Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!# Happy Reading #
🌸🌸🌸
Keesokan paginya...
Sosok pemuda berbibir tebal dan berbahu lebar terbangun dengan perlahan. Terduduk dan memandang sekeliling. Sangat ingat jika dirinya ketiduran di kasur dan membiarkan tamunya berada di ruang tengah sendirian. Kepalanya tertunduk menatap jam yang masih melingkar di pergelangan tangannya.
Sudah jam 6 pagi.
Ia menghela nafas kasar. Tangannya mengusak surai ungunya dengan kasar. Mencoba menengok ke bawah. Memastikan jika Yoongi dan Yoona tidak ada di sana. Namun ia dikejutkan dengan sosok lelaki pucat yang terlelap sepenuhnya di sofa dan tubuhnya menghadap ke atas. Ke arah dirinya.
"Ck! Ternyata dia masih di sini." gumamnya pelan.
Setelah mengatakannya, Seokjin bangkit dari terduduknya dan menuju kamar mandi yang berada di lantai atas. Selang beberapa menit, Seokjin keluar dari kamar mandi. Berpakaian lengkap untuk ke kampus. Hari ini ia ada kuliah jam 8 pagi. Sehingga ia harus bersiap secepatnya.
Terus mengusak rambut yang basah dengan handuk kecil, Seokjin melangkah berdiri di pembatas kaca lantas atas. Bisa ia lihat sahabatnya yang tertidur begitu lelapnya.
Ia mendengus kesal. "Aigooo... Dia ini seperti anak gelandangan saja. Menginap ke sana kemari, tak jelas. Padahal dia punya Apartemen sendiri." gumamnya pelan. Menggeleng sejenak, menatap heran sahabat pucatnya itu.
'Tapi Apartemen ini akan sepi, jika tidak ada anak itu.' Seokjin tersenyum tipis menatapnya. "Gomawo Yoongi-ya," gumamnya lagi.
Lantas berbalik menuju kamar mandi. Tanpa menyadari sosok pemuda yang ia tatap sudah terbangun sedari tadi dan mendengar gumaman Seokjin dari bawah. Mata sipit nan tajam itu menatap udara kosong di mana Seokjin tadi berdiri. Hanya sekilas. Lekas memejamkan matanya kembali dikala Seokjin akan menuruni anak tangga.
"Berhenti berpura - pura tidur! Aku tahu kau sudah bangun." ketus Seokjin.
Menghela nafas pasrah. Yoongi membuka matanya dan mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap punggung sahabatnya yang berjalan ke arah dapur.
"Hari ini kampus libur."
Tutur katanya menghentikan pergerakan Seokjin yang akan bersiap membuat kopi. Sontak membalikkan tubuhnya secara spontan pada sahabat pucatnya itu. Menaikkan salah satu alisnya penuh tanya.
Yoongi mendengus kecil. "Tadi malam Namjoon memberi kabar padaku. Ayahnya akan mengadakan rapat bersama Dosen lainnya." terangnya singkat.
"Ck! Pantas saja kau kemari." Seraya berbalik menghadap pantry dapur kembali. "Kau seperti anak gelandangan yang tak ada tempat tinggal yang pasti," ledeknya.
"Memang aku tak memiliki tempat tinggal kan?" sahut Yoongi santai.
Pergerakan Seokjin lagi lagi terhenti. Melupakan fakta bahwa Yoongi merupakan anak yatim piatu yang sudah tak lagi tinggal di panti asuhan karena keinginannya. Ia memiliki Apartemen kecil. Yang dekat dengan kampus. Namun sekarang ia sudah tak lagi tinggal di sana dan semua pakaian yang Yoongi bawa ada di Apartemennya. Sebab ia sudah tak betah lagi, tinggal di sana karena sang pemilik Apartemen yang sangat perhitungan sekali padanya.
Yoongi bisa kuliah di SNU karena bantuannya. Tabungannya yang biasa untuknya berfoya - foya, kini hanya untuk membantu sahabatnya kuliah. Dan ternyata Ayah Namjoon juga membantu membiayai kuliah Yoongi. Sehingga Ayah Namjoon meminta tolong pada Seokjin untuk tidak membiayai kuliah Yoongi lagi. Pada akhirnya, ia hanya fokus membiayai kehidupan dirinya dan Yoongi selama tinggal di Apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins ✓
Fanfiction[COMPLETE] Kim Seokjin yang memiliki rahasia besar mengenai keluarganya, harus mengorbankan diri untuk melindungi Kim Seokjun dan Ibunya dari kejahatan yang dilakukan oleh sang Paman Kim. Adik kembar Ayahnya. Meski di belakang sang Paman Kim terdapa...