lirihnya seraya menunduk dalam.

Yeona masih berusaha mengatur napasnya yang pendek-pendek. Wajah Jaehyun terlihat sudah lebih baik dari semalam dengan plester di lukanya. Rupanya pria itu sudah mengobati dirinya sendiri.

Wajah Jaehyun juga tidak lagi semengerikan semalam. Yang ia lihat hanya lah sesal dan gusar di mata jernih Jaehyun. Namun, luka batin dan luka di kemaluannya belum bisa meyakinkannya untuk memaafkan pria itu.

Pria itu mengangkat kepalanya, terdiam sesaat untuk menatap Yeona kemudian berkata, "Aku membelikanmu salep. Bolehkah aku mengobati lukamu?"

"Tidak."

Jawaban singkat Yeona membuat gerakan jari Jaehyun untuk membuka tutup salep itu terhenti. Pria itu menatap gadis yang berusaha untuk duduk di tengah rasa sakitnya.

Yeona menyahut salep di tangan Jaehyun. "Aku akan mengobatinya sendiri," ujarnya sebelum kemudian perlahan-lahan bangkit dari ranjang. Selimut putih dengan bercak kemerahan itu ia lilitkan di tubuhnya sebelum meninggalkan pria itu ke kamar mandi.

"I'm so sorry."

Suara lirih Jaehyun tak membuat Yeona menghentikan jalannya walau pun harus tertatih-tatih. Sebelum memasuki kamar mandi, ia sempat menyahut ponsel yang ia letakkan di atas kopernya.

Di dalam kamar mandi, ia langsung duduk di atas kloset dan menunduk dalam. Perlahan-lahan, tangisnya keluar lagi setelah semalaman ia harus menahan diri untuk tidak menangis terlalu keras.

Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya agar isakannya teredam. Bukan karena sakit yang ia rasakan di kemaluannya, ia menangis karena semua yang ia lakukan bersama Jaehyun.

Sakit yang ia rasakan di kemaluannya tidak lebih sakit dari rasa sakit yang ia rasakan setelah merasakan rasanya jatuh cinta pada orang yang salah di waktu yang salah pula.

(UN)BROKEN VOWS - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang