EPILOGUE: REMINISCENCE

4.7K 297 69
                                    

Day 29

Hari ini adalah hari terakhir kapal pesiar itu berlayar. Hari ini juga menjadi hari terakhir bagi Jaehyun dan Yeona untuk merajut perasaan mereka.

Dari semalam, Jaehyun tak berhenti untuk mengawasi kondisi Yeona. Beruntung gadis itu cepat pulih setelah mendapat penanganan di klinik yang ada di kapal tersebut.

Sepertinya Yeona hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran sehingga ia bisa tumbang. Belum lagi, gadis itu memiliki riwayat darah rendah sehingga sangat mudah untuk kelelahan dan pusing.

Pagi-pagi betul, Jaehyun sudah siap datang ke kamar Yeona dan memastikan gadis itu benar-benar dalam kondisi baik. Bahkan ketika sarapan pun Jaehyun tak berhenti memperhatikan sekecil apapun gerak-gerik Yeona.

Hubungan mereka membaik, sungguh. Tidak ada lagi pertengkaran-pertengkaran atau pun kalimat sindir di antara mereka.

Bahkan kini Yeona mengenakan kalung pemberian Jaehyun setelah sebelumnya gadis itu berniat untuk membuangnya setelah tiba di Korea.

"Jaehyun," panggil Yeona dengan suara kecil.

Keduanya kini tengah berada di belakang kapal. Jaehyun memeluk erat Yeona dari belakang, membiarkan tubuh mereka diterpa oleh angin laut. Tatapan keduanya terpaku pada matahari yang hampir terbenam di ujung laut.

"Hm?"

"Besok genap 30 hari sejak kita pertama bertemu. Tidak terasa, ya?" Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap wajah tampan Jaehyun dari bawah.

Senyum lebar terpatri di wajah Jaehyun, menciptakan lubang cacat di kedua pipinya. "Semua terasa sangat cepat menurutku. Semua memori yang kita ciptakan, baik yang manis hingga pahit, terasa cepat berlalu. Ku rasa aku akan sulit melupakanmu besok."

Yeona mengalihkan pandangannya ke bawah. Ombak kecil yang diciptakan oleh pergerakan kapal itu sepertinya akan menjadi salah satu alasannya merindukan liburannya ini. Tentu saja selain sosok Jung Jaehyun.

Keduanya telah saling berkomitmen untuk menjadikan momen mereka indah tanpa kesedihan. Sudah cukup mereka saling menyakiti. Akan lebih baik jika perpisahan ini terasa manis.

Kedua lengan Jaehyun semakin erat melingkar di pinggang Yeona. Di atas pundak sempit milik Yeona, Jaehyun mendaratkan dagunya. Ia menghirup dalam aroma parfum Yeona yang bercampur dengan aroma laut.

"Selama 29 hari ini, kau mengenalkan padaku arti mencintai dalam ketidakbolehan. Memujamu walaupun faktanya menatapmu saja aku tidak boleh. Tapi, ku akui kau adalah magnet bagiku. Sulit untukku lepas dari jeratan pesonamu." Jaehyun memejamkan kedua matanya, masih dengan senyum kecil di wajahnya.

Jaehyun nampak sangat tenang saat mengucapkan hal itu. Lain dengan Yeona yang mati-matian menahan dirinya untuk sekedar berteriak.

"Selama hampir satu bulan kau mengizinkanku utuk dapat merasakan hangatnya pelukanmu. Dalam jangka waktu hampir satu bulan ini kau berhasil membuatku sulit untuk melupakanmu nantinya. Walaupun begitu, aku harus melupakanmu, kau pun juga. Aku percaya kau pasti mudah melupakanku, tapi aku pesimis jika aku bisa."

"We should." Yeona membalikkan badannya menghadap ke arah Jaehyun. Gadis itu menatap lurus ke arah mata jernih Jaehyun. Kedua tangan mereka bertaut erat.

Ia juga ingin menyampaikan hal yang selama ini ia pendam.

"Kau tahu? Aku tidak pernah menyangka aku akan melakukan dosa terbesar dalam hidupku denganmu. Kau orang yang sangat baik, Jaehyun. Aku jatuh cinta padamu." Ucapannya terhenti ketika tenggorokannya tercekat.

"Tapi, kau tau, perasaan ini tidak bisa kubawa terus hingga kapal ini berlabuh nanti. Ada kapal lain yang menungguku untuk kembali berlayar. Kau pun juga akan kembali menjadi nahkoda yang ditunggu oleh penumpangmu. Kapal kita berbeda arah, itu lah alasanku merelakanmu walaupun nantinya aku yakin aku akan banyak menangisimu."

(UN)BROKEN VOWS - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang